37: Liburan Ala-ala pt 2

2 0 0
                                    

"Kalau gue nggak perlu CV kan, Ri?"

"Ya pake lah.. mana ada asal nerima aja." Jawab gue, lalu bangkit dari tempat duduk dan mengenakan tas selempang kembali. "Ayok Cung. Gue anterin."

"Eh.. baru aja duduk. Belum juga minumannya di anterin." Barusan Mark yang protes, sekejap kemudian meringis

Doyoung tampak meminum oreo milk shake yang tersisa sedikit, "Kalian berdua disini aja dulu, gue sama Taeri yang nganterin Icung balik ke kegiatannya." Imbuh Doyoung

"Nggak usah kak, Icung bisa balik sendiri kok, aku udah hafal sama rute tempatnya." Jawab Icung sambil tersenyum meyakinkan

"Lah nggak usah mbulet *muter-muter atau bisa juga berbelit-belit*, manut gitu lho sama kakak. Cepet balik biar kamu tuh nggak dicariin sam  "

Icung menempelkan jari manisnya ke mulut gue yang lagi ngoceh, "Psst.. iya ayo." Singkat, lunak, dan sangat jelas ketidak jelasannya.

"Untungnya bukan jari tengah yang dipake." Sahut Jaehyun

----
"Kak, kapan-kapan kesini lah sama mami papi, sama Kak Taeil juga." Ujar Icung sembari membenarkan letak tas punggungnya

"Nggak janji." Jawab gue singkat sambil mengedarkan pandangan ke beberapa keluarga kecil yang sedang liburan tipis-tipis sekedar buat pelarian dari rutinitas monoton

"Cung, jam berapa sampe sini tadi?" Tanya Doyoung yang sedari tadi merangkul bahu Icung yang tinggi antar keduanya nampak beda tipis

"Mmmm kira-kira jam setengah delapan lebih, eh nggak tau sih.. soalnya tadi aku tidur, tau-tau udah sampe aja."

"Tadi malem bolak-balik suruh cepet tidur malah PUBG an sama Injun. Akal-akalan mu aja pamit tidur cepet, biar main PUBG nya agak lama dikit. Hmm.." Ujar gue

"Ihhh tadi malem tu aku beneran mau tidur, tapi Injun tiba-tiba chat aku pengen coba google meet, ya udah disitu aku coba juga share screen gimana jadinya kalau game yang di presentasiin, eh keterusan.." Jawab Icung seraya meringis gemas

"Terusin debatnya.."

"Btw mom, putranya ganteng mirip papanya. Putranya tinggi juga, ngalahin papanya ya mom." Ucap seorang ibu bergelang emas tiba-tiba yang menghadang kita bertiga

"Kelas berapa nak?" Tanya ibu satunya lagi, yang keliatannya itu teman ibu bergelang emas

"Oh a-a-anu, saya kelas 9 SMP semester ganjil bu." Jawab Icung tanpa disenggol lengannya

Gue menghela nafas, sementara Doyoung berusaha keras menyembunyikan kotak tertawanya.

"Anak saya yang kedua juga SMP, tapi masih kelas dua, berarti kelas 8 ya.. istilah-istilah tingkatan kelas di sekolah jadi beda, nggak kayak dulu. Oh iya, kesini ada karyawisata to? Kok pakai seragam sekolah?"

"Iya bu." Tampak Icung tersenyum malu kesekian kalinya

"Ibu-ibu, mohon maaf kalau kami dirasa tidak sopan, saya dan istri mau mengantar anak kembali ke kelompok study tournya, soalnya tadi anak saya izin pergi makan 20 menit an, takutnya dicari guru-gurunya kalau nggak segera kembali. Mari bu, kami permisi."

"Oh iya iyaa.. maaf ya nak."

Gue tersenyum semanis dan sesopan mungkin, "iya nggak apa-apa bu. Mari.. ."

Ringan banget itu mulutnya Doyie sampai bisa mengapung diatas permukaan segitiga bermuda. Setelah agak jauh dari ibu-ibu tadi, gue memukuli lengan Doyoung yang direspon dengan tawa, begitu juga dengan Icung. "Lo mikir nggak sih sebelum ngomong gitu? Lo mikir nggak sih dampaknya buat gue?"

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now