43. Jealousy

45.8K 6.2K 726
                                    

"Kenapa malam sekali?" Gerutu Hero yang telah menunggu kedatangan Sona dan Genta tepat di depan Gerbang istana dalam.

"Huh." Genta hanya menertawakan pertanyaan Hero dengan wajah sarkas.

"Kau!" Hero melotot dan ingin maju ke arah Genta, tapi Sona lebih dulu memotong aksinya dengan berteriak sambil berlari ke arah Arjen.

"Papa!"

Hero mengerutkan keningnya dengan heran sambil bertanya-tanya sejak kapan Arjen ada di belakangnya.

"Bagaimana sayang? Apa harimu menyenangkan?" Arjen tersenyum lalu menggandeng tangan Sona sambil berbicara dengannya, tak memperdulikam keberadaan kedua putranya dan melenggang pergi.

Sona meringis dalam hati. Dia agak kasian pada Hero yang juga menunggunya pulang dan Genta yang lelah setelah seharian menemaninya bermain. Jadi dia hanya melambaikan tangan dengan tersenyum semanis mungkin pada kedua kakaknya.

"Sudah makan?" Arjen bertanya dengan lembut.

"Hm! Makanan diluar sangat berbeda dengan di istana."

"Apa bedanya?"

"Ada banyak macam makanan yang baru kutemui saat diluar istana!"

"Apakah itu enak?"

"Tentu saja! Kakak membawaku ke tempat-tempat terkenal dan populer di kalangan bangsawan!"

Arjen mengerutkan keningnya sambil berpikir akan mencaritahu apa yang telah dimakan oleh Sona lewat Genta nanti. Dia berencana untuk membawa semua koki yang memasak makanan yang dia makan ke istana.

"Lalu apa lagi yang kalian lakukan?" Arjen melanjutkan pertanyaannya yang tertunda akibat berpikir.

"Ah! Kami menonton opera! Itu sangat menarik! Ini pertama kalinya aku melihatnya!"

"Cerita seperti apa yang kalian tonton?"

Sona membeku saat ingat tentang cerita yang ditampilkan di theater opera. Dia panik untuk sesaat, tapi kemudian langsung bersikap normal kembali. "I-itu... hanya cerita percintaan biasa diantara bangsawan."

"Benarkah?"

"Iya! Ceritanya sangat bagus! Ini pertama kalinya aku melihat pertunjukkam opera."

Arjen kembali berpikir. Apakah dia harus membawa semua pemain opera itu untuk hanya melakukan pertunjukkan di istana agar Sona bisa melihatnya kapanpun dia mau.

"Istirahatlah. Kau pasti lelah hari ini." Arjen mengusap lembut kepala putrinya saat sampai di depan kamar Sona.

"Hm!" Sona mengangguk tersenyum lalu masuk ke dalam kamarnya dengan senang hati.

Tapi, sayangnya Sona tidak tahu apa yang dipikirkan Arjen akan membuatnya tak bisa berkata-kata di kemudian hari.

***

"Kau akhirnya kembali." Suara familiar memasuki telinga Sona ketika dia menutup pintu kamarnya.

Sona menatap ke arah jendela yang telah terbuka lebar dan seseorang tengah duduk di daun jendela dengan kurang ajarnya.

"Kau menungguku. Ada apa?" Sona cemberut karena Dexter lagi-lagi menyelinap menemuinya saat tengah malam.

Tap!

Dia melompat berdiri dengan senyum cerahnya lalu duduk di sofa yang ada dikamar Sona.

"Sudah kubilang kan. Aku akan menemuimu lagi seperti kemarin."

"Untuk apa?" Sona semakin tak mengerti apa tujuan pemuda tersebut.

"Tentu saja untuk melihatmu, Putri." Dexter masih tersenyum menatap Sona yang kini duduk di sebelahnya.

Bad Princess (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang