8 - Kamu Aneh

29.9K 3K 340
                                    

Jangan lupa isi tiap paragrafnya dengan komentar kalian ya walaupun ga harus semua paragraf, biar Author makin semangat( ˘ ³˘)♥

Jangan lupa isi tiap paragrafnya dengan komentar kalian ya walaupun ga harus semua paragraf, biar Author makin semangat( ˘ ³˘)♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak harus sama dengan orang lain. Kamu cukup berbeda, aneh dan saya suka.





Berdiri di depan toko bunga yang baru saja buka. Pagi-pagi buta dirinya langsung berangkat dengan seragam yang tak dimasukkan. Exton membuka pintu dan berjalan masuk menuju si pemilik toko.

"Mbak, bunga seperti biasanya." Wanita itu mengangguk mengerti karena Exton mampir tidak hanya sekali.

Kakinya ia ketuk-ketukkan di lantai sembari menunggu. Wanita itu kembali dengan sebuket bunga di genggaman. Bunga tulip putih beralih kepemilikan ke tangan Exton. Ia menyerahkan beberapa lembar uang cash dan kembali masuk ke mobil.

Hampir mendekati tempat yang dituju Exton melirik sekilas bunganya dan tersenyum senang. Orang itu pasti akan bahagia ia berkunjung, ini bunga kesukaannya, putih dan menyejukkan hati.

Mobilnya parkir di posisi strategis. Dirinya keluar dengan sebuket bunga di tangan. Mengundang atensi para orang-orang yang berada di rumah sakit. Bagaimana tidak, seorang laki-laki dengan ukiran wajah yang tampan, tubuh tinggi semampai, tangan yang berotot memegang sebuket bunga. Benar-benar bonus bisa melihat dia sepagi ini. Kakinya melangkah tanpa ragu lalu masuk ke salah satu ruangan khusus.

Mendengar suara pintu terbuka orang itu langsung menoleh ke arah Exton. "Sayang, akhirnya kamu mampir juga," sapanya girang dan mengundang seulas senyum di bibir Exton.

"Maap, Exton akhir-akhir ini sibuk udah masuk sekolah." Ia mendekat, diserahkannya bunga kepada wanita itu dan disambut dengan senang.

"Mamah, sehat-sehat aja 'kan?" Yang dipanggil mamah mengalihkan sorot matanya dari bunga ke manik mata Exton.

"Seharusnya mamah nanya gitu, kamu makannya teratur 'kan?" Chelsea—Mamah Exton— mengelus wajah putranya lembut dan terhenti di sudut bibir.

"Loh, kayanya luka baru, ini udah diobatin?" tanya mamahnya sedikit panik. Exton mengangguk sebagai jawaban dan tersenyum sembari mengusap-usap punggung tangan mamahnya. Kelihatan sekali bahwa ia sangat sayang dengan wanita ini.

"Diobatin sama siapa? Biasanya juga kamu biarin. Jangan-jangan kamu punyar pacar, ya?" tebak mamahnya dengan menatap Exton sedikit jahil.

"Belum." Chelsea menyipitkan matanya membaca ekspresi putra semata wayangnya ini. Terlihat sekali kalau laki-laki ini sedang menyembunyikan sesuatu. Ia tidak bisa berbohong dari mamahnya sendiri. Seorang mamah saja bisa menemukan barang yang hilang apalagi hanya membaca ekspresi anaknya sendiri. Kecil itu mah.

"Belum? Berarti masih proses dong." Mamahnya semakin gencar menjahili Exton yang tak bisa berkutik jika di hadapan Chelsea. Manis sekali anaknya ini.

GALEXTON ✔️ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang