CALANDRA• Bagian Satu

896 321 254
                                    

Vote? udah? Ayo vote! Let's to the reading.

01. Apa itu Autisme?
________________________

Dewa dengan senyum menggembang menghampiri putri kecil nya, ia akan menyampaikan hal yang mungkin membuat Cala nya senang.

Dewa melihat Cala tengah menonton kartun, Dewa mendekat dan duduk di samping putrinya itu. "Cala, papa mau ngomong sesuatu" Cala yang semula fokus pada televisi, berpaling menghadap kearah papanya. "Ada apa pa?" tanya nya binggung.

"CALA BAKAL SEKOLAH DI LUAR BARENG BAKAA PAA?!" teriak Cala menggema, dengan diselingi air mata mengalir di wajah Cala.

Dewa Terkejut, "Eh, kok Cala nangis? Cala gak mau?" Panik Dewa, melihat putri yang sudah seperti anaknya itu mengeluarkan air mata.

Cala menggeleng, "Cala seneng banget pa! mangkanya nangis gini!" Isak Cala dengan ingus yang ia tarik terus menerus.

Dewa ikut tersenyum haru. Anak yang selalu membuatnya tersenyum, selalu juga membuat dirinya menangis. Hatinya ikut terkikis, ketika Cala dalam diam menangis sendiri, tanpa orang tau.

Cala seketika langsung mengayuh sepeda putih kesayanganya, menuju rumah Baka dengan senyuman yang belum luntur dari wajah nya. Jarak rumah nya dengan Baka hanya membutuhkan 10 menit jika menaiki sepeda seperti Cala. Mereka memang satu perumahan.

"BAKA!! BAKAAA! BAKAA!!" teriak nyaring bin cempreng yang Cala keluarkan membuat, Amir sang satpam rumah, segera membuka gerbang.

Senyum mang Amir seketika melebar, ketika berhadapan dengan Cala.

"Neng Cala nyari Baka ya?" Tanya Mang Amir.

"Cala nyari Baka ih, bukan mang Amir!" Ucap Cala dengan berjalan menuntun sepeda nya masuk.

Mang Amir mengelus dada sabar, "Perasaan tadi saya ngomong begitu deh, untung Cantik neng"

Cala masuk dengan sendiri nya ketika melihat pintu utama rumah Baka terbuka lebar, Cala berjalan sampai ke ruang tamu. Seketika kaki Cala berhenti, melihat semua orang yang ada dihadapan nya melihat ke arah nya, dengan tatapan binggung.

"Lo siapa? kenapa bisa masuk rumah Baka?"

Gadis dengan rambut blode itu bertanya kepada Cala, Cala terdiam melihat orang baru, yang ada didepan nya sekarang. Cala mundur beberapa langkah hingga punggung tubuhnya menabrak hiasan vas bunga sampai pecah.

"Dia kenapa si? Aneh banget, padahal cuma nanya juga." tanya salah satu lelaki disana.

"Oh, si Cala Autis." Sinis Bina yang datang dari arah dapur dengan membawa beberapa cemilan diikuti asisten yang membawa minuman.

Mata Cala menabrak manik mata Bina, Cala langsung berjalan ke arah Bina, Karena yang ia kenal disini hanya Bina. Bina yang didekati Cala pun langsung menghindar dan mendorong Cala sedikit.

"Na, lo kenal si cewek aneh ini?" Tanya Karin menunjuk Cala yang terdiam dan menunduk.

Bina mengidikan bahu nya acuh, "si autis ini? anak aneh" Ketus Bina.

"Oh dia autis, pantes aneh" celetuk Viola, Gadis dengan rambut blode tadi.

Cala mengangkat kepala nya dan menatap mata Bina serta Viola tajam, dengan mata yang merah menyala, kuku buku nya sendiri menusuk gengaman tangan nya.

"Cala emang gak ngerti apa itu autis,TAPI CALA GAK ANEH!"

"BINA!!" Teriak lelaki yang di ambang turunan tangga.

Lelaki itu menatap semua orang, yang ada di hadapan nya dengan mata gelap nya.

"Bakaa.. Cala takut!" Isak Cala yang langsung memeluk Baka.

Baka membisikan sesuatu, sehingga membuat Cala menganggukkan kepala nya, tangan Baka juga tak tinggal diam, mengelus pelan rambut Cala dengan lembut. Setelah membuat isakan Cala sedikit terhenti. Mata Baka menusuk ke arah mulut yang berceloteh ria tentang Cala termasuk Bina. Sepupu nya sendiri.

"Kenapa? Mulut kalian nggak dapet didikan?"

"Mulut kalian cuma bisa menjelekkan orang lain?"

"JANGAN SALAHIN TEMEN GUE! AUTIS ITU YANG GANGGU KITA!" sentak Bina berdiri menunjuk Cala.

"BINA!!" bentak Baka keras.

Cala yang hanya bisa diam pun bersembunyi di punggung lebar Baka.

"Cala pulang aja boleh? Cala takut." cicit Cala yang masih bisa di dengar semua yang ada di ruangan ini. Namun, tangan Baka mencekal pergelangan tangan milik Cala.

"Apa? lo mau pulang? SANA! JANGAN BALIK LAGII!" Usir kasar Bina.

Cala melepaskan paksa pergelangan tangan nya, yang di cekal oleh Baka, dan berlari keluar dari kediaman keluarga Baka. Sakit, Entah kenapa seharusnya jika sudah terus menerus ia mendapatkan perkataan seperti itu, harus nya ia kebal, tapi kenapa. Rasa sakit itu selalu terasa di bagian dada nya.

Cala meremas baju luar nya kuat, "Tuhan, Kenapa sakit banget? Didada Cala kenapa sakit banget ya?" Isak nya sambil berlari menuju sepeda putih nya.

"MANG AMIR BUKAINN!! HIKS" Teriak isak Cala kepada Mang Amir.

Mang Amir dengan sigap membuka kan gerbang dengan tatapan binggung. "Senyum Neng Cala selalu hilang, ketika masuk rumah ini." Lirih Mang Amir pelan.

Kembali ke Baka, yang beradu mata tajam milik Bina. Membuat teman-teman Bina menatap kedua nya binggung, suasana berubah semenjak gadis itu Datang.

"Lo selalu gini ka, selalu karena Cala Cala dan Cala!" Ucap Bina keras. Membuat Baka terdiam seketika.

"Gue cuma ingetin kalian, jangan ada yang bilang, kalo Cala itu .. Autis!"

"ITU KENYATAAN NYA BAKAA!!"


______________________________

Lanjut? Oke vote comennt nya jangan lupaa!

Papai

Calandra [ON GOING]Where stories live. Discover now