Delapan

33K 1K 42
                                    

Happy Reading
.

Rana Pov

Kelas ku sudah berakhir, waktu nya aku pergi bersama Hoseok ke apartemen nya. Aku sudah sering ke sana bahkan Ayah Hoseok tau aku sering ke sana dan melakukan hubungan sex dengan anak nya.

Bukan nya tidak melarang, Ayah Hoseok tau keadaan ku yang sebenarnya seperti apa jadi dia biasa saja karena sudah tau, tapi bukan berarti dia tidak melarang kami berdua.

Ayah Hoseok sering melarang kami tapi aku dan Hoseok tidak mendengarkan ucapan nya, kami mengabaikan larangan Ayah Hoseok.

Ayah Hoseok yang bernama lengkap Jung Hyungseok adalah seorang psikiater ternama di Korea Selatan, aku saja berkonsultasi dengan dia agar penyakit mental ku hilang. Tapi nyata nya sampai sekarang tidak bahkan semakin parah.

Kata Ayah Hoseok tidak semudah itu untuk menyembuhkan penyakit hypersex, jadi aku harus banyak bersabar dan harus bisa menahan diri.

"Rana-ya."Hoseok masuk ke kelas ku, berdiri di depan ku dengan senyuman manis nya. Dia memang suka sekali tersenyum manis seperti itu di depan ku maupun di depan orang lain. Hoseok itu orang yang ramah dan mudah dekat dengan siapa saja.

"Ayo kita pergi sekarang."Ucap Hoseok.

"Kelas mu sudah selesai?"Tanya ku kepada nya.

"Ya sudah selesai."Sahut nya sambil mengangguk kan kepala.

Aku bangun dari duduk ku, bersiap ingin keluar dari kelas ini bersama dengan Hoseok. Aku dan Hoseok mulai berjalan beriringan, namun langkah ku terhenti saat mengingat kalau di luar sana ada Paman Haneul dan para Bodyguard yang menjaga ku.

Gawat kalau sampai mereka melihat ku pergi bersama Hoseok, bisa bisa aku kena marah saat mereka mengadu kepada Tuan Jimin. Aku tidak ingin mendengar dia memaki ku seperti kemarin itu sangat menyakitkan untuk di dengar.

"Kenapa berhenti? ada apa Rana-ya?"Hoseok bingung kenapa aku berhenti tiba tiba.

"Aku baru ingat, di luar sana ada Paman Haneul dan para Bodyguard yang berjaga jaga, tugas mereka menjaga ku maka nya mereka ada di sini. Kita tidak bisa pergi Hoseokie."Ucap ku menjelaskan nya kepada Hoseok kalau kita berdua tidak bisa pergi.

"Kita bisa pergi diam diam, aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu. Kau merindukan aku kan?"Ucap Hoseok.

"Ya aku merindukan mu, tapi bagaimana mana cara nya kita keluar dari sini tanpa di ketahui oleh mereka?"Tanya ku.

"Ganti saja pakaian mu agar mereka tidak mengenali mu, kebetulan aku membawa pakaian mu yang tertinggal di apartemen ku, rencana nya aku ingin kembalikan hari ini."Hoseok membuka tas nya, mengeluarkan jaket, kaos putih, dan celana jeans kepunyaan ku. Lalu memberikan nya kepada ku, dengan cepat aku mengambil nya.

Hoseok menutup pintu nya, untung di dalam kelas ini hanya ada aku dan Hoseok jadi aku bisa berganti pakaian. Aku membuka pakaian yang aku kenakanan lalu mengganti nya dengan pakaian lama ku. Setelah selesai berganti pakaian Hoseok memberikan topi milik nya kepada ku.

Aku menggulung rambut lalu memakai topi itu, kalau begini mungkin mereka tidak akan mengenali ku. Aku bisa pergi bersama Hoseok.

"Aku akan pergi lebih dulu biar mereka tidak curiga, aku menunggu mu di parkiran."Ucap Hoseok sambil memasukkan pakaian ku kedalam tas nya.

Hoseok keluar lebih dulu meninggal kan aku sendirian di dalam sini. 10 menit kemudian aku keluar dari sini, menyusul  Hoseok ke parkiran. Sejauh ini tidak ada masalah, semoga saja aku bisa ke parkiran dengan selamat tanpa ketahuan oleh mereka.

Aku menghela nafas lega, untung saja aku tidak ketahuan oleh mereka. Aku berhasil ke parkiran dengan selamat padahal tadi mereka melihat ku keluar dari dalam kelas. Penyamaran ku ini berhasil mengelabui mereka.

"Ternyata kau berhasil."Ucap Hoseok dengan senyumannya.

"Ya untung saja aku berhasil, ayo kita segera pergi dari sini sebelum mereka menyadari kalau aku tidak ada di kelas."Ucap ku lalu dengan cepat masuk kedalam mobil Hoseok, Hoseok menyusul lalu menjalankan mobil nya. Semoga saja kepergian ku ini tidak akan menjadi masalah besar nanti nya.

****

Author Pov

Haneul dan yang lain nya pulang ke Mansion Park dengan perasaan takut, takut akan kemarahan Jimin saat mengetahui Rana menghilang entah kemana. Mereka sudah mencari Rana kemana mana tapi tidak di temukan sampai sekarang.

Mereka akan mencari lagi nanti tapi sekarang mereka pulang dulu untuk memberitahu Jimin, kalau lewat telpon takut nya Tuan mereka itu akan semakin marah dan bisa bisa nyawa mereka menjadi taruhan nya.

"Tuan Park."Haneul dan yang lain nya berdiri di depan Jimin yang tengah duduk di atas sofa di ruang keluarga, laki laki itu sedang menunggu kedatangan Rana.

"Bagaimana? Rana baik baik saja kan selama di kampus?"Tanya Jimin sambil menyeruput teh hangat nya.

"Itu Tuan, anu....hmm."Rasa nya sulit untuk mengatakan nya kepada Jimin, Haneul takut Tuan nya ini akan mengamuk.

Haneul tau betul bagaimana sifat Jimin, ia memang dingin dan kejam tapi sebenarnya Jimin itu penyayang dia ingin selalu melindungi orang terdekat nya termasuk Rana, kalau dia tau Rana menghilang pasti laki laki itu akan sangat marah.

"Ada apa? berbicara yang benar."Ucap Jimin dengan nada tegas.

"Nyonya Park, dia menghilang kami sudah mencari nya di seluruh SNU tapi Nyonya Park tidak ada di sana Tuan."Ucap Haneul sambil menundukkan kepala nya, yang lain nya juga ikut menundukkan kepala karena takut.

Jimin memukul meja di depan nya dengan kencang."Apa saja yang kalian lakukan? kenapa menjaga satu gadis saja tidak becus hah?"Jimin bertanya dengan nada meninggi membuat siapa saja takut mendengar nya.

"Maaf Tuan kami kecolongan."Ucap Haneul. Hanya Haneul yang berani berbicara dengan Jimin sedangkan yang lain nya hanya tertunduk diam.

"Cari Rana sampai ketemu, kalau tidak kepala kalian yang akan membayar nya."Ucap Jimin dingin.

Mereka berlari berhamburan keluar dari ruang keluarga, mereka harus menemukan Rana dengan cepat kalau tidak Jimin akan semakin marah dan memenggal kepala mereka satu persatu. Membayangkan nya saja sudah membuat bulu kuduk merinding.

To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tuan Jimin [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang