CALANDRA• Bagian Sembilan

271 54 40
                                    

Selamat datang yang baru bergabung dalam cerita Autisme, and thank you yang selalu stay!

Happy reading kalian:).

09. Mama Salsa
________________________________

"Cala! Kalo ada orang yang bicara-"

"Tatap mata nya, hadap kedepan. Jawab pertanyaan nya dengan jujur." Potong Cala cepat pada Dewa.

Dewa dan Sarah memang sudah pulang tanpa memberi tahu Baka serta Cala. Pikir Dewa akan seru jika Calandra datang, dan mengejutkannya. Tapi, dirinya lah yang dibuat terkejut melihat Cala serta Bina tarik menarik rambut satu sama lain.

Baik Cala ataupun Bina, penampilan mereka sudah kacau. Rambut yang semula terurai cantik, sekarang berubah menjadi kusut. Terutama Cala.

Gadis itu masih menunduk dalam diam saat di introgasi oleh Dewa. Lelaki paru baya itu menghela nafas pelan, tidak seharusnya dia memarahi kedua gadis di hadapannya ini.

"Sekarang, kalian saling minta maaf."

"Gak mau!"

"Cala gak salah!"

Ucapan yang berbeda membuat Baka terkekeh pelan, ia sebenarnya ikut kaget melihat Bina dan Cala perang di dapur tadi, untungnya ada Dewa yang menengahi. Baka berjalan kearah Dewa dan duduk di samping papa nya itu, dengan tangan yang bersedekap di dada.

"Maaf om, Bina gak mau minta maaf!" rajuk Bina kepada Dewa.

"Cala juga gak mau minta maaf papa, Coklat ini memang Cala yang ambil duluan." adu Cala benar.

"Heh! Tapi kan udah gue bilang, itu coklat milik gue!" Bantah Bina tak terima.

Cala menunduk takut.

Baka maupun Dewa menggelengkan kepalanya, melihat kejadian ini lagi. Memang sudah sering bertengkar seperti ini. Baka ikut menghela nafas pelan, beranjak dari duduknya berjalan menuju kulkas kembali.

Baka kembali dengan satu batang coklat lagi, dan berdiri di hadapan Cala serta Bina.

"Nih, buat lo na. Jangan bikin pusing perkara coklat doang." Cukup, Baka mengakhiri perdebatan ini. Dewa tersenyum mendukung.

"Tapi, gue pengen nya coklat di Cala itu!"

Cala menoleh mengangkat coklat ditangannya dan menyembunyikan nya di balik punggung. Cala menggeleng keras, "ini punya Cala kabin!"

"Bina bukan kabin!" Koreksi Bina.

"Ribet ih! Lidah Cala keseleo tau!"

"Gak ada urusan nya sama gue bocah!" Sarkas Bina kesal.

"Siniin coklat gue Cal! Ga sudi gue ngasih coklat nya ke lo!" Pinta Bina membuat Cala menggeleng keras.

"Ih! Udah jadi hak milik Cala dong!"

Dewa memijit pelipisnya, sedangkan Baka kembali melongo melihat perdebatan Cala dan Bina tiada habisnya.

"CALA BINA!

*****

Albar menghela nafas pelan, penat. Ia sangat lelah seharian ini, namun senyumnya masih belum luntur dari wajahnya. Albar memajukan mobil nya kedalam perkarangan rumah yang munjulang tinggi, bernuansa putih.

"Selamat datang, tuan Albar." Sapa satpam dengan ramah, di balas anggukan dari Albar.

"Nyonya sudah menunggu, silahkan masuk."

Albar melangkahkan kaki lebarnya memasuki pintu utama rumah tersebut. Bak istana, Albar tidak terkejut lagi dengan dekorasi yang selalu berganti-ganti maupun tata letak barang di ruang utama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 27, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Calandra [ON GOING]Where stories live. Discover now