16

3.1K 738 181
                                    

"Yoshi mau kemana?" tanya junkyu di ambang pintu.

"Mau ke makam." jawab yoshi lalu berlalu begitu saja.

"Hari ini sidangnya gon, lo ga ikut?"

Yoshi berhenti berjalan, membalikkan badan menatap junkyu.

"Gue udah terlalu capek liat sandiwara orang-orang." setelah mengucapkan itu ia pergi, bahkan berlari tak ingin mendengar ucapan junkyu lagi.

"Iya si gue juga" gumam junkyu.

***

Prediksi yoshi benar ia akan bertemu ayahnya di makam, ayahnya mondar mandir di depan makam yoshi, ia terus menggumamkan sesuatu entahlah apa itu yoshi tak mendengarnya.

Yoshi mendekat, ia berdiri di seberang makam, tepat menghadap ayahnya.

"Kamu pikir ayah akan tangkap pembunuhnya? Ngak nak. Ayah malah berterima kasih sama pembunuhnya"

Ucapan itu seperti tamparan kuat bagi yoshi, ia menggepalkan tangannya kuat. Ia benci kenapa ia tak bisa membenci ayahnya ini, ia sudah berusaha keras untuk membencinya. Namun bagai mana bisa seorang anak membenci ayahnya sendiri.

"Bahkan setelah kamu mati, kamu makin nyusahin ayah"  sang ayah menendang pasir ke arah makam yoshi.

Wahh!!

Yoshi tak menyangka ayahnya akan melakukan itu.

Sang ayah berjongkok dan memegang nisan anaknya.

"Ayah akan ceritain alasan ayah benci ke kamu."

Jantung yoshi tiba tiba berdeguk kencang, ini yang ia cari cari selama ini, apa yang membuat ayahnya benci padanya.

"Pertama kamu bukan anak ayah."

Ya yoshi tau itu, saat marah sang ayah selalu melontarkan kata itu.

"Kedua kamu pintar, kakek nenek suka sama kamu, kamu kapan aja bisa rebut posisi ayah. Ayah ga mau."

Sungguh aneh kenapa ia iri pada yoshi?, bahkan secuilpun pemikiran untuk menduduki kursi jabatan itu tak terlintas pada otak yoshi.

"Kamu spesial, kamu dapat perlakuan baik dari orang orang. Sungguh tidak adil, ayah dulu ga pernah rasain ke mewahan yang kamu rasain, jika kamu anak ayah, ayah akan maklumi, tapi kamu anak orang lain, kamu ga berhak dapatin itu semua."

"Ayah senang kamu kabur dari rumah, ayah senang kamu ngaku di depan media, bahwa kamu bukan anak ayah. Nah semenjak itu kamu dapat perlakuan ga baik dari orang-orang ayah seneng."

"Kamu pikir ayah ga sengaja ngerobek baju ceo perusahaan. Gak nak ayah sengaja, ayah robek pakai pisau, ayah tau kamu bakal lakuin apa aja demi ayah, nah saat itu lah kesempataanya. Kamu berlutut minta maaf pada ceo atas nama ayah selama berjam-jam."

Yoshi pernah meminta maaf atas nama ayahnya di depan ceo dan banyak kolega kolega perusahan waktu itu. Ia rela menahan rasa sakit di lututnya akibat menunduk hampir sejam lamanya. Tapi kenyataannya itu hanya permainan sang ayah.

Yoshi ingin sekali menjambak rambut ayahnya, kenapa ia senang sekali memainkan perasaan yoshi, tapi ia tak bisa lakukan itu, yoshi ini takut dosa.

Our little brother [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang