13 - Prinsip Keluarga

26.9K 2.6K 414
                                    

Galexton rencananya akan jarang update, mau baikin mood akhir-akhir ini ngerasa aneh aja gitu, takut nanti alurnya malah kacau bikin kalian bosen, jadi doain aja 😉

Galexton rencananya akan jarang update, mau baikin mood akhir-akhir ini ngerasa aneh aja gitu, takut nanti alurnya malah kacau bikin kalian bosen, jadi doain aja 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tempat favorit saya di dunia adalah di samping kamu.





Exton menutup pintu utama setelah mengantarkan teman-temannya pulang. Berjalan dengan santai, sampai di mana pria yang duduk di ruang tamu menatapnya intens.

"Exton, ada yang mau papah bicarakan." Suara yang tegas dan berat membuat Exton tak bisa menolak.

Ia mendekat dan duduk di sofa berseberangan dengan pria itu. Zerstorung membenarkan posisi duduk yang awalnya bersandar di sofa menjadi duduk tegap seperti ada hal serius yang ingin dibicarakan. Tangannya bertumpu pada kedua paha.

"Kamu ingat sama prinsip keluarga kita?" Bukan terdengar seperti pertanyaan melainkan sebuah peringatan keras untuk Exton.

Exton hanya mengangguk enggan membuka suara. Ia ingat betul prinsip keluarga yang turun temurun. Prinsip keluarga yang sangat mencerminkan dirinya dulu, sebelum bertemu Leyna.

"Tidak boleh mencintai orang lain selain diri sendiri," ujar Zerstorung mengingatkan. Sorot matanya meredup berharap semoga Exton mengerti. Kedatangan Leyna di rumah ini membuat putranya berani menyerang dengan brutal para pengawal.

"Pah, kalau gitu kenapa Exton bisa lahir? Kalau papah ga cinta sama mamah?" Exton bergerak gusar. Hembusan napasnya terdengar jelas. Tak habis pikir dengan prinsip yang menurutnya semakin aneh itu.

"Papah hanya membutuhkan anak untuk pewaris nantinya, setelah dapat, sesuatu yang sudah tidak berguna tinggal dibuang." Zerstorung menjawabnya dengan enteng. Exton menggertakkan giginya pertanda ia geram. Mamahnya sedang berjuang supaya sembuh sedangkan papahnya tidak terlihat cemas sama sekali.

"Sekarang, kamu pulangkan gadis itu." Perintah Zerstorung amat tak terbantah. Setiap kata yang ia lontarkan bagai ancaman. Aura mengintimidasi Exton ternyata diturunkan oleh pria ini.

Exton menelan salivanya kaku. Suasana menegang tatkala Zerstorung menyilangkan tangannya di depan dada dan mengetukkan jari di atas tangan yang satunya. Sorot matanya semakin menajam menandakan bahwa pria itu tidak senang jika dibantah.

Tak diduga, dengan beraninya Exton menggeleng tanda ia tak setuju. Wajahnya benar-benar tanpa ekspresi. Suasana di ruang tamu semakin mencekam. Para pengawal yang ingin lewat memilih untuk mundur alon-alon. Ditambah saat Zerstorung berdiri hingga atmosfer semakin gelap.

Exton ikut bangkit dari kursi. Tinggi yang hampir sejajar dengan papahnya membuat Exton tak kesulitan membalas tatapan tajam pria itu. Namun, terlebih dahulu ia menyudahi aksi tatapan-tatapan tersebut.

"Kalau masalah Leyna, Exton ga bisa nurutin mau Papah." Kalimat terakhir Exton sebelum ia berlenggang pergi meninggalkan Zerstorung yang berusaha menahan emosinya.

GALEXTON ✔️ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang