31. Before: Sinner - Pregnant

1.8K 52 10
                                    

Sudah dua minggu Crystal tinggal di mansion keluarganya, begitupun dengan Calvin yang sudah tinggal di mansion Xander dan Izzy. Sudah dua minggu juga, hubungannya dengan Austin membaik, selama dua minggu juga Crystal merasakan mual setiap pagi.

Seperti sekarang, wajahnya terlihat sangat pucat. Kedua tangannya berpegang pada dinding kamar mandi. Crystal menghembuskan napasnya perlahan-lahan. Sepertinya ia merasakan suatu firasat antara baik dan buruk. Berjalan perlahan menuju nakas, tangannya meraih segelas air mineral dan meminumnya. Sepertinya, ia harus ke dokter sekarang.

Setelah mengganti pakaian, Crystal akan ke dokter dengan sopir yang mengantar. "Kau mau ke mana, sayang?" tanya Claire begitu melihat putrinya keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi.

Crystal menatap Claire, tersenyum. "Aku akan pergi keluar sebentar, Mama. Alana memintaku untuk mengantarkannya ke mall."

"Ah begitu, baiklah. Hati-hati dan jangan pulang terlalu larut malam, sayang." Claire mengusap kepala Crystal.

Crystal mengangguk. "Pasti Mama, bye!"

"Bye, sayang!"

Lilly's Hospital

Sesampainya di rumah sakit, Crystal dengan yakin langsung menuju dokter kandungan. Perasaannya mengatakan jika ia sedang mengandung. Mengingat gejala-gejala yang dialaminya selama dua minggu ini. Jika benar, ia akan langsung menemui Austin setelah memeriksa kandungan.

Crystal menunggu antrean, saat ini masih nomor 5 sedangkan Crystal mendapatkan nomor antrean ke-7. Sesekali ia menghembuskan napasnya perlahan, terlihat sangat jelas sekali jika wajahnya sangat tegang. Jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Ia hanya takut jika hasilnya akan positif. Jujur saja, Crystal belum siap menjadi seorang ibu. Apalagi umurnya yang masih terbilang cukup muda. Masih banyak keinginan yang belum tercapai.

30 menit Crystal menunggu, kini gilirannya untuk masuk. "Nona Crystal Winter Verhoven."

"Saya!" Crystal berdiri, menganggukkan kepala ketika si perawat yang memanggilnya tadi memberinya kode untuk masuk ke ruangan yang telah ditunjukkan.

Crystal menatap dokter perempuan di depannya dengan cemas. "Mmm Dok, ada yang harus Saya pastikan."

"Baik, kau bisa menyampaikan keluhanmu sekarang."

"Sejak dua minggu, Saya selalu mengalami mual dan itu hampir setiap pagi. Nafsu makan juga berkurang. Lalu, menstruasi Saya juga terlambat. Saya hanya takut jika ...."

Dokter cantik itu tersenyum mengangguk. "Lalu apakah kau sudah memeriksanya menggunakan test pack?"

Dengan lugunya Crystal menggeleng. "Belum, aku tidak berpikiran hingga ke sana."

"Baiklah, silakan berbaring. Saya akan mencoba untuk usg."

🍑

Benar, perasaannya benar. Crystal positif, dan dirinya tidak tahu harus merasa senang atau justru sedih. Senang karena itu berarti dirinya dan Austin pasti akan bersama. Sedih karena ia harus mengalah, mengubur dalam-dalam mimpinya. Crystal mengusap perutnya, ia tidak menyangka ada kehidupan di dalam sana. Usianya sudah menginjak 4 minggu. Itu berarti ketika hari di mana Crystal dan Austin melakukannya untuk kedua kalinya setelah Crystal kelulusan.

Austin🐻

Temui aku di Rose's Cafe sekarang. Ada yang ingin aku bicarakan, penting. Aku tunggu.

Setelah mengirimkan pesan pada Austin, Crystal memasukkan ponselnya ke dalam tas dan menyuruh sopir untuk segera ke Kafe Rose sekarang.

Di sisi lain, Austin melirik ponselnya yang bergetar. Ada notifikasi dari Crystal, dan dengan sigap ia langsung meraih ponselnya dan membaca isi pesannya. Austin mengusap dagunya. "Hal penting apa yang ingin dia bicarakan," gumamnya sebelum beranjak dari posisinya untuk segera pergi menuju Kafe Rose.

Before After: Marriage ✔ [Revisi]Where stories live. Discover now