If You 20

2.1K 222 45
                                    

Menyesal... 

Kwang bahkan tidak memiliki waktu untuk menyesali apa yang sudah ia lakukan.

Hanya dengan melihat gun yang sedari tadi memejamkan mata dengan tidak tenang saja membuat kwang yakin dengan keputusanya.

Bukan keinginannya untuk menjauhkan Babii boy gun dengan ayahnya hanya saja,  untuk saat ini kondisi gun jauh lebih penting di banding kedua pria yang sudah ia sakiti hatinya. 

Toh,  bukan salahnya juga mengambil keputusan seperti ini,  seandainya saja mereka tidak memiliki wanita yang begitu membenci gun,  mungkin ia tidak akan bertindak terlalu berlebihan seperti ini, jika ia tidak mengambil keputusan seperti ini,  kwang takut cepat atau lambat jane ataupun cla akan meledak dan jika sampai itu terjadi,  imbas dari ledakan amarah mereka pasti mengarah ke arah gun yang mereka yakini sebagai sumbernya dan kwang tidak ingin hal itu terjadi.

Kejadian hari ini membuat kwang menutup mata dan juga otaknya, ia sudah pernah berjanji, apapun yang terjadi,  ia bersumpah akan menjaga gun,  tidak perduli tidak ada orang disisinya,  menjaga gun dan juga bayinya supaya baik-baik saja sudah menjadi tanggung jawabnya dan kwang akan menjalani tugasnya sebaik mungkin.

Sudah hampir satu jam saat ia menolak kehadiran mereka,  dan sudah hampir satu jam pula ia duduk,  menunggu seseorang yang tertidur di ranjangnya membuka mata.

Gun memang tertidur tapi kali ini dia seperti tidak memiliki ketenangan dalam tidurnya,  dahinya kerap kali berkerut,  tanganya mengepal seolah saat ini dia tengah mengalami mimpi buruk,  kwang bahkan tidak bisa memejamkan matanya,  saat gun merasa gelisah,  ia mengusap kening gun,  menghilangkan kerutan disana dan mencoba menenangkan gun dengan kehadirannya.

"tidak apa-apa,  aku disini bersamamu. " itu yang kwang katakan berulang kali dan gun selalu tenang saat ia membisikan kalimat itu.

Namun kali ini,  gun nampak gelisah,  kerutan di dahinya bahkan semakin dalam,  nafasnya memburu,  tangan terkepal dengan kuat serta gelengan kepalanya membuat kwang cemas.

Ia berusaha menenangkan gun namun tidak berhasil,  gun justru mengerang,  air mata keluar dari pelupuk matanya,  rintih terdengar jelas di bibirnya,  kwang cemas,  berulang kali ia mengatakan,  " tidak apa-apa gun.  Aku disini"  Tapi gun sama sekali tidak merespon ucapannya,  yang ada gun semakin menangis,  kwang bingung,  apa yang harus ia lakukan supaya gun kembali tenang seperti sebelumnya.

"jangan,  Jangan, jangan ambil anakku., dia milikku,  tolong jangan ambil. "

"tidak apa-apa, gun.  Ada aku disini. "

"tidak,  tidak tidak,  tolong jangan pisahkan aku darinya,  dia milikku,  dia milikku jadi kumohon jangan ambil dia dariku, aku mohon,  aku mohon aku mohon. "
Gun semakin kacau,  air mata begitu deras keluar dari matanya yang terpejam,  kwang berulang kali mengusapnya,  berusaha membangunkan pria mungil itu namun gun masih dengan mimpinya,  merengek,  memohon untuk entah siapa yang akan berusaha memisahkan dia dari putranya.

"gun,  tenang!  Tidak akan ada yang mengambilnya darimu gun!  Buka matamu!  Itu semua mimpi,  gun. "
Namun gun tidak mendengat ucapannya  dia justru mengeraskan tangisanya sembari  memukul kepalanya.

Kwang di buat cemas olehnya,  berulang kali Ia memencet tombol pemanggil yang terpasang di sisi ranjang berharap siapapun dapat membantunya menghentikan gun yang mulai menyakiti dirinya. 

" gun"

"tidak. Tidak.  Tidak. Tidak. "
Itu yang gun katakan,  kwang tidak tahu arti tidak yang gun sebutkan itu untuk apa.

" gun,  buka matamu! ".

" apa yang terjadi? "
Beruntung saat bingungnya,  same datang.  Dia segera mengambil posisi  di seberang kwang yang menggelengkan kepalanya.

If You......  Where stories live. Discover now