douze : he's back

517 114 40
                                    

Anya membuka pintu rumah dengan kunci yang ia bawa. Lagi-lagi kanaya harus pergi keluar kota untuk tugas kuliahnya. Di rumah sebesar ini,

Saat ia akan membuka pintu kamarnya, terdengar suara pintu yang di tutup dengan keras. Apa karena angin? Atau karena, oh kanaya melupakan sesuatu hingga ia harus kembali

"kak nay?" panggil anya

"kak nay lupa ambil sesuatu?"

"kak-"

Seketika anya terjatuh saat melihat seseorang yang baru saja membuka topinya. Sekelebat bayangan buruk kembali berputar di memorinya.

Tatapan, senyuman, langkah kaki yang mendekat ke arahnya membuat anya muak. Ditangannya terdapat pisau kecil namun terlihat sangat tajam siap mengarah padanya. Airmata sudah berjatuhan entah sejak kapan anya tak tau. Apa akhirnya ia bisa bertemu dengan ibunya?

"ayah-" gumam anya

Saat ia kembali melangkah setelah mendengar anya memanggilnya, anya dengan sekuat tenaga berteriak meminta pertolongan.

"tutup mulut kamu" ujar pria yang anya sebut ayahnya, menampar pipi kiri anya.

"dimana uang kamu?" tanyanya

Anya tercekat karena tatapannya berada sedekat ini dengan ayahnya.

"jawab!"

"a a ampun ayah, anya minta maaf. Anya- anya gak akan berisik ayah maaf-"

Anya kembali mendapat tamparan, namun kali ini di pipi sebelah kanannya. Cairan merah mengalir dari sana, namun anya seolah mati rasa. Rasa takutnya mengalahkan apapun.

"biar kamu beneran gak berisik," ia menggenggam tangan anya lalu mengusapnya dengan lembut. Lalu menggoresnya dengan cepat hingga mengerang tanpa suara saat melihat sesuatu keluar dari tangannya.

"nah kan, sekarang gak berisi-"

"anyaaa" teriak seseorang membuka pintu rumahnya

Ayah anya segera pergi dengan membawa pisau yang baru saja ia gunakan, meninggalkan anya yang sudah hampir mengeluarkan seluruh darah dari tubuhnya

"anyaa, sadar anyaaa" bentak seseorang

"kak- aya?"

"sadarr anya, gak boleh merem sebentar lagi anya"

"anya, takut kak. Ayah- ada di sini" anya memeluk ayanya dengan erat, mencoba menahan matanya agar tidak tertutup dan,





»»»★★«««

Kanaya baru saja kembali dari bogor saat mendengar anya masuk ke salah satu rumah sakit. Ia bahkan tidak peduli jika harus mengumpulkan tugasnya terlambat, tak ada yang lebih penting baginya selain anya. Lagi-lagi kanaya lalai menjaga anya.

"lita, gimana keadaan anya?"

"kak nay, kata dokter anya kehilangan banyak darah tapi sayatannya gak sampai ke urat nadinya"

Kanaya hampir saja kehilangan keseimbangan kalau saja lita tak menahannya. Apa lagi ini, kenapa ia selalu muncul di depan anya. Kenapa harus anya.

Setelah 3 hari berlalu anya tak menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya akan sadar meskipun dokter mengatakan bahwa keadaannya berangsur membaik. Kanaya tidak hanya sekali atau dua kali mengingkari janji pada ibunya. Bahkan justru ia bisa menghitung berapa kali menjaga anya, selebihnya selalu tidak becus.

"kak,"

Kanaya menangis dalam diam, hingga ia bisa mendengar anya memanggil namanya. Ia hanya ingin anya-

"anya? Kamu udah sadar sayang?"

"ayah- dateng kak" anya mengatakan hal itu pada kanaya dengan tangan gemetar, mata sayu dan bibir pucatnya

"maafin kakak, anya. Kakak gak bisa jagain anya. Maaf karena anya harus terluka karena ayah-"

"aku, takut"

Kanaya menggenggam tangan anya yang terasa sangat dingin. Bahkan menyalahkan dirinya sendiri tak akan mengembalikan waktu saat anya berhadapan dengan orang yang ia sebut ayah.

Anaknya, darah dagingnya ia lukai seperti ini. Ia bahkan tak tau kenapa harus dirinya yang mendapat perlakuan seperti ini. Saat semua temannya mendapat perlakuan paling hangat, paling spesial dari seorang ayah. Anya tak pernah mendapatkannya, satu kali pun.

"kakak di sini, jangan takut"

"kak, aya"

Lagi-lagi nama itu yang anya sebut di saat-saat seperti ini datang,

"anya,"

"kak aya dateng kak, dia selamatin aku. Dia ada kak, ada"

Tak lama ia kembali kehilangan kesadarannya dan perlahan matanya kembali tertutup. Kanaya segera keluar untuk mencari keberadaan dokter.

"gak apa-apa, saudari anya hanya terkejut. Ia membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak lagi"

"terimakasih dok"

Kanaya serasa diingatkan oleh anya, sebenarnya siapa yang telah menyelamatkan anya. Meskipun anya mengatakan dengan tegas bahwa itu aya, itu mustahil.

"halo taa"

"udah pulang?"

"oh gitu, yaudah sekalian kakak mau tanya sesuatu"






»★━━━━━༻✿༺━━━━━★«
Tuesday, march 16th 2021


- isnaa_nisaa -

Comρlicαtҽd✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang