11. Before: Sinner - Club And Calvin

2.3K 150 12
                                    

"Obat dari luka hati adalah bersenang-senang."

-Sinner-

🍑🍑🍑

Suara dentuman musik dan lampu yang berkelap-kelip, semua orang meliuk-liukkan tubuhnya bebas seakan dengan begitu bahagia seakan tidak ada beban di hidup. Crystal melangkahkan kakinya memasuki kelab itu, sesekali tubuhnya menghindar ketika ada orang yang menari dengan sangat bersemangat. Ini bukan pertama kalinya Crystal menginjakkan kaki di tempat di mana para pendosa berkumpul. Tetapi, ini pertama kalinya Crystal datang sendiri tanpa ada teman atau orang yang dikenalnya menemani. Tadi, begitu Crystal memberikan botol anggur pada Izzy, ia langsung pergi tanpa sepatah kata dan memilih kabur ke kelab untuk bersenang-senang. Karena rasanya percuma jika dirinya masih saja berada di sana, pun juga ia tidak merasa bahagia. Hanya sesak dan sakit hati yang ia rasa. Crystal duduk di meja bar, untung saja di sana tidak terlalu ramai.

"Vodka," kata Crystal pada salah satu barista. Ah, jika kalian bertanya, bagaimana Crystal bisa masuk, ia hanya cukup menyuap dengan uang karena ia sangat hapal bodyguard yang menjaga setiap hari Jumat dan Sabtu sangat mudah untuk disuap.

Tampilan Crystal masih sama dengan beberapa saat menit lalu, tapi kali ini ia tidak membiarkan leher jenjangnya tertutup oleh surai hitamnya. Make up yang tadinya tipis, dengan lipstick berwarna pink, kini diganti dengan warna merah merona yang terlihat sangat menggoda untuk dicicip.

Gelas berisi cairan alkohol yang memabukkan itu langsung diminum Crystal sekali tegukan. Lima belas menit berlalu, Crystal sudah meminum dua puluh lebih tegukan vodka. Tapi sepertinya, gadis itu belum terlihat mabuk, karena Crystal memang sangat kuat dengan alkohol dan tidak mudah mabuk hanya dengan beberapa tegukan saja.

Crystal turun dari kursinya, melangkahkan kakinya menuju lantai dansa untuk ikut bergabung. Ingin sekali ia menari. Melupakan bebannya sejenak dan tentunya, melupakan Austin dari pikirannya barang sesaat saja. Musik terus terputar, semua orang menari dan bersenang-senang begitupun dengan Crystal. Gadis itu terlihat bahagia, senyum lebarnya terpasang nyata di wajahnya. Hanya saja, lagi-lagi sorot matanya memperlihatkan luka.

Merasa sudah cukup menari, Crystal kembali lagi ke meja bar untuk menikmati vodka, tapi seorang yang menghalangi jalannya membuat Crystal menghentikan langkah. "Hai!" sapa pria di hadapannya, membuat Crystal menaikkan sebelah alisnya heran.

Malas menanggapi, Crystal berniat untuk pergi tapi lagi-lagi pria itu menghalangi dengan menggeser tubuhnya agar Crystal tidak bisa lewat. Gadis itu mendengus. "Minggir. Kau menghalangi jalanku."

"Kau terlihat tampak bahagia, tapi di balik kebahagiaan itu menyembunyikan luka yang begitu ....." Belum pria itu melanjutkan kalimatnya, Crystal memilih berbalik untuk pergi.

Sedangkan pria itu yang melihat kepergian Crystal yang begitu saja tidak tinggal diam. Pria yang belum diketahui siapa namanya itu mengejar Crystal hingga keluar dari kelab. Hanya berjarak beberapa langkah saja, pria itu meraih pergelangan tangan Crystal membuat gadis itu sontak menghentikan langkahnya mendadak. Dengan sekuat tenaga, Crystal menghentakkan tangannya membuat cekalan pria itu terlepas. Lalu berdiri tepat di hadapan pria itu. "Sebenarnya kau ini siapa? Tiba-tiba datang lalu menggangguku dan mengatakan kalimat tidak berguna."

Bukannya tersinggung, pria itu malah tersenyum simpul. Mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. "Perkenalkan, aku Calvin!"

Crystal diam, tidak berniat membalas uluran tangan pria itu dan hanya melihatnya saja. "Aku bukan pria jahat, jadi tidak perlu takut," ujar pria bernama Calvin itu lagi, berusaha mencairkan suasana.

Before After: Marriage ✔ [Revisi]Where stories live. Discover now