spin off: Min-Ri

24 1 0
                                    

Hom pim pa alaiyum gambreng, pak ogah kena minyak goreng~

"Yahhh.. nggak seru target bully nya." Ujar Hanna sambil melipat tangan di depan dada dan tampak wajahnya yang tiba-tiba kusut kayak benang jahit yang kurang panas setrika.

"Seru mana kalau gue deketin Kak Taeyong duluan? Hm?," sahut Lanny sambil menyenggol lengan Hanna. Tampak puas mimiknya ngerjain Hanna yang lagi dibuat kasmaran sama kakak sepupu gue.

"Truth or dare. Gue pilih dare. Buruan. Gue mau capcus ke Pak Cahyo. Sampai lo pada nggak menghemat waktu gue sekarang, gue atas namakan lo berdua ke Pak Cahyo buat jadi kader UKS di Malang selama 2 hari perjalanan study tour minggu depan."

"Ah elah.. kan gue bilang apa, Taeri nggak cocok mainan kayak gini. Bawaannya serius mulu, bawaannya pelajaran mulu. Jadi kandidat penyumbang teori baru fisika, gue aminin dah, Ri."

"Ya udah, gue beneran catet nama lo ke buku hijau ya Han. Ok, fix. Bye."

"Ehh.. wait. Calm down gurl. Calm down. Demi kebaikan pribadi gue dan Hanna, gue minta dare nya ... hmmm.. ke Hanna. Yuks Han, utarakan."

"Kucing."
"Samperin Jaemin ke kelas sekarang, sambil rekam suara lo pakai handphone, bilang kalau lo naksir dia dari SMP. Bilang kalau lo secret admirer-nya. Udah, itu doang. Siap, jalankan."

"Ahh. Nggak masuk di akal deh Han. Gue aja nggak tahu siapa Jaemin dari gue zigot. Tiba-tiba, main jeplak (ngomong tanpa filter). Jaemin bukan model cowok baperan yang lo lihat dari kedua mata telanjang dan dia bukan cowok yang tanpa otak sebelum dia bertindak . Please lah."

"Tadi ada yang bilang 'kalau lo pada nggak menghemat wak--'," Sahut Lanny sambil menirukan suara gue.

"Ssstt. Gue lakuin dalam waktu 1 menit. Samperin gue kalau lebih dari 1 menit, gue belum balik."

"Hah? Ngapain?"

"Maksudnya lo disana ngapain berlama-lama sampe semenit lebih?"

Gue tak menggubris pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan Hanna dan Lanny, gue langsung berlalu ketika dua bocah ini tak memberikan respon lagi. Sambil berjalan ke kelas dimana gue juga sekelas dengan Jaemin, gue menuruti apa yang diperintahkan Hanna, mengaktifkan sound recorder dari handphone gue.

"Woy, Ri.. nih parfum lo." Teriak Yuta yang duduk di kursi koridor sambil bersila yang nampaknya sadar gue berjalan melewati dia.

"Bawa dulu. Nanti pulang sekolah, kasih ke gue. Gue tunggu di depan parkiran." Jawab gue yang berhenti sejenak untuk menjawab teriakan Yuta. Lalu gue segera berjalan kembali.

Tak ada jawaban dari Yuta, yang terdengar malah suara derap langkah kakinya yang berlari menyusul gue.

"Lo mau kemana sih? Buru-buru amat." Selalu pertanyaan seperti ini, apakah nggak afdol kalau nggak nanya sejenis pertanyaan umum kayak gini?

"Hei Na Yuta, bisa dikondisikan 'kan tangan lo?" Tanya gue balik, pasalnya Yuta sudah tidak menjomblo lagi, yah.. walaupun status double-nya masih terhitung dua minggu dengan kakak tingkat kelas 12 Bahasa. Setahu gue, dua individu ini berawal FWB-an namun ke ranah positif ya.. and maybe, their relationship is to strengthen the FWB which they had started. I dunno what the reason is?

"Dia nggak tahu, dia lagi kelas. Kalau dia mau putus mah, gue bodo amat. Capek gue, dimanfaatin mulu. Mending sama lo, ye kan?"

Gue merotasikan kedua mata malas dan mendecih singkat. "Daripada sama gue, sama Lanny aja, temen sekelas gue. Dia lebih kalem dari gue."

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now