vingt-quatre

376 93 42
                                    

"tapi aku gak mau menunjukkannya sama kamu. Aku gak mau jadi beban untuk kamu, kamu sendiri udah cukup sulit selama ini. Aku cuma pengen kamu terus bahagia ketika sama aku. Aku bahkan gak pernah bayangin kalo kamu nangis karena masalah kita, karena aku. Aku gak bisa, nya"

Airmata anya jatuh tanpa sempat ia tahan, tanpa sempat haruto bayangkan. Kini anya menangis karenanya.

"kamu bener-bener memperlakukan aku seakan-akan aku orang yang sangat menyedihkan karena masa lalu aku. Bahkan aku gak berhak memiliki kesedihan itu ri? Padahal setiap manusia lengkap karena kebahagian dan kesedihan. Kalo hanya salah satu yang aku dapatkan saat aku sama kamu, tetep aja aku merasa hampa. Kamu membiarkan aku bahagia sedangkan kamu dan pemikiran kamu menderita karena aku, kamu pikir aku bakal gimana? Berterima kasih, bersyukur? Engga. Aku ngerasa bersalah karena membiarkan orang yang aku sayang relain kebahagiaannya untuk aku"

Bukan ini yang haruto harapkan. Sungguh. Ia hanya ingin yang terbaik untuk anya, karena rasa sayang haruto nyatanya sebesar itu.

"maafin aku, ari. Kayaknya aku perlu waktu untuk sendiri. Aku tau lagi-lagi keputusan aku saat ini buat kamu marah, padahal kamu berusaha sebaik mungkin. Tapi aku rasa kamu juga harus memikirkan diri kamu sendiri, apa yang harus kita capai dalam hubungan ini, apa yang seharusnya tidak kamu capai sendiri dan membuat aku kayak orang bodoh dengan ketidaktahuan aku sampai saat ini. Aku pulang, "

Anya meninggalkan haruto saat itu dengan airmata bersalahnya. Dan haruto menjatuhkan airmatanya karena usahanya selama ini sia-sia dan berakhir membuat anya menangis karena dirinya.






»»»★★«««

Sudah satu minggu berlalu sejak pertemuan dengan anya terakhir kali. Tak ada kabar yang ia terima dari anya dan haruto tak berniat menghubungi anya karena ia harus menata kembali apa saja yang salah hingga anya tak dapat menerimanya.

"woy diem-diem baee lu, napa kagak pernah jemput anya akhir-akhir ini?" lita datang dengan eskrimnya masuk ke kamar haruto

"jangan bawa makanan ke kamar gue nanti kalo jatuhan banyak semut ah kak litaa, lagian kapan lo sampe?"

"bodo amat, baru aja sampe mungkin anya juga baru sampe rumahnya"

Sekedar informasi, haruto kini tinggal di rumah orang tuanya. Selain ia sudah cukup memiliki pola berpikir yang lebih dewasa ia jugs tak ingin merepotkan orang tua lita, bundanya juga tak henti meminta haruto tinggal di rumah saja. Karena bundanya kini tidak sesibuk biasanya, jadi ia lebih sering di rumah. Rasanya tidak enak jika harus sendirian, jadilah haruto memutuskan untuk pindah.

"gak ada angin gak ada ujan tiba-tiba jauhan, jangan bilang kalian putus?!"

"kalo ngomong tuh dijaga lalita" ketus haruto

"yeuu iya maap boss galak amat, lagian kenapa sih eh bentar-bentarrr jangan bilang kalian marahan gara-gara tiertta? Eh anya bilang gak sih?"

"bukan, bukan karena itu"

Lita mengehembuskan napasnya lega, ia pikir mereka di dera masalah karena dirinya. Namun ternyata bukan

"ya terus kenapaaa?"

"kagakkk tauuu ah males gue cerita bikin gue pusing, mau nangis, frustasi kakkkk, lo bawa makanan gak?"

"noh di bawah ada thai tea sama pentol"

Haruto yang baru saja memejamkan matanya seketika bangun dari kasurnya dan berlari ke bawah untuk menjemput pentol masuk ke dalam perutnya, memang lalita benar-benar bisa haruto andalkan.

Sementara haruto pergi, lita mengambil ponsel haruto dan mengetik beberapa pesan pada anya. Sebenarnya anya sudah menceritakannya pada lita, namun karena sepupunya memang noob urusan seperti ini jadi harus ia yang bertindak.

"ngapain lo hah?!" namun belum sempat lita mengetik haruto sudah kembali dengan thai tea dan pentol pada tangannya.

"katanya jangan bawa makanan ke kamar"

"dih kamar kamar gue, terserah gue lah kok lo yang ribut? Mau ngapain lo barusan hah jujur?"

"iyaiya ah berisik, gue mau chat anya"

"chat apaan?"

"mintaa maaf arionnnn lo tuh kagak bisa mengerti perempuan apa ya?"

"ngapain minta maaf? Kan katanya anya mau marahan ya ini gue turutin kita marahan terus kalo gue minta maaf tar baikan gimana sih otaknya sempit"

"eluuuu yang otaknya sempit kudanill!!! Terus mau marahan aja gituu mau sampe kapann???"

"gak tau, terserah anya aja mau marahan sampe kapan"

"ari, lo pura-pura bego kan? Lo gak bego beneran kan? Hayo jawabbb" tanya lita dengan seulas senyum mengerikan

Haruto tak menanggapi ucapan lita, ia terus memasukkan pentol ke dalam mulutnya meskipun isi otaknya hanya ada anya, anya, anya dan anya.

"berisik ah, iya nanti gue mau ke rumah anya sana pulang lo" usir haruto pada lita

"nahhh gituu donggg, yaudahh lo mau pergi kan? Biar gue di sini tidurrrr sambil nemenin bundaa lo"












»★━━━━━༻✿༺━━━━━★«
Tuesday, june 8th 2021

I forgot to give tiertta visualization on the previous part😳
And here it is, our Tiertta Aarav Aditya


- isnaa_nisaa -

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

- isnaa_nisaa -

Comρlicαtҽd✔Where stories live. Discover now