Duabelas

28.2K 1K 24
                                    

Chapter ini ada nc nya jadi bagi yang gak suka nc skip aja ya guys. Happy Reading All.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Kami begitu menikmati permainan nya hingga aku dan Tuan Jimin tidak menyadarinya kalau sekarang sudah pagi. Matahari terbit di iringi dengan desahan terakhir yang Tuan Jimin dan aku keluarkan. Laki laki di atas ku ini tersenyum manis sambil mengelus puncak kepala ku.

"Aku tidak menyangka kau bisa mengimbangi ku, bahkan kau tidak lelah bercinta dengan ku sampai pagi begini."Tuan Jimin mengusap kening ku yang di penuhi oleh keringat. Tubuh ku sangat lengket sekarang begitu juga dengan tubuh Tuan Jimin.

"Aku hanya mencoba untuk mengimbangi mu saja."Ucap ku berbohong, tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kepada Tuan Jimin. Aku tidak ingin dia merasa jijik dengan ku saat mengetahui penyakit mental ku.

"Kau melakukan nya dengan baik aku suka itu."Tuan Jimin mencium puncak kepala ku, lalu ia mencium leher ku memberi tanda kepemilikan di sana.

Leher ku sudah penuh dengan tanda keunguan dan dia belum puas juga memberikan nya, aku hanya mendesah di bawah Tuan Jimin sambil memeluk leher nya menenggelamkan wajah ku di atas pundak nya.

Tuan Jimin kembali menggerakkan pinggul nya, membuat suara decitan menggema didalam kamar ini. Aku mencengkram kuat pundak Tuan Jimin sambil mendesah hebat di bawah nya.

"Ahhhh Rana-yahhh ohhh shit.... "Tuan Jimin mendesah menyebut nama ku.

Laki laki di atas ku ini mempercepat tempo nya membuat desahan kami semakin menjadi jadi.

Tubuh ku dan Tuan Jimin terangkat keatas secara bersamaan setelah kami sama sama klimaks. Ah rasa nya benar benar nikmat, Tuan Jimin memenuhi rahim ku dengan cairan hangat nya. Saat bermain dengan Tuan Jimin dia selalu mengeluarkan nya di dalam dan aku tidak keberatan sama sekali.

Aku tidak takut hamil karena aku ini mandul, ya selain aku terkenal hypersex aku juga mandul. Maka nya aku tidak pernah merasa cemas saat berhubungan sex dengan laki laki mana pun.

"Astaga kenapa milik mu semakin sempit hmm?"Tanya Tuan Jimin, milik ku dan milik nya masih menyatu di bawah sana. Seperti nya Tuan Jimin tidak rela melepaskan nya maka nya dia membiarkan milik kami menyatu semalaman sampai sekarang.

Entah sampai kapan kami akan melakukan nya, aku tidak perduli lagi yang penting hutang ku lunas. Semoga saja ini terakhir kali nya aku berhubungan badan dengan Tuan Jimin.

"Milik mu yang terlalu besar."Sahut ku.

"Tidak juga, milik mu yang terlalu sempit milik ku terjepit di dalam sana hingga aku tidak bisa mengeluarkan nya."Apa apaan dia? kenapa Tuan Jimin mengatakan nya dengan wajah polos begitu? astaga aku merasa gemas dengan nya.

Aku memukul pelan kepala Tuan Jimin."Jangan memasang wajah polos begitu, tidak cocok untuk laki laki mesum seperti mu."Ucap ku di akhiri dengan kekehan.

Tuan Jimin [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang