KS - 14

269 111 416
                                    

Happy Reading guys! 🤗


Beberapa kali Kara mengetuk layar ponsel, menunggu Arsa di pos keamanan. Ia ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Arsa.

Beberapa menit lalu, Ahsan, pria yang ditemuinya di lapangan tadi, memberikan pesan singkat tentang Arsa lewat aplikasi Instagram. Dengan cepat, Kara duduk dan sesekali melirik pintu masuk sekolah menunggu Arsa yang ingin ditemuinya.

Wajahnya sumringah melihat Arsa yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Dia tidak ingin ada kecanggungan atau perasaan yang dapat merenggangkan ikatan. Karena Kara tidak suka jika teman yang dianggapnya teman bertingkah aneh saat bersamanya. Rasanya sangat tidak nyaman.

Kara berdiri, memblokir akses jalan Arsa menuju tempat parkir. Ahsan yang mengerti situasi tersebut, memberikan instruksi kepada teman-teman yang lain untuk membiarkan mereka berdua, berbicara secara pribadi dan menyelesaikan masalah yang muncul sejak pagi tadi.

"Arsa, gue mau ngomong sama lo."

Arsa tampak tak berniat untuk itu. Namun, ia juga penasaran, alasan apa yang akan diberikan Kara untuknya. Arsa menaikkan sebelah alis memandang Kara datar.

"Gue nggak tahu pasti lo marah dengan gue untuk masalah apa. Maybe, membuat lo sakit hati. Dan gue minta maaf karena gue nggak dapat sepenuhnya memahami lo."

"Please, maafin gue. Gue nggak suka kita malah berjarak karena kesalahpahaman yang sama sekali gue nggak tau darimana asalnya. Kasih tau gue kalau gue buat salah sama lo. Jangan diam aja. Gue nggak suka diginiin," lanjut Kara dengan nada dan raut sedih.

Arsa tampak terdiam cukup lama. Tak berapa lama, senyuman terbit di bibir walau tipis.

"Lo nggak salah apa-apa, gue yang salah di sini. Terlalu dibawa hati semua yang gue lihat," katanya, "Maafin gue karena buat lo jadi gak nyaman kayak gini," lanjut Arsa dengan senyum tipis.

"Beneran?" Kara memandang tak percaya Arsa di depannya. Arsa nampak mengangguk mantap.

"Ya ampun Arsa. Sumpah deh, gue panas dingin buat minta maaf sama lo tau! Gue kira bakal sulit banget buat bujuk lo biar maafin kesalahan gue walaupun, gue nggak tau gue salah apa sama lo."

"Salah lo ke gue? Banyak kali!"

"Nggak usah bercanda, gue serius ini. Gue udah ketar-ketir tau nggak liat ekspresi lo di lapangan tadi. Untung si Ahsan sempat bilang ke gue kalau lo butuh waktu sendiri. Kalo nggak, gue bakal neror lo buat minta maaf."

"Ahsan? Cerita apa dia?"

"Ooh, dia bilang lo cemburu sama gue," kata Kara enteng.

"Nggak usah percaya, tu orang suka ngarang cerita."

"Iyain, Sa." Mereka berbicara dengan kaki yang melangkah menuju parkiran.

Jika seandainya Ahsan tidak membuka pembicaraan lebih awal, masalah sepele pasal cinta yang dialami Arsa untuk Kara bakal panjang dan rumit.

"Sa, gue tau lo lagi patah hati. Lo gak bisa apa terbuka dikit sama gue? Emang lo anggap gue siapa nya, lo sih?"

Arsa terdiam.

KARA |Serendipity|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang