Bukan malah mendengarkan ucapan Al feli malah terus memojokan Al ,feli mulai mendekati Al yang sudah semakin terpojok .Al berusaha untuk tetep tenang dan berisap jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan terjadi walupun ia tidak bisa menyembunyikan rasa takut di dalam dirinya.
Feli trus mendekat dan bahkan dia semakin lebih dekat feli terseyum didepan wajah Al membuat Al menelan ludahnya kasar dan semakin mendekat hingga aroma parfum feli tercium hingga
Cklek...
Bunyi pintu terbuka lebar "Gak usah tegang feli gak ngapa ngapain Al! "bisiknya tepat di samping telinganya. perkataan feli tersebut membuat Al sedikit terhunyung ke belakang
"Ayo Al masuk! "Ajak feli yang masuk terlebih dahulu.
Al di buat merem melek dengan sikapnya itu terlalu berlebihan apa yang ia pikirkan itu. Al mencoba menghilangkan pikiranya itu dan membenarkan sedikit kerah bajunya "come on Al, Jangan lakuin hal bodoh seperti itu lagi! " ucapnya penuh percaya diri dan segera masuk kedalam ruangan tersebut.
.
.
.
.
.
.Setelah Akhir menyelesaikan tugas hukuman dari guru BP membersikkan lapangan basket yang sangat besar hanya dia dan satu sahabat setianya siapa lagi kalo bukan Bobby. Harusnya dia tak dihukum jika musuh bubuyutanya itu tak mempovokasinya terlebih dahulu.
Ia trus memandang layar ponsel sambil sesekali tersenyum dan mulai mengetik sesuatu setelah itu ia segera melangkah kakinya lagi.
"woy bro, mau kumpul gak loh! " tanya Bobby yang merangkul pundak Sahabatnya itu.
"Gak.gue ada urusan!" Evan melepaskan rangkulan Bobby dengan kasar
Bobby terkekeh "so sibuk lo, Okeh deh bro mungkin lain kali!"
Evan mengguk memasangkan helemnya "gue duluan!" ucap Evan sabil tos Al mereka dan segera keluar dari sekolah tersebut.
Suasana sore hari yang cerah tidak ada tanda tanda akan turun hujan, Evan segera melajukan motornya lagi setelah membeli sesuatu untuk sesorang yang ia sayangi.
Tak butuh waktu lama bagi dirinya menuju kerumah ia segera memarkikan motornya dan segera masuk ke dalam dengan perasaan senang.
Tepat didepan pintu masuk dia dikejutkan dengan sosok lelaki seusianya menatapnya dengan wajah datar, beberapa detik terjadi saling tatap tatapan antara keduanya yang sama sama bingung atas pertanyaan masing masing melihat sosok yang berada di depan mereka sekarang .
"Ngapain lu disini? "Tanya Al sinis
Evan terkekeh atas pertanyaan Al tersebut "Harusnya gue yang nanya ngapain lo di sini?"
"Ga usah so akrab!"ucap Al melewati Evan dan menyenggol bahu Evan
"Woww santai bro..!" tapi Al tak memperdulikannya
Evan segera masuk ke dalam setelah perdebatan sedikit antara mereka. Ia segera mendudukan tubuhnya di sofa empuk
"kapan lo pulang?" Evan membuka matanya melihat siapa orang yang bertanya padanya
"barusan"feli hanya mengguk ia melihat kantong kresek berlogo toko kue yang terkenal itu.
"Ini pesenan gue kan?"
YOU ARE READING
Mommy Boy [on Going ]
Teen FictionAlvindo deandra Pramoga Atau anak Mamih itulah sebutan untuk dirinya karena mamihnya yang terlalu posessiv terhadapnya, bahkan sampai hal sekecil apapun itu. Keadaan semula baik baik saja sampai suatu pertemuan yang mengubah hidupnya 180 derajat it...
Part 21//Mommy Boy
Start from the beginning