30

2.3K 604 74
                                    

"KAK LO SEMUA DI DALAM KAN?" Teriak junghwan sembari terus mengetuk pintu panti asuhan.

"KAKKK..."

Makin keras ia mengetuk, masih tidak ada jawaban dari sodara sodaranya yang ia cari sedari tadi.

Pintu terbuka, ayah hyunsuk menatap junghwan amat tidak suka, ia langsung saja menarik junghwan untuk keluar dari halaman rumah.

"MAU APA LAGI HAH, KAMU MAU APA LAGI!" teriak ayah hyunsuk.

Namun junghwan tak memperdulikannya, ia mendorong ayah hyunsuk hingga sang ayah jatuh ke tanah.

Junghwan berlari masuk rumah, ia berteriak teriak nama sodaranya, namun tak ada satupun dari mereka yang muncul.

Ibu hyunsuk keluar dari kamar, ia langsung menampar pipi junghwan, saat itu juga junghwan langsung terdiam.

"Tidak sopan, berteriak di rumah orang tengah malam. Bahkan sampai memanggil manggil nama orang yang sudah mati."

Junghwan mendongakkan kepalanya, memandang ibu hyunsuk dengan tajam.

"Tante yang ga sopan, usir anak panti asuhan di tengah malam, tunggu aja azab dari Tuhan." Ucap junghwan seakan-akan ucapannya barusan adalah sebuah kutukan.

Tak lama setelah itu, ia di tarik paksa oleh ayah hyunsuk, namun tarikan itu tak berpengaruh bagi junghwan.

"Lepas, Gue mau ngambil hp." Kemudian ia berlari kekamarnya dan mengambil ponselnya yang terletak di atas kasur.

Kemudian ia berlari keluar rumah, tak lupa membanting pintu kuat, entah kenapa saat melihat orang tua hyunsuk emosinya menjadi meluap luap.

Pekerjaan mereka menipu orang, dan sekarang mengusirnya dari rumah tempat ia tumbuh, walaupun junghwan menggap rumah itu pembawa masalah baginya namun rumah itu sangat berharga baginya.

Junghwan mencoba menelfon sodara sodaranya, berharap mereka membawa ponsel.

Ke khawatiran semakin menjadi, kala tak ada satupun dari nomor yang ia hubungi mengangkat.

Ia terus mengoceh ngoceh sembari terus berjalan, mengoceh tentang betapa bodohnya dirinya, kenapa ia tega berkata kasar pada semua orang dan ini lah yang di dapatkannya sekarang, kehilangan semua orang.

Junghwan mengangkat kepala perlahan, kala orang orang mulai berteriak padanya, kemudian kepalanya menoleh ke arah kiri, sekarang tepat di depan matanya mobil berwarna hitam dengan cahaya yang menyilaukan tepat berada di depannya sekarang.

Junghwan menutup mata, ia tak merasakan apa apa, hanya suara teriakan orang orang yang mulai memudar. Cahaya cahaya yang mulai minim masuk ke matanya, ia merasakan pusing hingga rasanya ia sangat ingin pingsan.

"JUNGHWAN!"

Bentakan itu membuat ia tersadar dari lamunannya, ia menatap sekeliling, lalu menghembuskan nafas lega, ia kira ia sudah mati.

"Tau kan, apa yang kamu lakukan tadi sangat berbahaya."

***

"Emang ga sayang sama tubuhnya? Kamu udah ganteng gini matinya remuk remuk mau!"

"Nggak gitu kak...., Tadi aku aku...."

"Kamu kalau putus asa jangan pernah punya pikiran kotor kaya tadi, kakak ga suka."

Junghwan menghembuskan nafas pasrah, sekuat apapun ia jelaskan pada chanwoo bahwa yang ia lakukan tadi tidak sengaja, ia sadar sadar sudah berada di tengah jalan raya.

Our little brother [✓]Where stories live. Discover now