21

2.6K 660 58
                                    


Haruto menggigit bibirnya kala di tatap oleh sang ibu, haruto benar benar merindukan sosok perempuan yang tengah menatapnya sekarang.

Dengan ragu haruto melangkah perlahan menghampiri sang ibu.

"Jangan mendekat" ucapan dingin itu menusuk hulu hati haruto.

"I-ibu haruto kesini-"

"Mau bunuh ibu juga?"

BRAK!.

Jongwoo membanting pintu kuat, sehingga ia menjadi pusat perhatian sekarang.

Anak itu menghampiri ibu haruto, dengan mata tajam miliknya ia menatap ibu haruto penuh kebencian.

Haruto ingin menahan jeongwoo namum ia di tahan duluan oleh junghwan.

Haruto mentap junghwan untuk di lepaskan, namun junghwan menggeleng mengisaratkan agar membiarkan jeongwoo.

Jeongwoo menyentuh tangan ibu haruto.

"Lihat aku bukan manusia lagi."

Ibu haruto membesarkan matanya, ia sedikit menggerutu, ia memang bisa melihat mahluk halus namun ia cukup payah dalam membedakan manusia dan mahluk lain.

"Begitu juga dengan anak mu." jeongwoo melepaskan pengangannya dan mundur satu langkah.

Ibu haruto diam, entah kenapa ia tak percaya anak ini.

"Saya pikir, punya orang tua sangat menyenangkan, kamu di sayang, kepala mu di usap saat kamu menangis, tapi itu semua salah, yang saya lihat selama ini orang tua adalah masalah utama dalam hidup saya dan semua sodara saya."

"Diam kau, kau tidak tau rasanya menjadi orang tua. kau tidak tau rasanya saat anak mu mebangkang-"

"Ya. saya emang ga tau, saya ga tau rasanya jadi orang tua, saya gatau rasanya saat anak membangkang. Karna faktanya saya ga tau itu semu, saya ga tau gimana wajah orang tua saya, saya ga tau gimana marah orang tua saya, bahkan saya ga tau nama mereka."

Ibu haruto terdiam, manik miliknya terus menatap manik milik jeongwoo, ada penuh kesedihan pada mata anak 17 tahun tersebut.

"KECELAKAAN ITU BUKAN SALAH HARUTO! KENAPA BIBIK MENGHUKUMNYA SEPERTI INI, DIA GAK PANTES DAPAT PERLAKUAN BURUK SELAMA INI" Teriak jeongwoo.

Bukan hanya ibu haruto, junghwan dan haruto ikut terkejut, teriakan jeongwoo sangat menyeramkan.

"Dia anak baik, bahkan dia mau ngamperin saya yang duduk kaya gembel di pinggir jalan. Kenapa bibik menghukumnya seperti ini, jika saja bibik ga ngusir haruto mungkin dia ga bakalan mati sekarang."

Jeongwoo menarik nafasnya, ia menghapus air matanya yang sempat keluar, lalu pergi dari hadapan ibu haruto, bahkan keluar dari pekarangan rumah haruto.

Ia benci apa yang ia lihat di pikiran ibu haruto, tanpa bertanya ia sudah tau apa permasalahan yang menimpa haruto.

Ibu haruto masih tetap pada posisinya, entah kenapa ia masih tidak percaya dengan ucapan anak itu, haruto anak yang ia usir bertahun tahun yang lalu sudah mati dan sekarang yang berada di hadapannya ini adalah arwah miliknya.

"Ibu haruto kesini mau minta maaf untuk yang terakhir kalinya."

Lamunan ibu haruto buyar sesaat setelah mendengar tuturan haruto.

Tak menghampiri sang ibu, haruto tetap dalam posisinya menatap sang ibu.

"Tuhan menakdirkan haruto ber umur pendek, haruto ga bisa lama-lama di dunia nemenin ibu. Tanpa ibu tau sebenernya haruto ngintip di balik pagar rumah kita, liat ibu masih sehat, walau gaada senyuman di wajah ibu, udah bikin haruto seneng.." suara berat milik haruto tiba tiba berubah serak, anak itu susah payah menahan tangisnya.

Our little brother [✓]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن