32 LAVA TOUR MERAPI [MISI MENYEBALKAN HARI PERTAMA]

86 1 0
                                    

[MISI MENYEBALKAN HARI 1]

Pesan Whatsapp "LEANNA DAN ARTHADIRGA"  sebelum tidur

Iga: Bersihin dulu bedakmu le sebelum tidur
Lea: Iya Bawel
Iga: Besok buruan di garap project ee
Lea: Hmm... Ga aku susah kalo lembur ngerjain di kasur. Bau bantal ma guling aku mudah bet molornya

Iga: pelor bener sih lee lee
Lea: udah gih besok lembur aja di lobby belakang ada meja ada kursi ada colokan!

---

LAVA TOUR MERAPI

"Lee.. Kamu gak meh mandi taaa?" Suara Kiki masih terdengar samar-samar ditelingaku.

Mataku masih sangat lengket dan ingin masih terlelap saja. Selimut sedikit tertarik oleh kakiku yang mencoba sedikit mengolet perlahan. Melenturkan badan tepatnya. Namun melanjutkan tidur lagi agaknya.

"Lee aku wis siap lhoo..." Kode Kiki kedua kali yang sudah rapi. Masih mencoba membangungkanku.

"Mbak Sarah, Lea mau bengi bali jam piro ee?"
"Jam piro yo aku yo gak ngeh? Bar kamu turu let sedilut aku yo turu soale. Ning aku sempet nglilir jam 10an lewat Lea wis turu sih" Ujar Mbak Sarah.
"Leeeeee... ra meh adus aaaa?" Mencoba membangunkan kembali dengan berbagai pertanyaan agar aku segera merespon.

Aku mencoba sedikit membuka mataku perlahan. Masih ada lem sepertinya. Sembari melirik ke arah Kiki. Suaraku masih tipis seperti pada umumnya seorang yang terbangun dari tidurnya. Sesekali masih menguap dan memeluk bantalku.
"Wis jam piro ee?"
"SETENGAH TUJUH LEEEEEEE!!! LIYANE WIS DHO ADUS RAPI WIS AKEH SEK NDE LOBBY NGAREP KAE LHO..." Jawabnya sabar agak gregetan pula.
"Yok ndang adus!" Tambahnya.

Aku tersenyum tipis dengan muka bantal.

'Wooaaaaaahhh' aku mengolet kembali.
"Semalam mimpiku bagus apa ya? Jadi pengen tidur lagi aku Ki.." Ujarku menggoda Kiki.
"LEEEEEEEEEE.........." Kiki melirik tajam.
Aku langsung berlari menuju kamar mandi.

Kali ini aku mandi bebek. Sepertinya seakan hanya lima menit saja tidak lebih tidak kurang. Memilih turtle neck warna kuning Uniqlo favoritku. Sengaja memilih lengan panjang karena pasti cuaca sepertinya akan terik. Aku tidak ingin kulitku terlalu gosong. Maklum tumben rada centil dikit. Ya kali-kali. Toh aku juga sangat jarang perawatan. Sok gaya bolehlah. Pengen sawo matang secukupnya sajalah biar keliatan manisnya. Gak mateng-mateng banget. Eksotis gitu lho.

Aku mengambil sisir rambut warna hitam di rak atas. Merapikan rambutku. Kali ini membiarkannya rambut panjang tergerai begitu saja. Aku melipat-lipat scraft warna kuning. Tampak senada dengan turtleneck. Scraft ku lipat menjadi bandana. Mengambil kacamata ala film boboho biar keren. Biar tidak terkena debu sih sejujurnya dan jika cuaca panas mataku tidak bengkak juga. Sebab mataku memang sedikit sensitif. Kacamata aku siapkan di dalam tottebag.

Waktuku sudah tidak cukup untuk make-up tipis-tipis pun. Teman-teman ternyata sudah berkumpul di dekat lobby arah tangga pintu masuk. Jadi aku memasukan saja seperti pelembab, foundation, bedak, maupun lipstik warna natural ke tottebag hitamku.

Wajahku masih terlihat teramat sangat natural dan pucat. Mataku tak bisa dibohongi sipit seperti orang lagi kesiangan kurang tidur. Ada kantung mata juga. 

Aku mengemasi barang yang akan ku bawa off road di Merapi. Semua sudah lengkap.

"Lee, yuk kedepan! Ehh kamu gak dandan?" Ujar Kiki yang mengamatiku. Agaknya tumben memang jika aku tidak dandan. Beginilah kalau lagi ke buru-buru. Gak dandan tapi tetep stay cool.
"Gini juga wis ayu kok" Jawabku kepedean.
"Cen oo Leanna!" Kiki tersenyum.
"Mbak Sarah kita main dulu ya.. Kamu mau nitip gak?" Ujarku.
"Adane apa sih?"
"Pasir mbe watu sak truk piye mbak? Opo meh titip cowek mbe muntu" Aku menggodanya lagi-lagi sambil cengengesan keluar kamar bersama Kiki. Aku dan Kiki cengengesan ketawa bersama.
"MEH NGGO OPO LEEE..." ujarnya sayup-sayup saat menutup pintu.

FIX YOU "Misi Menyebalkan 7 Hari" (NOVEL BERGAMBAR) | •revisi•Where stories live. Discover now