If You 26

541 75 7
                                    

Tepat saat mereka memasuki mobil, gun terduduk di kursinya dengan pandangan kosongnya, ia terdiam, ingin meluapkan semuanya namun sangat sulit untuk ia mengeluarkanya.

Yang bisa gun lakukan sekarang hanya mengatur nafasnya , berharap dengan seperti ini ia tidak lagi merasakan sesak di dadanya.

Kau bisa, kau pasti bisa gun!

Itu yang ia inginkan tapi nyatanya ia tidak bisa melakukanya, terlalu sakit untuk ia memendamnya, rasanya seperti ia terkubur dalam keadaan masih bernyawa, ingin berteriak meminta tolong namun ia tahu semuanya sia-sia jadi gun hanya bisa meremas dadanya berusaha dengan kuat untuk menahan semuanya.

"kau tidak apa-apa? "
Kalimat itu seharusnya mampu membuat gun menangis namun dia tidak melakukanya, dia hanya menghela nafas lalu melihat ke arahnya, tersenyum seolah tidak pernah terjadi apapun padanya.

" ya, aku tidak apa-apa. "
Tapi kwang tahu pria itu tidak baik-baik saja, kwang tahu gun ingin menangis, terlalu jelas baginya untuk menahan beban yang ada di dadanya.

" kau tahu kau tidak sendiri gun, jika kau ingin menceritakanya kau boleh melakukanya padaku. "
Jika saja ia bisa memaksa, ia ingin sekali gin mencurahkan isi hatinya padanya, ia ingin gun melepas endapan yang menyiksa perasaanya tapi ia tahu, gun tidak seperti orang lain yang akan dengan mudah menceritakan keluh kesahnya, gun lebih memilih menyimpan rapat untuk dirinya sendiri, tidak membiarkan orang lain mengetahui dengan jelas bagaimana perasaanya.

" terima kasih phi, aku akan mengingatnya. "

Itulah gun, dia selalu mengingatnya tapi enggan untuk melakukanya.

Sejujurnya kwang ingin sekali menampar gun, memaksa pria itu untuk mengeluarkan air matanya tapi gun tetaplah gun, dia akan terus bersikap kuat meskipun sebenarnya dia tahu, dia tidak mampu melakukanya.

" mmm kemana kita selanjutnya? "

" agensi. Kau ingin pulang? "

" tidak, kita ke agensi dulu saja jika sudah waktunya aku pulang, aku akan pulang. "
Kwang menurut, setelah itu tidak ada percakapan dari keduanya.

Kwang meminta supir mereka untuk mengantarkan mereka ke agensi sementara gun, dia lebih memilih diam sembari mengatur nafasnya untuk meredakan emosinya.

Sepanjang perjalanan, tidak ada satupun yang bicara, p'thong yang biasanya menyalakan musik atau radio entah kenapa hari ini justru tidak melakukanya, suasana yang biasanya terdengar riang kini senyap seperti tidak ada kehidupan di dalamnya, untungnya suara mesin dan klakson terdengar, menyakinkan mereka kalau ada kehidupan di sekitarnya.

Sesampainya di agensi, gun masih tetap diam, kwang juga tidak berkata apapun padanya, ia membiarkan gun untuk melakukan apapun yang di inginkanya, jika yang gun inginkan ia tidak mengetahui sisi rapuhnya, kwang akan berpura-pura untuk tidak menyadarinya meskipun sebenarnya ia ingin sekali melihatnya.

"aku akan ke kamar mandi, apa kau tidak apa-apa jika ke ruanganmu sendirian? "
Kwang takut gun tidak bisa menahan pandangan orang lain mengingat Hastag phinong masih menduduki peringkat pertama di negaranya, ia khawatir gun akan kembali mengalami apa yang sudah terjadi sebelumnya.

" tidak apa-apa, aku bisa melakukanya. " Tapi karena gun sudah mengatakanya, kwang rasa ia bisa meninggalkanya sejenak.

Ia pergi ke kamar mandi sementara gun kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju ruanganya, saat ini yang ingin gun lakukan hanya merebahkan tubuhnya, ingin segera menormalkan pikirannya, ia bahkan tidak perduli dengan pandangan yang di arahkan padanya, ia sudah terlalu lelah untuk memperdulikanya.

If You......  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang