CALANDRA• Bagian Enam

349 175 144
                                    

Hai, makasi udah stay! Jan lupa vote and comennt setelahnya ya bund!

Happy reading -!♡

06. Om Albar
______________________________

"Lo lucu banget si cal?" Gemas Arlan.

"Ih! Aku Cala bukan lucu! Jangan panggil gitu ah nanti meninggal kaya tetangga nya Baka!" Sarkas Cala membuat Arlan terkekeh geli.

"Emang meninggalnya karena apa?" Tanya balik Arlan.

"Gara - gara sakit jantung!" Ceplos Cala.

Arlan menggelengkan kepala nya gemas, "Itu berarti gara - gara sakit jantung bukan karena lucu." Ucap Arlan.

Cala mengembungkan pipi nya, "Tapi suka di bilang lucu ih!" Balas Cala membuat Arlan tertawa lepas.

"Cala! Pulang!" Panggil Baka tiba - tiba.

Cala menghela nafas nya kasar, "ih Baka! Cala lagi ngorbol sama Om Arlan!"

"Typo cal, Ngobrol yang bener." Gumam Arlan pelan.

Baka menajamkan tatapan nya pada Cala membuat Cala menunduk takut. Semakin hari Baka semakin Posessif terhadapnya. Tidak boleh ini, tidak boleh itu.

"Santai kali gan! Gue cuma ngobrol bentaran." Ucap Arlan Santai.

"Gausah deketin Cala!" Usir Baka sambil menarik tangan Cala untuk kembali ke rumah.

Sedangkan Arlan, menatap punggung Cala semakin menjauh. Ia tau, bahwa Cala sudah menjadi kekasih Baka saat ini. Namun, entah kenapa ia merasakan ada yang aneh dalam diri Cala.

Cala hanya bersepeda di sekitar komplek, sedangkan Baka jogging sebentar, namun saat Baka menemukan Cala berdua dengan Arlan duduk di taman komplek. Jiwa tidak rela nya meronta - ronta.

"Aduh Baka sakit ih!" Keluh Cala ketika Baka mencengkram pergelangan tangan Cala dengan kuat.

Baka refleks melepaskan cengkramannya. Melihat bekas memerah, membuat Cala terisak menahan sakit. "Sorry, gak sengaja" Cicit Baka.

"SAKIT TAU!" Teriak Cala membuat Baka memejamkan mata nya.

Sedetik kemudian.

"SAKIT BAKA! JAHAT BANGET SIH TARIK - TARIK TERUS! HIKS . ." Tangis Cala pecah, membuat Baka sontak menutup telinganya.

"Iya sorry, maaf gak sengaja. Emosi tadi, lagian lo kenapa lagi ketemu sama si Arlan" Ucap Baka mengebu.

Cala yang masih terisak pun enggan menatap Baka, sedangkan Baka menghela nafas pelan. "Udah jangan nangis. Nanti Makin jelek mampus!" Ejek Baka yang membuat Cala semakin terisak.

"Baka gak peka ih!"

Baka mengerutkan dahinya binggung.

"Heh, tau dari mana bahasa begituan!" Sarkas Baka.

"Tau dari Raffa ih!" Ucap Cala kesal.

Cala menghapus kasar air mata nya, berjalan duduk di pinggir trotoar. Untung sepi, gimana kalau ramai. Sudah seperti gembel Cala. Pikir Baka.

"Iya sorry, mau apa? Gue turutin nih." Rayu Baka membuat Cala mendonga.

"Ikan Cupang! yang kaya punyanya Raffa! Cala pengen juga! Raffa pernah bawa ikan nya kesekolah!" Rengek Cala memulai.

Baka memijit pelan pangkal hidungnya. Sungguh, ajaran sesat dari teman nya dapat di respon cepat oleh seorang Calandra!

"Ikan cupang yang gimana cal?"

Cala menghentakan kaki nya, "ih! Masa Baka gak tau! Ituloh yang warna - warni!"

Baka menggelengkan kepala pusing. Sungguh, semenjak Cala kenal dengan para sahabatnya, Gadisnya ini mudah sekali terpengaruh.

"Bangun! Udah kaya gembel lo!" Pinta Baka sembari mengulurkan tangan.

Cala mendengus kesal, "Baka ih! Pacarnya Sari gak gini tau! Orang nya baik gak galak kaya Baka!" Omel Cala sambil menepuk baju nya yang sedikit kotor.

"Sana! Sama pacarnya Sari. Gak minat gue"

Cala memicingkan matanya, "Baka cemburu ya? Itu loh yang kata Juna sama Raffa!"

"Ngawur ni bocah, Dah pulang ayo!" Ajak Baka membuat Cala terkikik geli.

___________________________________

Saat ini Cala duduk di kelas nya sembari memainkan ponsel milik Baka. Dengan seluruh macam rayuan serta pekikan dari gadis itu, agar dapat meminjam ponsel Baka untuk bermain game kesukaan nya.

Cala yang tengah fokus memainkan game nya, tanpa peduli sekitar yang berbisik ria, akibat tingkah laku Cala yang seperti bocah. Cholina sudah berulang kali mengingatkan Cala agar jangan bermain ponsel saat jam belajar berlangsung. Namun, bukan Cala yang mau mendengarkan.

"Sst! Cala Bu Rani natapin lo tuh!" Bisik Cholina kecil.

Cala dengan wajah polosnya mengangkat wajah nya melirik kearah Cholina. "CALA! DI DALAM KELAS TIDAK BOLEH BERMAIN PONSEL!" Teriak Bu Rani sambil berkecak pinggang.

"Ih ibu! Cala main sebentar kok ini gak lama!"

"Siapa kamu emangnya! Berani-berani nya bermain ponsel di dalam kelas pada jam pelajaran saya!" Lanjut Bu Rani.

"Aku Cala bu! Ibu lupa nama Cala ya?" Beo Cala membuat seisi kelas menahan tawa, termasuk Cholina menepuk dahi nya sendiri akibat ketololan Cala.

"Ikut saya ke kantor kamu! Kurang ajar!" Sentak bu Rani membuat Cala menunduk takut.

Bu Rani sudah terlebih dulu berjalan ke luar kelas menuju kantor, sedangkan Cala menatap teman nya satu pesatu, sambil menggaruk pipi nya pelan. "Ih! Mata kalian serem! Cala gak Like!"

Cala berjalan keluar kelas menyusul bu Rani yang mungkin sudah sampai duluan. Tak berselang lama, Cala menyembulkan kepala nya menatap ruang kepala sekolah. Terlihat disana seorang Laki - laki berkutat dengan laptop nya diiringi oleh bu Rani yang mengoceh ria.

"Maaf pak, saya menganggu waktu bapak. Saat ini Bu lestari sedang tidak masuk untuk stay di ruang BK. Jadi, saya membawa murid yang melanggar aturan sekolah kita. Untuk berhadapan langsung dengan bapak." Jelas Bu Rani panjang.

Cala yang masih mengintip pun tak sengaja bersin membuat Bu Rani menatap horor ke arah Cala, yang di sambut Cengiran khas Cala.

"Ngapain kamu ngintip begitu Calandra! Masuk sini."

Kepala sekolah yang masih terlihat muda tersebut teralihkan ketika mendengar nama Calandra. Menatap dalam manik mata Cala, membuat Cala memutar memori dalam kepala nya mengingat wajah di hadapan nya saat ini.

"Om Albar?!"





___________________________________

Hai, sorry lama up! Thanks banget yang udah stay disini. Jan lupa Vote and Comennt nya ayangniem♡.

Calandra [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang