KS - 28

169 72 169
                                    

Jangan lupa vote ya. Aku senang jika kalian berkenan memberikan apresiasi pada cerita ini. Jangan jadi 'SIDER' ya.

••

Kara sibuk main basket sendirian, banyak yang melihat gerakannya dalam aktivitas normal. Namun, bukan aktivitas itu yang membuat beberapa siswa mengerutkan kening karena terkejut, tetapi gadis itu sibuk bermain selama jam pelajaran berlangsung.

Bukan tanpa alasan, Kara berada di lapangan saat jam pelajaran, dia dihukum karena membuat onar di kelas. Pertama, saat upacara, gadis itu terlambat dan perlengkapan sekolah seperti dasi dan ikat pinggang belum lengkap.

Kedua, kelasnya membuat keributan seperti bernyanyi, memukul meja sementara kelas yang bersebelahan dengan kelas mereka sedang mengerjakan ulangan harian. Mengapa gadis itu dihukum dengan masalah ini juga? Ya, dia biang keladi semua keributan dan mengganggu kegiatan kelas lainnya.

Guru yang memarahi Kara merasa jengah dengan sikap gadis itu, yang telah berulang kali dihukum, juga tidak tergoyahkan. Guru menyuruhnya pergi keluar, melakukan aktivitas yang bermanfaat. Daripada menghukum gadis yang selalu membuat onar di kelasnya, lebih baik gadis itu melakukan aktivitas yang diinginkannya tanpa mengganggu kelas lain yang sedang belajar.

Lelah, ia berjalan menuju pinggir lapangan, mengulurkan kaki sambil mengontrol nafas dan detak jantung yang berdebar kencang setelah melakukan aktivitas olahraga.

Damian, pria itu mendekatinya dengan tisu dan sebotol air mineral di tangannya. Ya, kelas pria itu sedang jam pelajaran olahraga. Kebetulan Damian melihat Kara sibuk sendirian di lapangan yang nantinya akan menjadi tempat Damian belajar untuk kelasnya. Pria tersebut berinisiatif memberikan tisu untuk menyeka keringat dan sebotol air mineral untuk menghilangkan dahaga yang dirasakan Kara.

"Makasih ya bang," Kata Kara setelah meneguk air mineral yang diberikan oleh Damian. Damian hanya mengangguk.

Damian mengambil tisu dan menyeka keringat di pipi Kara. Kara diam, dia menyukai apa yang dilakukan Damian. Setidaknya, dia tidak perlu lelah lagi untuk menyeka keringat.

Tanpa diduga, dari kejauhan ada seorang gadis misterius sedang memandangi pemandangan itu sedari awal. Tak ingin melewatkan kesempatan, gadis itu segera merekam dengan kamera ponselnya. Setelah itu, dia melihat video yang dia rekam. Dia menyeringai, memandang sekitaran dan pergi dari sana-agar tidak ada yang mencurigai gerakannya.

Di tempat lain, pada saat bersamaan.

Sagara baru saja keluar dari kamar mandi, merapikan rambut. Tujuan awalnya adalah bertemu dan memberikan sebotol air mineral untuk Kara sebagai bahan pdkt. Namun, seorang gadis menabraknya. Gadis itu sepertinya sedang terburu-buru dan ponsel yang ada di tangannya tergeletak di lantai koridor.

Sagara melihat ke layar ponsel gadis yang menabraknya-menampilkan video dan samar-samar dia bisa melihat wajah Kara yang menghadap ke kamera. Dengan cepat gadis itu mengambil ponselnya dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Sagara yang sudah ingin mengetahui apa yang ada di video itu, meraih gadis itu dengan memegang lengannya dan membuatnya terhuyung ke belakang.

"Video apa itu?" tanya Sagara penuh intimidasi.

"Bu-bukan urusan lo!" Tersirat kegugupan dalam kata-kata gadis itu.

Sagara menyipitkan mata, menatap gadis itu dengan penuh selidik. Sagara melihat ke nama yang tertera di dada kanan gadis itu. Yassika. Ingatkan Sagara untuk mencatatkan nama itu di pikirannya.

"Lepasin nggak?!" sentak Yassika sembari memelototi Sagara, namun, Sagara melihat tatapan gadis itu bertolak belakang dengan nada bicara yang diucapkan-tatapannya terlihat gusar akibat rasa gugup yang berlebihan.

KARA |Serendipity|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang