quinze : desire

492 109 36
                                    

"lalitaa, bangunn" kanaya menggoyangkan tubuh lita dengan panik

"eungh.. Kak nay, kenapa?" lita mengerjapkan matanya untuk mendapat kesadaran penuh

"anya dimana?"

"anya kan tidu-ANYA?"

Seingatnya anya masih ada di ranjangnya saat ia akan memejamkan matanya, dan kemana haruto. Sudah lita bilang, salah satu dari mereka harus tetap sadar untuk mengawasi anya. Kondisinya sedang tak baik di tinggalkan seorang diri.

"maaf kak, yaudah aku cari keluar dulu"

Kanaya memijat pelipisnya perlahan. Ia seharusnya tidak semudah itu membiarkan orang lain menjaga adiknya. Ah, salahnya. Kanaya tak boleh menyalahkan orang lain padahal ini jelas kesalahannya, sejak awal memang harus dirinya yang menjaga anya bukan orang lain.

Saat ia mencoba mencari keberadaan anya lewat jendela, matanya jatuh pada seorang laki-laki dan perempuan yang sedang duduk di bangku taman samping rumah sakit.

"kak nay, aku coba tanya tapi gak ada yang ta-" lita mengikuti pandangan kanaya dan tak lama ia menemukan seseorang yang tampak tak asing baginya.

Anya, itu jelas anya. Bersembunyi dalam pelukan haruto.

"taa" namun kanaya memanggil namanya

"iya kak? Aku kesana?"

"adik sepupu kamu, jauhin dia dari anya yaa" iya, ah tidak tapi kenapa, apa yang kanaya bicarakan

"jangan biarin dia terlibat sama anya, taa."

Sebenarnya ini pilihan yang sulit bagi kanaya. Ia menginginkan anya menjalankan kehidupan seperti teman-temannya yang lain. Ia ingin melihat anya membawa seseorang untuk ia kenalkan pada kanaya, ia ingin anya mengeluh tentang apapun. Ia ingin anya tak bersikap seakan-akan menjadi seseorang yang tangguh dan bersandar padanya.

Namun, ini tak akan mudah bagi seseorang itu. Saat anya sudah menyandarkan dirinya, kanaya bahkan tak tau lagi apa yang akan terjadi dengan seseorang itu.

Kanaya sering kali bimbang saat tak sengaja melihat anya jalan bersama orang lain, namun kembali tenang saat anya tetap memilih aya sebagai penutup pintu hatinya.

"kak nay?" panggil lita

"kakak minta tolong, jauhin dia dari anya yaa" setelah itu kanaya keluar meninggalkan lita dengan berbagai pertanyaan yang mulai memenuhi isi otaknya

Semua yang berhubungan dengan anya pada akhirnya akan membuat lita tak jauh berbeda dengan haruto. Bahkan ia lebih dulu merasakan rasa penasaran yang hampir membunuhnya saat pertama kali mengenal anya.

»»»★★«««

Keadaan anya benar-benar membaik sehingga ia sudah boleh pulang, meskipun dokter membatasi anya untuk kegiatan yang dapat menguras pikirannya salah satunya sekolah.

"tapi aku mau sekolah, kak nay"

"denger kan dokter bilang apa sama kamu?"

"kan membatasi kak, engga melarang. Serius deh aku gak bakal mikirin hal lain yang bikin keadaan aku turun lagi. Yaa boleh yaa?" anya berusaha meyakinkan kanaya yang sedikit keras kepal

"yaudah tapi kakak anter jemput kamu, pulang gak ada kemana-mana"

"tapi-"

"atau gak sama sekali"

"yaudahh iyaa kak kanaya yang terhormat, yaudah anya mau ke kamar dulu"

Kanya tersenyum melihat anya kembali menjadi anya sebelumnya. Tapi ucapannya tentang haruto tetap berlanjut, ia tak boleh dekat dengan anya.

»»»★★«««

"lo kenapa sih kak?!"

"kalo gue ada salah tuh ya ngomong jangan diemin gue gini. Lalitaa, sumpah apaan sih lo tuh kenapa?!"

"ga"

"ga ga ga ga bacot!" haruto meninggalkan lita dan membanting pintu kamarnya dengan keras hingga membuat liat terkejut.

"AIHHH KAGET GUE"

Ia harus berusaha tidak dekat dengan haruto agar anya tak harus menemuinya karena alasan dia adik sepupu lita. Ia memutuskan mengubur dalam-dalam pertanyaannya, dan hanya menuruti keinginan kanaya.

Lita tau pasti ada alasan yang membuat kanaya begitu putus asa meminta bantuan padanya untuk menjauhkan anya dan haruto. Bahkan sebenarnya tak ada sedikit keinginan lita bahwa haruto harus dekat dengan anya. Ingat kan saat lita mati-matian menjauhkan mereka.

"sorry yaa ri, ini bukan karena kefakboyan lo lagi. Tapi ini kak nay yang pesen sama gue"

Haruto membanting pintu kamarnya lalu sedikit membukanya kembali. Ia tau lita akan mengatakan yang sebenarnya karena haruto sama sekali tak berbuat dosa pada lita.

Dan benar saja, apa katanya

Kak nay? Kakak anya berpesan apa pada lita hingga ia membangun benteng besar di antara mereka melebihi benteng takeshi.

"cukup arion, cukup. Di sekolah aja lo gak pernah repot-repot mikir kenapa sekarang malah demen banget mikir" ia menarik selimutnya, namun tak lama

"tapi kenapa gue? Pesen sama lita terus gue yang kena? Kenapa? Whyyy? Kunaonnnnn hih bgsttt esmosi nih kembaran aliando" kesalnya

"kayaknya gue harus tulis pertanyaannya. Semua. Kalo di simpen di otak tar memori gue kepenuhan terus eror."

Haruto mulai menulis pertanyaannya pada kertas dua lembar seperti akan mengerjakan ulangan. Satu lembar untuk saudari anya, dan lembar yang lain untuk saudari kanaya, kakak anya.

Benar-benar kakak beradik yang memiliki hobi membuat orang bertanya-tanya. Semacam mengisi teka-teki silang dengan jawaban terpanjang.

Maaf ya otak tersayang, yaudah ayo kita tidur- gumam haruto

Selamat tidur kembaran aliando, selamat tidur juga anya-

"bentar, kok? HAHHHH GILA GUE LAMA-LAMA. ANYAAAA"

»★━━━━━༻✿༺━━━━━★«
Tuesday, april 6th 2021

- isnaa_nisaa -

Comρlicαtҽd✔Where stories live. Discover now