If You 17

1.9K 219 76
                                    

Kemana tay pergi setelah mendengar semua cerita dari off? 
Tentu saja ke rumah sakit dimana gun di rawat,  dia sangat mencemaskan pria mungil itu namun keberanian yang tidak ia miliki membuat ia enggan dekat denganya,  sampai disana ia hanya bisa berdiri di depan ruangan gun di rawat,  tidak melakukan apapun bahkan hanya sekedar mengetuk pintu tay tidak melakukanya.

Jika saja kwang tidak keluar untuk membeli sesuatu ia tidak akan pernah tahu tay menyusulnya ke tempat ini?

"kau ingin melihatnya? " kwang bertanya  tay ragu namun kwang tahu itulah tujuanya.

" bagaimana kondisinya? "

" kau hanya perlu menunggu dia sadar dan tanyakan langsung padanya. "

"  dia belum sadar? " kwang mengangguk.

" apa separah itu? "

" aku tidak tahu,  dokter bilang harus menunggu gun sadar untuk tahu bagaimana kondisinya,  aku harap dia baik-baik saja. "
Ya,  itu juga yang tay harapkan.

" kau ingin masuk? " tawarnya tapi pria itu seperti meragu.

" apa boleh? " kwang mengangguk, terkekeh,  merasa lucu mendengar pertanyaan dari tay,  "kenapa tidak,  asalkan kau tidak mengganggunya itu tidak masalah. "

Tay mengangguk mengerti,  kwang pamit sementara tay mulai masuk kedalam ruang inap gun,  disana terbaring dengan lemah seseorang yang ia kenal,  seseorang yang  beberapa bulan ini menjaga jarak darinya,  entah siapa yang egois tapi tay merasa kedekatan mereka tidak seperti dulu,  seperti ada jurang yang dalam yang memisahkan mereka.

Tay duduk di samping gun,  pria mungil itu masih memejamkan mata sementara infus masih terpasang di tanganya. 

Tay merasa sedih melihatnya lemah seperti ini,  4tahun dia dekat denganya ini kali kedua ia melihat gun tak berdaya,  dia nampak lemah,  tidak lincah seperti biasanya.

"bagaimana kabarmu?" tay bertanya meskipun ia tahu gun tidak akan menyahut mengingat pria itu belum juga bangun dari tidurnya.

"apa begitu menyakitkan sehingga kau tidur begitu lelapnya?"

"seharusnya kau katakan padaku apa yang kau rasakan bukan justru seperti ini,  kau tahu gun,  mengetahui kau tidak baik-baik saja dari orang lain membuatku sakit.  Aku tahu aku tidak pantas mengatakanya mengingat hubungan kita yang tidak seperti dulu, tapi tidak bisakah kau datang padaku dan mengeluarkan keluh kesahmu? Ketahuilah gun,  aku menjauhimu  bukan karena aku ingin, tapi aku berharap dengan seperti ini kau tidak memendam perasaanmu, kau akan datang padaku dan menceritakan semuanya padaku.  aku ingin tahu apa yang kau rasakan tapi kau tidak pernah mau membaginya denganku. "

" melihatmu yang seperti itu membuatku merasa,  aku sahabatmu yang tidak berguna,  aku tidak tahu apa-apa tentangmu bahkan saat kau sakit karena di campakan kau lebih memilih memendamnya sendiri dan sekarang di saat kau sedang sakit aku justru mengetahuinya dari orang lain,  aku ingin tahu apa yang kau rasakan tapi kau justru memberikan lelucon yang sama sekali tidak lucu.  Kau tahu gun, aku frustrasi,  rasanya aku ingin sekali menghajarmu dan memaksmu untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi,  tapi aku tidak memiliki keberanian untuk itu,  aku hanya bisa menunggu dan terus menunggu tapi kau justru mengabaikan keberadaanku."

"apa kau senang hubungan kita menjadi seperti ini?  Jujur aku tidak suka, tapi aku tidak tahu lagi harus menggunakan cara seperti apa supaya kau terbuka padaku.  Gun,  bukalah matamu dan katakan padaku apa yang kau rasakan,  mari kita perbaiki persahabatan kita. "

Beberapa bulan terakhir ia selalu memendam perasaannya,  ia ingin gun yang terlebih dahulu menghampirinya dan memberitahukan padanya apa yang dia rasa tapi sekian lama ia menunggu semakin gun justru menjauh darinya.

If You......  Where stories live. Discover now