54. Khawatir

3.5K 364 67
                                    

Hola.. 💕💕💕

Siapa yang udah kangen sama Angkasa & Pelita?

Tetap semangat pantengin mereka ya😂biar saya makin rajin nulis nih😘

Jangan lupa VOTE&COMMENT sebelum baca oke☺dan koreksi jikalau ada typo atau penulisan kata ataupun ejaan yang kurang bener❤

Enjoyyyyyyy

Happy Reading!!

***

Angkasa sedari tadi tak berhenti bolak balik di depan UGD, perasaanya sangat gundah saat ini. Khawatir, cemas dan takut semuanya bercampur aduk.

Sebenarnya tadi Angkasa ingin memberi pelajaran pada Yogi, tapi saat ini yang lebih penting adalah Pelita. Hanya Pelita.

Yang terpenting dari semuanya adalah jangan sampai kedua orangtuanya baik Netta maupun Satya mengetahui hal ini.

Bukan apa-apa, tapi masalahnya sang Mama sedang mengandung baru-baru ini. Tidak akan baik jika sesuatu hal membuatnya cemas, itu malah akan menambah pikiran Netta.

Terlebih lagi dari tadi Helen terus saja menghubungi Angkasa membuatnya semakin risih saja, jadi dengan sangat terpaksa Angkasa  mematikan ponselnya.

Dari mulai sekarang Angkasa harus lebih extra lagi dalam menjaga Pelita.

Sebertar lagi dokter pasti akan keluar dan memberitahu pada Angkasa bahwa Pelita membutuhkan donor darah, di lihat dari banyaknya darah yang keluar tadi membuat Angkasa yakin bahwa Pelita kehilangan darah sangat banyak.

Angkasa menghela napas dalam-dalam, ia tak bisa membiarkan Pelita di dalam lama-lama. Entah mengapa angkasa sangat khawatir.

Angkasa memutuskan untuk duduk sejenak, matanya mulai memberat saat ini. Tapi saat ia hampir terlelap, matanya melihat dokter keluar dari UGD membuat Angkasa langsung beranjak dengan cepat.

"Dok, gimana? Apa Pelita butuh tambahan darah? " tanya Angkasa dengan panik saat Dokter baru saja keluar dari UGD.

Dokter itu malah menghembuskan nafasnya lalu tersenyum, "Alhamdulillah, karena anda dengan cepat memanggil ambulans membuat pasien tak terluka cukup parah. Kepalanya memang mengeluarkan darah lumayan cukup banyak, tapi tak sampai kekurangan darah. Sebentar lagi pasien akan di pindahkan ke ruangan rawat inap. " tutur Dokter tersebut dengan panjang lebar.

"Dok, kalau saya langsung bawa Pelita pulang bagaimana? " tanya Angkasa.

"Tergantung pasien kuat apa tidak nya, kalaupun pasien ingin langsung di bawa pulang pasien harus beristirahat dengan total. " jelasnya lagi.

Angkasa mengangguk, "Baik kalau begitu terimakasih Dok. "

Pria yang Angkasa sebut Dokter itu mengangguk dan memberi isyarat bahwa ia pamit yang langsung membuat Angkasa mengangguk kembali.

Tadi ia sudah menyelesaikan administrasinya, jadi setelah ini Angkasa harus segera membawa Pelita pergi dari rumah sakit. Jika nanti ada yang melihatnya dan memberikan kabar pada Netta yang tak ayal adalah sang Mama bisa gawat.

Angkasa memberikan pesan pada Netta bahwa mereka harus menginap di rumah teman hanya untuk menyelesaikan tugas. Ya, Angkasa tahu ia berbohong tapi tak ada alasan lain lagi selain itu yang nanti pastinya tak akan Netta izinkan.

Only SiblingsWhere stories live. Discover now