33 - Pengkhianat Lagi dan Lagi

12K 1.3K 120
                                    

Suatu hubungan bisa bertahan lama karena adanya kepercayaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu hubungan bisa bertahan lama karena adanya kepercayaan. Dia mencintaimu, dia akan percaya padamu.












Turut berduka untuk para perempuan yang dilarang orang tuanya nginap di rumah teman. Tapi, itu tidak berlaku untuk teman-teman Leyna. Amel kini menguasai wilayah perkasuran dan Ola menguasai wilayah meja belajar. Sedangkan si pemilik kamar terbaring di lantai dengan kakinya diletakkan di atas kasur.

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Tidak ada diantara mereka yang nampak mengantuk. Dengan ide Ola ingin menemani Leyna semalaman ini tentu saja disetujui oleh Amel dan Leyna bersemangat.

"Woy La! Tumbenan banget lo pacaran sama buku," tegur Amel dengan posisi tengkurap.

Yang ditegur hanya berdecak. Melirik Amel malas dan kembali menatap buku yang penuh coretan di atas meja.

"Pusing gue dikasih pertanyaan kaya gini sama Bobby." Ola mendorong kesal buku miliknya. Menyilangkan tangan di depan dada.

Leyna dan Amel bangkit menuju ke arah Ola. Keduanya meringis mendapati unsur-unsur atom yang bertuliskan tinta hitam. Ola kembali menarik bukunya mendekat.

"Otak gue langsung sariawan," keluh Leyna mengelus-elus perutnya.

Amel meraih tangan Leyna dan mengarahkannya ke pelipis gadis itu. "Goblok boleh tapi jangan sampe lupa letak otak dimana," ujarnya memperingati dan kembali ke tempat semula.

"Emang Bobby ga ngasih cara penyelesaiannya gimana?" tanya Amel yang mulai memutar drama Korea di handphonenya. Dalam keadaan tengkurap ia menekuk kakinya dan menopang dagu. Wajah yang biasanya galak bersemi saat videonya dimulai.

"Dia ngomongnya sepenggal-sepenggal mulu. Yang paling gue inget nih ya katanya gini. Itu unsur atom ... nomor ... jumlah." Ola tertegun sebentar. "Unsur atom ... nomor ... jumlah," ulangnya lagi menatap kosong ke depan.

Amel dan Leyna kompak menoleh ke arahnya. Ola terdiam dengan mulut yang terus berucap tanpa suara. Beberapa menit ia tersenyum lebar sembari memukul meja senang. Kembali mencoret-coret di buku dengan fokus. Leyna dan Amel beralih fokus ke kegiatannya masing-masing.

"WOOO NAPAS BUATAN TOLOOONG, WOOOY AAA GUE BAPER!" teriak Amel heboh berguling-guling di atas kasur. Mengigit guling dan memukul-mukulnya gemes.

"BANGSAAT!" umpatnya keras mendapati satu panggilan masuk di handphonenya. Sudah masuk di bagian romantis ada-ada saja human yang menggangu suasana. Amel tambah kesal saat panggilan langsung diakhiri padahal dia belum menjawab sama sekali.

"OLAA! VANO NANYA KENAPA LO GA BALES CHAT DIA." Amel melirik sinis ke arah Ola tapi gadis itu tak terusik sama sekali.

"Amel! Ga usah teriak-teriak, kita ga lagi di hutan," tegur Leyna pelan. Memang dia pikir penghuni di kamar ini budek atau apa?

GALEXTON ✔️ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang