If You 2

5.5K 382 35
                                    

Gun terbangun saat ia merasakan seluruh tubuhnya sakit, terlebih di bagian pinggang ke bawah rasanya sangat menyakitkan, ia bahkan nyaris tidak mampu untuk bangun dari tidurnya jika ia tidak memaksakan tubuhnya.

Gun melirik ke arah sampingnya, pemuda yang semalam menghajar tubuhnya beberapa kali ini masih terlelap dengan dunia mimpinya, tak ingin mengganggu, gun bangkit sepelan mungkin saat sudah berhasil berdiri, ia memungut pakaiannya dan mengenakanya dengan asal, tanpa membersihkan wajah dan tubuhnya terlebih dahulu, gun lebih memilih untuk pergi, meninggalkan off yang masih memejamkan matanya.

Gun menuju ke meja reseptionis, men-check out setelah selesai ia mencegah taksi lalu meninggalkan hotel dan pergi menuju tempat agensinya.

Gun tidak mungkin pulang kerumah dalam kondisi seperti ini, pim (adiknya) pasti mengkhawatirkanya, dia tahu hubunganya dengan oab dan gun yakin Dia-lah orang pertama yang mencemaskanya.

Gun mengambil ponselnya, mengaktifkanya dan benar saja, notif dari adiknya memenuhi layarnya sekarang.

150 panggilan tak terjawab.
100 pesan belum di baca.

Gun berdecak, dari semua panggilan dan pesan yang masuk, semuanya di dominasi oleh adiknya dan rata-tata pesanya mengatakan ia ada dimana, bagaimana kondisinya, menyuruhnya untuk segera menghubunginya selebihnya emot marah, sedih, menangis, bingung di kirim untuknya.

Gun tersenyum lalu membalas pesan untuk adiknya.

"aku ok, semalam tidak bisa pulang karena ada acara bersama anak GMM, Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja." gun mengirimkanya lalu saat ia lupa mengatakan sesuatu ia kembali mengirimkan pesan untuk adiknya.
"dan berhenti membuat notif ku berbunyi! " setelah selesai ia menaruh kembali ponselnya di sakunya.

Sampai di agensinya, suasanya masih sepi, tentu saja ini masih jam 7 sementara kantor akan di mulai pukul 9 jadi wajar saja jika saat ini hanya ada dirinya seorang di tempat ini tapi gun tidak ambil pusing atas kesendiranya ia justru merasa lega karena tidak perlu berpura-pura.

Sebelum memasuki ruangan gun terlebih dahulu mandi setelah memastikan tubuhnya bersih ia memasuki ruanganya dan merebahkan tubuhnya di atas sofa dengan hati-hati, sebab bagian belakangnya masih terasa sakit, setelah itu ia memejamkan matanya dan melanjutkan tidurnya.

Tepat pukul 09:00 gun terbangun, lupa dengan kondisi tubuhnya yang remuk ia bangun seenaknya dan akibatnya ia nyaris memaki karena gun rasa tulangnya nyaris terlepas dari tubuhnya.

Sakit rasanya sangat sakit, sudut matanya bahkan mengeluarkan air mata.

Disaat seperti ini ia ingin sekali menghujat pria brengsek yang kemarin bahagia di atas penderitaanya.

Oab sialan...

Baru semalam ia melupakan pria brengsek itu pagi harinya ia sudah mengingat kenangan manisnya saat ia menghabiskan waktu bersamanya.

'Lupakan, Lupakan dia! Kini dia sudah memiliki masa depannya sendiri, dan sekarang yang harus aku lakukan mencari kebahagiaanku sendiri meski tanpa dia."

Gun mencoba menguatkan hatinya setelah ia rasa tubuh dan hatinya sudah mulai berdamai, ia melangkahkan kakinya hendak keluar dari ruangan namun baru secelah ia membuka pintu ia mendengar namanya di sebut dan menjadi bahan perbincangan.

"aku rasa nong gun tidak akan berangkat hari ini"
Itu katanya, gun tahu ini milik siapa tapi gun malas menyebutkan namanya.

"hei, mana mungkin. Nong gun sangat profesional, hari ini dia punya jadwal kerja jadi dia pasti berangkat"
Sangat mengerti dirinya, yah, meskipun gun sakit ia akan tetap profesional seperti yang dia katakan.

If You......  Where stories live. Discover now