11

9 1 0
                                    

07.40

Mengeringkan diri dibawah kipas angin setelah berkeringat adalah hal yang diidamkan para siswa-siswi seusai mengikuti upacara bendera sembari menunggu guru jam pelajaran pertama.

"Yeri, gue duduk disebelah lo dulu ya? Sementara aja." Tanya gue ke Yeri yang meletakkan kepalanya di atas meja dengan menutupi kepalanya dengan jaket denimnya.

"Iya."

"Jaehyun kemana?"

"Gue nggak tahu". Jawab Yeri yang masih mengistirahatkan kepalanya. Gue hanya mengendikkan bahu dan menyender di kursi seraya menikmati terpaan angin dari arah belakang.
"Mungkin dia lagi di toilet." Tambahnya.

"Emmm" jawab gue seadanya, gue memang nggak terlalu perlu tahu. Menutup mata sejenak gue rasa perlu dilakukan, toh.. para guru juga masih siap-siap untuk membawa materi dan memondong beberapa buku untuk pelajaran pertama.

"Ri, lo pindah tempat duduk?"

Gue membuka mata dengan malas dan masih menyender di kursi.

"Enggak Yut. Kalau gue pindah, tas dan segala macam perintilan di meja gue udah hilang dari situ."

"Iya juga sih."
"Noh.. Jaehyun dateng. Sini lo, kembali ke habitat." Tambah Yuta yang membuat gerakan dengan tangannya agar gue segera kembali ke tempat duduk gue.

"Bentar. Lagian Jaehyun masih belum disi "

"Lelah mbak yu?" Tanya Jaehyun ke gue. Gue segera membuka mata terkejut dan memposisikan badan menjadi berdiri.

"Oh.. lo udah disini. Maaf ya, gue mengungsi disini dulu tadi soalnya kena kipas angin. Ya udah gue balik"

"Iya nggak apa. Kalau lo masih mau ngadem, disini dulu aja."

"O nggak kok. Udah kering juga gue, nanti masuk angin lagi."

"Kan tinggal gue kerokin"

"Heh.. mulutnya ya mas."

"Hahahaha.. bercanda. Jadi, lo mau disini atau ke habitat lo?"

"Jawaban kedua"

11:30

Waktu makan dan istirahat yang paling ditunggu sejak pelajaran kedua telah didepan mata. Mengingat pelajaran kedua adalah kimia, dimana sistem buffer dalam darah gue udah mulai nggak seimbang dan sel-sel gue perlu makan.

"Han.. Hanna.. istirahat, nanti lagi dilanjutin. Pak Yono kasih PR juga dikumpulinnya masih senin depan kan." Ucap gue ke Hanna yang menghela nafas kemudian menutup buku tulis dan buku paket Kimianya.

"Yut. Yuta?"

"Apa?"

"Yok kantin"

"Lo pesenin ya?"

"Iya.."

Gue sejenak menyembunyikan tawa gue ketika Yuta mulai menyadari tipuan gue.

"Gue pesenin lo mau makan apa, alat bayarnya lo yang urusin."

"Doyoung kok bisa suka dan bucin sama lo ya?"

"Apa Yut? Doyoung kenapa?"

"Hah? Nggak, nggak kenapa-napa. Itu lo kemarin dia bilang ke gue kalau dia lagi suka micin."

Refleks gue memiringkan kepala dan menghembuskan nafas sambil tetap menatap Yuta. Hingga panggilan dari Hanna berhasil membuat gue mengalihkan pandangan gue dari Nakamoto Yuta.

"Ri, lo tahu nggak?"

"Nggak" jawab gue ke Hanna seraya berjalan keluar kelas.

"Ihh.."

"Lah lo nanya gue dengan kalimat tanya yang gue aja nggak tahu masalahnya apa."

"Terse to the rah. Terserah."

Gue sontak cengengesan karena reaksi kesal Hanna yang menurut gue lucu.

"Lo mau kasih tahu gue apa tadi?"

"Haechan.."

"Haechan kenapa?"

"Dia tadi bilang ke gue sama Jaehyun kalau pas dia nyampe ke sekolah, dia lihat lo dianterin sama mas-mas gitu. Wajahnya manis juga. Dia ngira kalo itu "

"Pacar gue?"
"Wah, dia nyebarin kabar hoax nih. Gue urus sekarang si Haechan"
"Mas-mas itu bukan sembarang mas-mas, tapi mas-mas itu Kak Taeil." Jawab gue ke Hanna, lalu gue berjalan mendahului Hanna untuk menemukan keberadaan Haechan.
"Yang lo tanyain ke gue tempo hari di perpus" tambah gue dengan posisi gue mengadap Hanna.  Hanna sontak berlari ke arah gue dan ingin menangkap mulut gue (?).

BUKK

Punggung gue menabrak sesuatu benda bidang tapi nggak keras, nggak mungkin gue nabrak tiang penyangga bangunan mengingat gue sama Hanna kejar-kejaran di koridor lantai satu dan gue merasakan dua tangan memegang masing-masing lengan gue, sontak kepala gue mendongak ke atas dan segera menghadap pada objek di depan gue.

"Taeri, lo nggak apa?" Tanya Hanna ke gue dengan nafas terengah.

"Iya."

"Untung lo gue tangkap, kalau nggak lo udah nabrak troli ISS."

Gue mengangguk, "thanks ya Jae"

"Inget kalian berdua tu udah cukup umur buat kejar-kejaran kek anak playgroup" jawab Jaehyun yang tiba-tiba mengalungkan tangannya di pundak gue. Sontak gue kaget dan melihat ke arah Hanna yang berada di sebelah Jaehyun, berharap Hanna bisa narik tangan gue dan dia bisa ngasih alasan untuk gue bisa lepas dari rangkulan Jaehyun, alhasil Hanna cuma mengendikkan bahu dan tersenyum jahil ke gue. Kenapa gue nggak nyaman? Karena pasalnya beberapa siswa yang lalu lalang ini adalah beberapa anak dari kelas 11 IPS-1 yang melihat posisi gue dan Jaehyun saat ini. Gue nggak mau dituduh sebagai the third person, karena Jaehyun usai putus hubungan dengan salah satu anak kelas 11 IPS-1. Dan tu bocah sampe dateng ke kelas gue buat minta balikan sama Jaehyun. Mungkin hari itu semesta dan milky way lagi berpihak padanya, untungnya dia saat dateng ke kelas cuma ada gue dan Jaehyun sedangkan anak-anak lain lagi dilapangan. Saat itu gue mau ambil botol minum dan Jaehyun masih ambil kunci loker di tasnya.

Hari dimana nggak mau gue inget lagi.

"Taeri. Woi Moon Taeri"

Gue berhenti berjalan diikuti Jaehyun dan juga Hanna, gue menoleh pada asal sumber suara dan otomatis Jaehyun melepas rangkulan tangannya.

Doyoung berlari ke arah gue dan menarik tangan gue untuk mengikuti kemana dia akan membawa gue. Tapi, sebelum dia menculik gue tanpa tujuan serta alasan, gue melepas genggaman tangan Doyoung di pergelangan tangan gue.

"Ikut gue."

"Kemana?"
"Bilang ke gue lo mau bawa gue kemana?"

"UKS"

"Hah? Kan hari ini bukan jadwalnya gue jaga"

"Tapi, apa mesti harus nunggu giliran jaga buat ngobatin orang? Keburu pingsan pasien lo"

Gue pasrah ketika Doyoung menarik tangan gue. Beberapa menit tersadar dari pikiran gue. Gue melihat ke belakang dan sekeliling tempat yang gue lewati saat ini.
Ini bukan arah ke UKS. Ini ke rooftop. Batin gue

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now