02

6.3K 1.1K 428
                                    

Sungguh junghwan ketakutan malam ini. Pembunuh itu bilang junghwan bisa selamat hari ini tapi tidak dengan hari esok.

Bagai mana jika pembunuh itu datang malam ini. Ia tidak ingin mati, sungguh junghwan ingin menangkap si pembunuh dan memastikan hukuman seberat beratnya yang pantas di terima si pembunuh.

Junghwan mengusap bingkai foto dengan foto mereka berduabelas di dalamnya, perasaan sedih masih melanda junghwan, bayangan bagai mana sebelas sodaranya di kubur di depan mata, membuat junghwan benar benar terpukul sekarang.

Junghwan menunduk memandang foto itu di kamarnya dengan lampu yang di matikan. Hanya sinar bulan yang menembus lewat gorden jendala menjadi penerangan di ruangan itu.

Ia menangis terisak isak, ia masih tidak merelakan kepergian seluruh sodaranya.

Junghwan benar benar berharap ini hanya lah mimpi. ia akan tidur, menanti pagi tiba dan bangun dari mimpi buruk itu di pagi hari, ketika ia bangun ia akan melihat sebelas sodaranya yang baik baik saja.

Tetapi itu bukan lah mimpi. Junghwan tengah di hadapkan oleh takdir yang di berikan tuhan untuknya.

Bruk...

Suara barusan sontak membuat kepala junghwan mendogak dan berdiri dengan segera.

Tak lupa junghwan mengambil tongkat bisbol jaga jaga kalau barang yang terjatuh tadi ulah si pembunuh.

Suara itu berasal dari dapur, benar saja ada seseorang yang tengah berjongkok mencoba membersihkan gelas yang di jatuhkannya tadi.

Bersiap siap junghwan ingin memukul orang ini. Saat tongkat sudah melayang sebentar lagi akan menghantam kepala orang ini, ia malah berdiri dan membalik badan kearah junghwan.

Sontak junghwan terkejut dan menjatuhkan tongkatnya tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Kak yoshi"

"Maap wan tadi gue mau masak buat lo, eeh gelasnya malah jatoh" ucap yoshi menggaruk tengkuk merasa bersalah karna sudah mengusik junghwan.

"K-kak kok bisa" junghwan menggigit jari takut melihat keadaan yoshi sekarang.

Wajah yoshi pucat, matanya mengeluarkan darah, mulutnya juga tak henti hentinya mengeluarkan darah.

"Bisa kenapa?" tanya yoshi heran.

"Kak yoshi kan udah mati"

Tuturan junghwan sontak membuat yoshi berteriak kencang, membuat telinga junghwan ingin pecah rasanya. Ini berbeda dengan teriakan manusia biasa teriakan ini lebih menggerikan.

"APA!!, wawan ngomong apa si. Kakak masih hidup malah di bilang mati"

***

Junghwan sedikit takut melihat keadaan yoshi sekarang, tetapi dengan yoshi muncul kembali membuat rasa rindunya sedikit terbayar.

"Kak maap ya, gue takut soalnya" ucap junghwan sibuk membersihkan darah pada wajah yoshi dengan kain basah.

Sedangkan yoshi masih tidak percaya dengan apa yang junghwan ceritakan tadi.

"Wan" yoshi memegang tangan junghwan membuat junghwan menggigil seketika. Tangan yoshi begitu dingin.

"A-apa kak"

"Demi apa wan gue beneran udah mati" ucap yoshi.

Aaahh-- junghwan juga tidak mengerti apa yang terjadi, yoshi sekarang sudah menjadi hantu gentayangan. tapi kenapa lupa kalau dia sudah mati.

Our little brother [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora