KS - 03

480 195 770
                                    

On Arsa's Side.

Drtt ... Drtt ...

Arsa—pria itu saat ini sedang dalam perjalanan ke rumah, namun ponselnya berdering di tengah jalan. Arsa dengan cepat mengambil ponselnya di saku celana dan melihat siapa yang menelpon. 'Ibu negara' adalah nama si penelepon. Arsa memasang sebelah airphone-nya dengan cepat menggeser tombol hijau ke samping, menjawab panggilan tersebut.

"Assalamu'alaikum, halo, Bun?" ucap Arsa.

"Arsa, kamu di mana sekarang?" Terdengar suara nyaring ibunya dari sebrang sana.

"Lagi dijalan, Bun, ini mau balik ke rumah," balas Arsa dengan mata yang sibuk memandang ke depan.

"Bunda nitip baju bunda yang ada di butik langganan bunda, dong." Seketika Arsa menepikan mobilnya.

"Sekarang, Bun?" ucap Arsa dengan dahi yang mengkerut, ibunya selalu saja mendadak.

"Lusa," ucap ibunya terdengar datar.

"Ooh, oke." pria itu berencana memutuskan sambungan telepon dari ibunya. namun, aksi tersebut terhenti, mendengar suara nyaring yang tersirat kekesalan dari seberang sana.

"Ya, sekarang, lah, Badrol. Cepet, ya. Oiya bawa mobilnya jangan ngebut, harus hati-hati, oke?" ucap ibunya memperingati membuat Arsa tanpa sadar meletakkan tangannya di dekat dahi dengan posisi miring, seolah sedang memberi hormat pada bendera merah putih.

"Iya Bun, siap!"

"Yaudah kalau gitu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Arsa menutup telepon.

"Bunda mah selalu mendadak. Untung belum jalan ke perumahan," gerutunya sembari melajukan kendaraan beroda empat itu menuju butik.

••

"ADEK KU SAYANG, YUHUU WER AR YUU PROM!"

Brak..

Dari pintu terlihat Zoya, kakak Kara, dengan wajah bahagia. Membuat Kara yang sedang berbaring di tempat tidur melotot tajam padanya.

"Kak, bisa nggak, sih, kalau masuk itu ngetok dulu?" ucap Kara kesal dengan kelakuan kakaknya yang selalu datang ke kamarnya sesuka hati.

"Kan, udah gue panggil dari luar," Zoya menjawab dengan wajah polosnya, langsung duduk di tepi ranjang Kara. Kara menatap kakaknya dengan datar.

"Diketok apa susahnya, sih? Kesel deh," sinis Kara.

"Ya, maaf."

"Mau ngapain kakak ke sini? Minta duit? Minta sama papa lah kak, bagian gue lo minta juga?"

"Suudzon mulu sama kakak sendiri ... gue datang kesini mau ngajak lo shopping tau," ucap Zoya dengan nada semangat.

"Ajak pacar lo aja kenapa, sih? Gue lagi sibuk," balas Kara dengan nada tak suka.

"Sok-sokan sibuk, palingan juga sibuk main hp mulu. Nggak bosan apa?" Sindiran halus yang diberikan Zoya padanya membuat Kara mendelik tak suka.

KARA |Serendipity|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang