dua puluh enam

70 16 0
                                    

HAIII READERSSS, LONG TIME NO SEE😭
Berapa lama sih aku hiatus kemaren? 2 bulan? 1 bulan? AH AKU TU MALES GARA2 BANYAK TUGAS NUMPUK, ASTAGHFIRULLAH.
Trus stress banget aku abis ujian😭 piyeng dah lah.

Oke, ini update lagi. Selamat menikmati cerita nya😘
—author cantyk.




****************

Cinta memang indah dan membutakan. Seperti kata orang, cinta itu buta dan tidak memandang fisik. Katanya orang, jika cinta itu benar-benar tulus maka ia tak akan berpaling. Lantas bagaimana jika ia mencintai lima orang sekaligus? Ia tak mau kehilangan kelimanya dan tidak bersiap untuk memilih salah satunya. Bisakah ini disebut maruk?

Ada pula yang mengatakan bahwa menyukai beberapa orang sekaligus hanyalah sebatas nafsu dan lebih ke arah memandang fisik.

Bella tersentak kaget ketika Yasmin memegangi bahunya, "Duar!" kejut Yasmin.

"Anying," Bella reflek menutup mulutnya. Masih jam mata pelajaran dan Bella memaki cukup kencang. Seisi kelas yang awalnya sunyi, seketika saling berpandangan. Yasmin menahan tawanya dikursi belakang.

Qenni yang menyadari bahwa Bella memaki cukup kencang bergumam sambil menyeruput susu pisangnya, "Pinteran ni bocah,"

Guru mata pelajaran yang sedang menyatat nilai murid-murid ikut saling memandang dengan murid lainnya. Ekspresinya mungkin menyadari ada hal yang menganehkan. Bella tegang, bisa habis ia jika guru tersebut sadar kalau ialah yang memaki tadi. Guru itu—Bu Yanti, memilih melanjutkan mencatat nilai.

Bella bersikap santai, seolah tak ada apa-apa. Ia berbalik badan. "Bagus kau ya, ngagetin anak orang teros. Kau tak sadarkah aku jantungan sampe maki, hm?" Ucapnya kepada Yasmin.

Yasmin tergelak, "Ya lagian, bengong mulu. Mikirin Kenan yaaa??" Goda Yasmin. "Atau... si abang waketos? Faiz kan??"

"Bisa diam, tidak?" Sahut Bella. Bella menggeleng, Yasmin masih tertawa. Yasmin mengeluarkan sebuah novel dari rak meja, membacanya dibalik buku pelajaran. "Ehem, mau nanya bentar dong, Mimin."

Yasmin melirik Bella, "Ngomong lembut gini, pasti mau ngorek info."

Bella mengangguk kuat, "Nggak aneh-aneh kok." Yasmin menaikkan alisnya sebelah. Bella mulai menjelaskan semuanya. Ia bertanya tentang seorang anak yang pergi setahun lalu dan kembali datang sekitar tiga bulan lalu.


>>>♡<<<


Bella duduk didekat dinding kelas seperti biasa, disebelah Milwa dan Chalra. Velva masih membeli air mineral. Menu hari ini ayam goreng, nasi goreng, dan pentol bakar pedas. Baunya semerbak memenuhi indra penciuman Bella. Masih panas dan uapnya banyak.

Velva mendadak memasuki kelas dengan terburu-buru. "BELL, IKUT GUE CEPET!" Velva berlari lebih dulu dari kelas kemudian keluar.

"Udah buruan cepetan," kata Chalra. "Eh anjir, ikutan dong!" Ucapnya menyusul kalimat pertamanya tadi. Mereka bertiga menyusul Velva. Tepat didepan tangga mereka berhenti sebentar, banyak anak laki-laki yang lebih dulu naik ke lantai tiga.

Setelah mereka semua naik, Velva dan ketiga temannya itu turun ke lantai satu. Ketiga temannya kebingungan, apa gerangan Velva buru-buru mengajak Bella turun. Chalra dan Milwa hanya penasaran dan sekalian ingin 'modus' ke gebetan mereka masing-masing.

"Kenapa sih Vel?" Tanya Bella.

"Shut up," sahut Velva.

Akhirnya Velva masuk ke perpustakaan, bersama ketiga temannya. Ia memasuki lorong rak kedua. Ia terlihat senang dan kembali membawa seorang anak kecil. "Hai, anaknya lucu banget nih."

Bella Untuk KenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang