trente-sept

353 74 89
                                    

Tiertta's side

"Halo, kak"

"Taa, gimana?"

"Gak ada perkembangan kak, polisi sempet bilang kalo anya nyalain hpnya tapi gak lama dia matiin lagi. Tapi artinya anya ada kan kak? Di suatu tempat, kan?"

"Iyaa, ta. Selalu berpikir positif sama terus berdoa. Anya pasti baik-baik aja. Makasih udah kasih info sama gue, padahal gue bukan siapa-siapanya anya"

"Gak apa-apa, lo jadi penolong anya saat itu. Gue anggep kalo kak tiertta orang terdekat anya sejak saat itu sampai sekarang"

"Bukan apa-apa ta, gue cuma melakukan apa yang harus gue lakukan. Kalau gitu gue tutup ya, sekali lagi thanks, ta"

"Sama-sama kak"

Tiertta memutus panggilannya dengan lita setelah orang di hadapannya lagi-lagi meneteskan airmatanya menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang sedang terjadi.

"Aku, gak siap kak"

"Gak siap kenapa lagi hm?" Tiertta mengusap lembut kepalanya

"Aku nyusahin mereka semua, aku bikin semua orang khawatir, aku juga yang jadi penyebab ini semua terjadi."

"Artinya mereka sayang sama kamu, mereka masih terus berusaha sampai akhir buat cari kamu."

Kalau memang benar mereka setidaknya peduli dengannya. Kenapa baru sekarang, kenapa harus menunggu dirinya menghilang terlebih dahulu untuk menunjukkan rasa sayang mereka, kenapa.

"Kak tiertta gak keberatan aku lebih lama lagi sama kak tiertta kak? Aku beneran belum siap, kak. Maaf aku selalu ngerepotin"

"Gak ada yang merasa direpotkan, anya. Kakak ikut semua keputusan kamu, selama itu yang terbaik buat kamu."

"Kak, makasih banyak, makasih banyak pokoknyaa buat semuanya, buat semua hal yang udah kak tiertta sama kak tara kasih untuk aku. Makasih udah mau jadi rumah aku dikala aku gak berdaya kayak kemarin. Makasih banyak kak. Suatu saat aku bakal bales semuanyaa, dan sekali lagi aku minta maaf udah banyak ngerepotin kak tiertta"

Tiertta mematung, entah mengapa kata-katanya terdengar seperti sebuah perpisahan. Padahal dirinya hampir setiap hari mendapatkan ucapan maaf dan terima kasih darinya. Dari seseorang yang menghilang dari orang terdekatnya dan memilih tiertta sebagai penyelamatnya.

Iya, dia anya. Anya baik-baik saja. Sampai sekarang buktinya ia masih ingat caranya bernapas dengan benar. Masih berada di dunia ini dan berada di sekitar orang-orang yang 'katanya' sayang padanya meskipun mereka bahkan tak tau keberadaannya saat ini.

"Anyaa, liat aku dapet apaa- loh kamu udah dateng? Kapan selesai kelas?" Tara menghampiri anya dan tiertta yang sebelumnya tengah saling terdiam.

"Udah lumayan lama, kenapa kak tara dapet apa?" Tanya tiertta balik pada tara.

"Ini, black forest kesukaan anya sama kakak juga sih, udah 2 hari gak dapet tapi hari ini kayaknya lagi beruntung. Ini juga yang terakhir, wah aku jadi merinding." Tara bergidik kemudian melepas blazernya dan meletakkan black forest tersebut di atas meja.

Comρlicαtҽd✔Where stories live. Discover now