7

7 1 0
                                    

Angkat, nggak, angkat, nggak..

Cuma kata itu yang bisa gue pikirin saat ini, kalau nggak gue angkat, gue ngelanggar prinsip gue, kalau gue angkat, gue nya yang nanti debat capres sama dia, lelah hayati..

Entah keyakinan darimana gue tekan icon gagang telepon berwarna hijau itu. Ragu-ragu gue menampakkan wajah no make up gue, padahal kalau sekolah cuma pake bedak sama lip balm atau lip tint tipis-tipis. Buru-buru gue alihkan kamera depan ke mode kamera belakang, jadi yang nampak cuma boneka Bernard Bear dari mantan gebetan gue. Kan, dibahas lagi, lagian kenapa juga gue masih simpen tuh boneka. Heran sendiri gue.

"Oi.. Taeri seterang bulan.."

"Hm"

"Kok gue malah VC an sama boneka dari Jaemin sih?"

Kok si kelinci bisa tahu?

"La terus?"

"Pikir sendiri"

Nih lagi kenapa nyuruh orang main mikir-mikir.. gue mengernyitkan dahi gue karena heran dan bingung juga sih, selalu kasih kode nih orang, kenapa nggak pakai sandi morse aja sekalian.

"Kok lo ngegas sih, yang duluan VC siapa coba?"

"Mana wajah lo? Nggak ada waktu gue, time is money"

"Pake acara bawa-bawa uang segala. Gini aja kenapa sih? Cepetan kalau mau ngomong, ngantuk nih adeknya Kak Taeil."

"Sstt.. gue nggak akan matiin nih VC sebelum lo alihkan mode kamera lo. Nggak sopan banget, ngomong sama orang wajahnya nggak kelihatan."

"Hadeh, ribet banget sih lo. Wait.. eh Doy, janji dulu lo, jangan ketawa"

"Kenapa? Lo sekarang berantakan? Iya, gue janji. Lagian kenapa juga gue ketawa, gue udah sering lihat wajah sama rambut lo berantakan pas kelas olahraga"

"Hilih.."

Dengan berat hati, gue alihkan mode kamera gue. Gue sekarang berantakan, mata gue mulai jadi mata panda, kedua sklera gue udah merah. Tinggal 5 watt lagi gue menuju dunia mimpi.

"So, may I help you, Doyoung Kim?," kata gue sambil senyum yang gue manis-manisin. Haha

"Nah, gini dong.."

"Ada apa? Cepetan.. tinggal 4 watt lagi."

"Lo nggak berantakan kok, ya walaupun cuma sedikit sih. Lo tetep kayak terang bulan rasa red velvet."

"Ha? Lo ngomong apa sih Doy.. hahahaha. Jangan buat gue mengulangi tawaran baik hati gue lagi, cepet ngomong."

"Jadi.. gini.."

"...."

"Gue mau nanya"

"Nanya apa?"

"Lo.."

"Iya? Gue?"

"Punya.."

"Hmm"

"Drawing pen, nggak?"

"What? Demi Dewa Neptunus, lo VC gue malem-malem gini, disaat gue udah lelah dan ngantuk plus mager, lo cuma nanyain gue punya drawing pen atau nggak. Ya Tuhan, Doy.."

Ini yang gue rasakan saat ini, jam ini, menit ini, detik ini, KEZEL.. KZL.. sebel sesebel sebelnya sama the prince bunny.

"Maaf"

Perasaan gue tiba-tiba mencelos. Rasa yang nggak bisa gue deskripsikan. Abstrak..

"Hhh.. besok kan hari Minggu tuh, lo kan bisa beli di toko alat tulis. Btw, buat kapan sih tuh drawing pen?"

"Senin, soalnya ada jadwal seni budaya di jam ketiga. Bulan ini keuangan gue lagi seret, jadi hemat lah ya, lo tahu definisi hemat kan?"

Wah.. sekata-kata nih bambank.

"Ampun Doy, ampun gue.. ngomong sama lo bibir gue lama-lama kayak Angelina Jolie habis ini. Terserah lo lah ya.. udah gue mau tidur, capek, ngantuk, lelah, letih, lesu. Gue matiin ya.. bye"

"Eitsss eitsss.."

"Apaan lagi sih kelinci?.."

"Kalau gitu lo besok mau nemenin gue nggak ke gramedia atau togamas gitu?"

Hng?

"Maaf banget Doy, nggak bisa gue, besok gue ada kencan ..."

Gue lihat, mata Doyoung membelalak sampai bukaan maksimal dengan ekspresi yang tak terdefinisikan.

"Sama siapa?"

"Drakor"

"Terserah lo lah ya.. bye."

Ada perasaan tersendiri ketika gue ngerjain Doyoung apalagi jahilin Doyoung. Suka gue.. haha

"Doy, besok lo ke rumah gue aja"

"Buat?"

"Jangan banyak nanya.. udah kayak peserta seminar aja lo"

"Jamber?"

"Jember? Rumah gue di Jakarta, bukan di Jember."

"Taeri.. lo itu ya.. jam berapa bebz gue ke rumah lo?"

"Jam 9 aja, dandan biasa aja, nggak usah ganteng-ganteng"

"Dari pabriknya gue emang udah ganteng. Oke lah, met bocan"

"Ihhh.. apaan sih Doy? Jijique bet. Bye"

PIP

Sebenarnya, dari VC itu dimulai gue pengen ketawa, nggak ngerti lagi sama nih kelinci. Kalau kalian kira gue sama Doyoung udah deket dari awal masuk SMP, jawabannya NO. Gue sama Doyoung mulai deket pas kelas 8 semester genap. Di masa itu dan sejak dari itu gue mulai sering debat sama Doyoung, juga sering ketemuan untuk membahas masalah itu dan mengenai kado-kado waktu itu gue terpaksa ngelakuin hal itu, Mami sama mamanya udah kenal lama, jadi kalau gue nggak temenan sama Doyoung, rasanya gue bisa dicap sebagai anak yang pilih-pilih teman karena beda jenis. The truth is gue memang bukan jenis manusia seperti itu.

※ M o i  et  T o i (?)※

Moi et toi (?)| DoyoungWhere stories live. Discover now