If You 19

2K 233 83
                                    

Sebagai seorang dokter kandungan,  ini kali pertama ia mendapatkan seorang pasien bergender pria,  bukan hanya itu,  ini juga kali pertama ia mendapati pasienya kembali dalam kurun waktu kurang dari satu minggu setelah ia mengizinkanya pulang dan yang lebih mengejutkanya lagi,  dia kembali dalam kondisi yang jauh lebih buruk di bandingkan sebelumnya.

Rika tidak bisa percaya dengan apa yang di lihatnya,  di hadapanya berdiri seorang wanita yang penuh dengan kecemasan sementara pria yang terbaring di brangkar ranjang tengah kesakitan dengan wajah yang jauh lebih pucat di bandingkan sebelumnya.

Rika menghela nafas,  ia tidak memiliki waktu untuk mendengar cerita detailnya meski begitu ia tetap bertanya apa penyebabnya.

"kenapa bisa jadi seperti ini? " dia bertanya sembari memeriksa gun dengan stetoskop yang terpasang di telinganya.

Kwang menjawab sembari meremas jemarinya.

" bertengkar hebat dengan oab." tangan Rika yang tengah memeriksa perut gun terhenti,  hanya sejenak setelah itu kembali melanjutkan kegiatannya.

"sungguh hebat,  ayah dari putranya sendiri yang melakukanya. " itu bukan pujian melainkan sindiran.

Kwang tidak berani berkata-kata lagi,  ia hanya melihat Rika yang sekarang masih memeriksa keadaan gun yang setengah sadar.

" duduklah kwang!  Jika kau cemas kau bisa menunggunya di luar,  aku harus memeriksanya secara keseluruhan."

"seserius itu? "
Rika menghela nafas, ia juga tidak ingin mengatakan ini tapi karena keadaan sudah seperti ini,  ia harus mengatakanya.

" aku tidak tahu sehebat apa saat mereka berdebat,  tapi meskipun aku tidak melihat luka di luar tubuhnya tapi  tidak dengan otaknya.  Aku harus memeriksa lebih lanjut supaya tau bagaimana kondisinya. "

Seburuk itu... 

Kwang mengangguk, mengerti, setelah memutuskan ia keluar dari ruang perawatan gun,  ia lebih memilih menunggunya di luar daripada harus melihat gun yang terbaring lemah dengan wajah putih pucat seperti kehabisan darah,  kwang hanya berharap kondisi gun tidak begitu buruk,  ia tidak ingin gun ataupun bayinya Kenapa-apa.

Demi tuhan,  kwang sangat mencemaskanya.

Satu jam menunggu, Pintu ruangan gun di buka, Rika keluar,  kwang segera menghampirinya dan bertanya mengenai keadaannya.

"bagaimana keadaannya?"

"kita perlu bicara! " Tapi Rika justru memerintahnya.

tanpa bantahan,  Rika mendahului kwang yang mengekor di belakangnya,  ia hanya  bisa memandang pintu ruangan rawat gun sementara kakinya melangkah mengikuti Rika yang ingin bicara denganya.

" duduklah! " itu yang Rika katakan saat mereka sudah masuk kedalam ruangan pribadinya, bukan pertama kali,  ia sudah sering masuk kedalam ruangan ini meskipun tidak sesering seperti di ruangan same.

Kwang duduk,  masih diam,  ia menunggu Rika yang saat ini tengah membaca buku yang kwang sendiri tidak tahu buku tentang apa itu tapi yang kwang tahu,  rika begitu konsen dengan aktivitasnya, kwang bahkan merasa segan untuk bertanya jadi yang bisa ia lakukan saat ini hanya menunggu, menunggu wanita itu selesai dan mengatakan apa yang dia ingin katakan.

Dalam keterdiamanya,  seseorang mengetuk pintu ruangan Rika,  tanpa melihat Rika mempersilahkan tamu itu masuk,  saat dia membuka pintu,  barulah kwang tahu siapa yang akan bergabung denganya ini.

"aku dengar pasien VIP kita ada disini?"

"ya,  dia di ruang perawatan sekarang."

"kali ini apa yang terjadi padanya. "

If You......  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang