Duadua

13.9K 673 104
                                    

Happy Reading
.

Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, saat Rana tertembak dan akibat tembakan itu rahim Rana bermasalah yang mengharuskan rahim nya di angkat, Rana menjadi gadis yang pendiam dia juga sering menangis.

Hal itu membuat Jimin pusing, ia bingung harus berbuat apa agar Rana kembali seperti Rana yang biasa nya.

Jimin selalu menghibur Rana, mengajak nya bermain apa pun itu, dan sering membeli kan Rana barang barang bagus agar istri nya itu merasa senang, tapi sia sia saja tidak ada pengaruh nya sama sekali.

Semenjak mengetahui rahim nya di angkat, Rana berubah menjadi gadis yang pendiam, pemurung, dan dia juga jarang sekali makan.

Kalau begini terus Jimin khawatir kesehatan Rana akan semakin memburuk. Jimin harus berbuat sesuatu.

Sekarang waktu nya Rana minum obat, Jimin membawa nampan berisi makanan, minuman dan juga obat untuk Rana masuk ke dalam kamar nya, seperti biasa Rana hanya duduk diam di atas ranjang dengan pandangan kosong nya lurus menatap keluar jendela.

Jimin takut mental Rana bermasalah karena ia tidak bisa menerima kenyataan nya, Jimin benar benar harus melakukan sesuatu agar Rana kembali ceria seperti sedia kala.

"Sayang ayo makan, kau harus minum obat. Kali ini menurut lah atau aku marah besar kepada mu."Jimin terpaksa mengancam Rana seperti itu agar dia mau memakan makanan nya lalu meminum obat nya.

Jimin duduk di depan Rana lalu meminta gadis itu untuk membuka mulut nya, untung saja kali ini Rana mau menuruti nya. Gadis itu memakan makanan nya sampai habis, setelah itu meminum obat nya. Rasa nya begitu tenang saat melihat Rana mau makan dan minum obat.

Kemarin kemarin sangat sulit untuk membujuk gadis itu, Jimin sampai kehilangan kesabaran nya dan hampir saja ingin memukul Rana, tapi untung nya Jimin masih bisa menahan diri.

Jimin membereskan semua nya, lalu meminta Maid untuk membawa wadah bekas makan dan minum nya ke dapur. Jimin duduk di samping Rana, memeluk gadis itu dan sesekali mencium bibir pucat Rana.

Gadis itu tidak bereaksi sama sekali, dia diam saja seperti patung. Jimin menghela nafas nya kasar lalu menidurkan tubuh Rana, Jimin ikut menidurkan tubuh nya di samping Rana. Laki laki itu memeluk istri nya dengan erat, menenggelamkan wajah Rana di dada nya.

Jujur saja Jimin merindukan Rana, tapi mau bagaimana lagi Jimin harus menahan nafsu nya, tidak mungkin kan Jimin berhubungan badan dengan Rana di keadaan nya yang seperti itu? Jimin harus memaklumi istri nya.

Jimin terkejut, tiba tiba saja Rana menangis di dalam pelukan nya."Sayang kenapa menangis? sudah ya jangan menangis lagi hmm."Jimin mencoba untuk menenangkan Rana, mengelus punggung sang istri dengan pelan.

Bukan nya berhenti Rana malah semakin menangis, Jimin bingung harus bagaimana untuk membuat Rana berhenti menangis, Jimin tidak terlalu hebat dalam menenangkan seorang wanita saat menangis.

"Berhenti lah sayang, kau ingin apa hmm? aku akan memberikan apa pun untuk mu."Ucap Jimin lembut sambil mencium puncak kepala Rana.

"Aku ingin seorang anak, hikss..."

"Apa? bagaimana cara nya aku mengabulkan keinginan mu?"Jimin tidak bisa memenuhi keinginan istri nya yang satu ini, kecuali kalau Rana menginginkan anak adopsi mungkin Jimin bisa mempertimbangkan nya.

"Aku ingin anak Tuan..."Rengek Rana sambil terus menangis di dalam pelukan Jimin. Rana begitu menginginkan seorang anak, murni anak nya dan Jimin.

"Apa kau ingin anak adopsi? aku akan mencari kan seorang anak yang lucu untuk mu."Ucap Jimin.

Rana menggeleng tidak mau, bukan anak adopsi yang dia ingin kan. Rana menginginkan anak kandung tapi hal itu mustahil untuk Rana dapatkan.

Tuan Jimin [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang