Duapuluh

16.4K 761 54
                                    

Happy Reading
.

Rana Pov

Aku diam membeku saat mendengar keinginan Tuan Jimin. Bagaimana aku bisa memberikan seorang anak kepada nya? aku ini mandul keinginan Tuan Jimin akan menjadi angan angan saja. Aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada Tuan Jimin, aku tidak boleh menutupi nya.

"Sayang kenapa kau diam saja hmm?"Tanya Tuan Jimin sambil melepaskan pelukan nya, menatap mata ku dengan intens.

"Tuan Jimin aku tidak bisa memberikan mu seorang anak, maaf kan aku."Lirih ku.

"Kenapa Rana-ya? apa kau masih tidak mau berhubungan badan dengan ku?"Bukan itu. Aku mau saja berhubungan badan dengan nya tapi masalah nya aku tidak bisa memberikan keturunan untuk Tuan Jimin. Aku merasa tidak pantas menjadi istri nya dan aku juga merasa bersalah.

Aku menunduk di depan Tuan Jimin."Aku mandul, aku tidak bisa memberikan seorang anak kepada mu."Ucap ku. Sebenarnya aku tidak ingin menghancurkan harapan Tuan Jimin tapi dia harus mengetahui nya.

Aku harap Tuan Jimin tidak akan menceraikan aku karena aku mandul.

"Jadi kita tidak bisa punya anak?"Tanya Tuan Jimin. Aku mendongak menatap Tuan Jimin, wajah nya memperlihatkan kekecewaan, aku semakin merasa bersalah.

"Iya Tuan, maaf aku tidak bisa mewujudkan keinginan mu. Aku tidak pantas menjadi istri mu Tuan."Lirih ku.

Tuan Jimin terlihat tidak suka saat mendengar ucapan ku. Tiba tiba saja dia menarik ku ke arah kasur, Tuan Jimin mendudukkan diri nya di sana lalu menarik ku duduk di atas pangkuan nya.

"Jangan mengatakan nya lagi, kalau aku mendengar nya lagi dari mulut mu maka aku akan menghukum mu. Sayang dengar, aku tidak masalah kalau kau mandul kita masih punya harapan untuk memiliki seorang anak."Ucap Tuan Jimin. Dia begitu baik aku beruntung memiliki Tuan Jimin di dalam hides ku, dia bisa menerima semua kekurangan ku.

"Besok kita ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan dokter. Kita tidak boleh kehilangan harapan aku yakin kau bisa hamil."Ucap Tuan Jimin. Dia begitu yakin saat mengucap kan nya aku harap tuhan mengabulkan keinginan Tuan Jimin dan juga keinginan ku.

Bukan hanya Tuan Jimin yang menginginkan seorang anak tapi aku juga. Memiliki seorang anak adalah impian ku sejak dulu sewaktu kecil bahkan aku ingin memiliki anak tanpa menikah, tapi kenyataan nya aku mandul.

"Sudah ya jangan menangis, aku tidak suka melihat nya."Ucap Tuan Jimin sambil mengusap air mata ku. Aku tiba tiba saja menangis saat mengingat impian ku dulu sewaktu kecil.

"Kenapa kau masih menerima ku?"

Tuan Jimin memeluk ku dari belakang, meletakan dagu nya di atas pundak ku."Semua orang memiliki kekurangan masing masing, tidak ada yang sempurna aku juga memiliki kekurangan. Jadi aku bisa menerima mu."Ucap nya. Ternyata Tuan Jimin bijak juga.

Kalau Tuan Jimin bisa menerima kekurangan ku maka aku juga harus menerima kekurangan nya."Kata kan apa kekurangan mu? aku akan menerima nya."Ucap ku. Aku bertanya seperti itu karena aku tidak tau kekurangan Tuan Jimin apa. Selama ini dia tidak pernah menunjukkan kekurangan nya.

"Aku laki laki yang kasar jika aku sedang marah, aku juga posesif dan pemaksa, aku seorang pembunuh, satu lagi aku memiliki penyakit mental sama seperti diri mu bahkan lebih parah. Kekurangan ku sangat banyak mau tidak mau kau harus menerima nya."

Aku terkejut mendengar nya. Jadi Tuan Jimin memiliki penyakit Hypersex sama seperti diri ku? ini kebetulan atau kah takdir? entah lah yang jelas kami sama sama memiliki penyakit mental.

Tuan Jimin [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang