18 - Ayo Balikan!

19.8K 2.1K 299
                                    

Memberikan kesempatan kedua sama halnya dengan menjual hati untuk disakiti lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memberikan kesempatan kedua sama halnya dengan menjual hati untuk disakiti lagi.








Dengan tergesa-gesa seorang gadis berlari ke arah Mas Ojol yang sedari tadi bertengger di atas motor. Tanpa basa-basi belum juga mas ojol membuka suara, gadis itu langsung merampas helm yang hendak diserahkan dan duduk di depan. Terpaksa mas ojol mundur dan duduk di belakang. Siapa penumpang siapa pemilik motornya coba?

"Mas berdoa aja di belakang semoga kita berdua ga terbang. Soalnya saya udah telat banget ini."

Leyna menaikkan standar motor. Memutar kunci dan menancap gas dengan kecepatan tinggi. Tidak peduli kaca helmnya yang terangkat karena tertiup angin. Mas-mas di belakang terus merapalkan doa tidak mau nyawanya melayang sekarang juga. Gadis itu dengan lincah menyelip mobil dan motor yang berlalu lalang.

Membelokkan motor meninggalkan jalan raya. Ini adalah jalan cepat setiap ia pulang jalan kaki. Tanpa menuruni kecepatan Leyna terus memasuki pelosok jalan kecil. Saat melewati pepohonan yang masih asri seekor binatang lewat membuatnya mengerem mendadak.

"ANJING!" serunya kaget dan kembali menancap gas motor.

"Eeh bukan, itu kucing." Leyna menyengir saat menyadari bahwa binatang itu adalah kucing dengan bulu oren yang mendominasi. Mas ojol enggan membuka suara melihat penumpang aneh ini.

"Liat kucing bilangnya anjing, liat mantan bilangnya anjing, semua aja anjing, apapun dianjing-anjingin." Tawa Leyna semakin pecah menyadari bahwa sedari tadi dirinya terus berbicara sendiri. Di atas motor pula, bagaimana pandangan orang-orang melihatnya, Leyna tidak peduli sih, yang penting ia merasa senang.

Mas Ojol menatapnya jengah. Mimpi apa ia semalam dapat penumpang model begini. Cantik sih tapi aneh. Merasakan motornya berhenti Mas Ojol mengucapkan Alhamdulillah berkali-kali.

Menyerahkan duit dan langsung berlari menuju gerbang. Beruntung gerbang masih ada perbaikan jadinya Leyna langsung masuk tanpa memanjat pagar.

Terus berlari walaupun napasnya sudah ngos-ngosan. Koridor nampak sepi. Ia langsung mendorong pintu kelas XII-IPA 3 dengan keras dan berdiri di depan papan tulis. Sedikit membungkuk menopang badannya dengan kedua tangan di lutut. Ia mengatur napas yang memburu dan menoleh ke arah teman-temannya.

"Ada guru ga?" tanya Leyna di sela-sela dada yang turun naik karena napas tak teratur.

Melirik lewat ekor matanya ke arah yang ditunjukkan oleh ketua kelas dan berhenti di pojok kiri. Dimana seorang pria gendut, kumis tebal dan kepala plontos tengah memandangnya nyalang. Leyna menyengir tanpa dosa.

"Eeh Bapak, selamat pagi Bapak," sapa Leyna sumringah beralih ia menatap ke depan.

"Selamat pagi atas hadirin yang telah hadir. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di pagi yang cerah ini."

GALEXTON ✔️ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang