24

15 1 0
                                    

Ottohke...

Gue harus apa? Apakah ku harus menanyakan 'who's the girl?' pada Doyoung? Rasanya gue kayak posesif gitu nggak sih..

Udah beberapa menit ini gue terdiam rebahan di kamar selepas Icung mengobrak-abrik lemari kayu di kamar gue yang isinya buku-buku lama SMP yang pernah gue pakai.

Akankah ku harus curcol pada Kak Taeil atau Mark? Ahh.. yang ada gue diledekin. Ataukah mami yang ada dibawah sana yang tengah menonton drama tangisan seorang istri dan langsung merebut remote tv dalam genggamannya? Auto nggak diberi uang jajan gue. Ataukah papi?
Hhhhh...

TOK TOK suara sepatu, sepatu ku kulit lembu, kudapat dari ibu, karna rajin membantu~

"Nggak ada orang"

Tanpa kau persilakan masuk pun, daku tetap akan menghantui kamarmu. Ya.. gue akhirnya ke kamar Kak Taeil dan juga kamar sementara Mark. Dengan harap-harap cemas, gue masuk dan langsung duduk di sofa single yang berada lima langkah dari meja kerjanya Kak Taeil.
Kak Taeil cuma mengamati gue dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Kalau Mark mah.. dia tetep asik main handphone di atas kasur.

"Apaan? Cepet ngomong. Gue masih sibuk."
"Kalau lo mau bantuin gue bacain nilai UAS nya, gue terima."

"Kenapa nggak minta Mark aja? Dia nganggur kan disini."

"Boro-boro Mark mau, gue nya yang nanti ditodong suruh beliin jus semangka di kantin Bu Aminah."

"Ooo.. kedai mamanya Lucas?"

Kak Taeil mengangguk sambil membaca kertas yang katanya berisi nilai-nilai UAS nya mahasiswa.
Gue yang hanya melihat dari jauh pun ngerasa ngeri melihat nilai-nilai yang tertulis di kertas keramat itu.

"Kak, gue mau tanya, kan gue punya temen, nah temennya temen gue ini suka sama cowok satu sekolahnya dia dan si cowok ini juga udah ngomong ke temennya temen gue kalau si cowok ini suka sama temennya temen gue, malah si cewek itu udah tahu dan udah peka. Terus, pas adiknya temennya temen gue ini ngacak-acak isi handphone nya dan berakhir membuka LINE STORY, adiknya ini lihat story yang si cowok itu buat, dan Kak Taeil tahu storynya apaan?"

"Nggak"

"Ya nggak bakal tahu lah bang Taeil, temennya temen lo kan nggak nunjukin fotonya ke bang Taeil."

"Daritadi lo nguping?"

"Ya.. habisnya cerita lo mirip sinetron-sinetron anak sekolah. Kan gue tertarik."

"Can you change your ears to turn off mode during I story telling to my bro?"

"Am I not your bro too?"

"No, you're just my cousin."

"Ahh.. lama-lama kalian berdua yang gue suruh garap nih nilai lho ya.."

Tuh kan.. Jawanya keluar.

Mark hanya menatap gue seraya menjulur-julurkan lidahnya.

Ngeselin ya.

Gue merespon Mark dengan memelototinya dan menggerutu.

"Ri, kalau lo nggak lanjut cerita, gue "

"Nih ya.. fotonya itu dia sama cewek yang kelihatannya lebih tua dari si cowok itu. Yang bikin temennya temen gue ini nggak berhenti kepikiran, cewek itu pake acara nyubit-nyubit pipinya si cowok. Gue yang dengerin ceritanya aja ikut kepikiran. Jadi pertanyaan gue, apakah yang harus dilakukan temennya temen gue ini?"

"Pastinya jangan menunjukkan sifat seolah posesif, padahal belum jadian. Tunggu aja si cowok itu jelasin sendiri kalau memang si cowok beneran suka dan serius sama temennya temen lo itu. Udah.. clear kan?"

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now