tiga

236 50 7
                                    

Hai semuaa🤗💜

Gimana kabar kalian? Udah lama ya aku nunda buat nulis part ini dan publish🙂 maaf ya sebelumnya. Soalnya aku lagi banyak beban pikiran dan tugas🙂

Sebenarnya harusnya kemarin aku nulis dan publish part ini 🙁 tapi aku lagi badmood banget huaa😔👉🏼👈🏼.

Btw, yang kemarin nanya alasan aku nulis ini dan aku kasi tau alasannya.. plis jangan dikasi tau siapa-siapa ya hihi🙂

Cukup kan, 3000 kata buat part ini? Cukup lah ya🙂🙂. Yaudah deh itu aja. Tetap jaga kesehatan ya😄.
—author.

Happy reading!😊🤗



>>>>>♡<<<<<

Kenan, Tian, Zidan, dan Mika terpaksa dihukum. Mereka mendapat barisan terdepan, lebih tepatnya dibelakang pembawa acara dan menghadap ke arah murid lainnya. Para murid SMA Nirwana mulai berkumpul untuk acara pembukaan kemah hari ini. Kenan menunduk, malu. 

"Hei, kenapa menunduk-nunduk segala hm? tadi kalian tidak ada malu sama sekali." Pak Dirha berdiri di depan Kenan, mau tidak mau Kenan mengangkat kepalanya, namun matanya tetap fokus ke kakinya.

Bella berbaris dibarisan paling depan. Ia menatap Kenan dengan intens. Ia berusaha menghafal wajah Kenan. Yang ditatap menunduk, menyembunyikan wajahnya. Bella merengut, lalu membuang muka.

Bella menoleh ke arah samping kirinya, barisan perempuan paling pojok dekat anak laki-laki adalah barisannya. Bella sedikit gugup. Semoga saja bukan Juna yang berdiri disebelahnya.

Bella menoleh kearah kanan, "Va, tukar posisi yok? Gamau deket cowok."

Eiva menggeleng, Bella memanyunkan bibirnya. Lalu kembali menoleh kearah kiri. Buru-buru ia kembali menghadap depan. Karena disampingnya adalah Juna. Ditambah tadi Juna sedang menatapnya. Jantung Bella tidak teratur.

Bella mencubit pergelangan tangannya, berusaha menahan senyum. Ia terus-menerus seperti itu, sampai pembawa acara mengucapkan salam.

>>>>>♡<<<<<

Acara pembukaan kemah sudah dilaksanakan. Namun semua murid tidak dibubarkan. Tetap dibiarkan berbaris disana. Bella merasa haus, ia izin kembali ke tenda sebentar untuk mengambil air.

Ia bersama Eiva pergi ke tenda. Eiva pergi ke tenda satu untuk mencari tisu dan Bella ke tenda dua untuk mengambil minum. Bella yang sedang meminum air, tidak sengaja mendengar percakapan guru dibelakang tendanya. Ya, dibelakang tenda mereka ada sebuah tenda yang dipasang khusus untuk guru yang berjaga.

"Nanti malam, acara mereka dipisah saja. Yang cowok di ujung dekat hutan, yang cewek didepan tenda saja."

"Trus nanti jurit malamnya mereka berdua-berdua saja. Kalau bertiga terlalu ramai."

"Mereka jangan dibolehkan membawa senter."

Bella meletakkan botol minumnya dengan perlahan. Lalu duduk sambil megatur nafasnya yang sedikit sakit. Ia duduk terdiam, sambil mendengar omongan guru ditenda belakang.

"Eh, siapa itu?"

Bella menoleh ke sumber suara, Pak Dirha. "Bella, Pak."

"Bella ngapain?" Tanya Pak Dirha yang berada di depan tendanya.

"Saya tadi minum, Pak. Dehidrasi." Bella beranjak berdiri, menyusul Eiva ditenda sebelah.

"Kalau kamu lihat mantan, bilang ya. Tadi Bapak ada liat mantan disini" kata Pak Dirha tiba-tiba. Entah Bella yang tidak paham atau Pak Dirha yang sedang ingin bercanda.

Bella Untuk KenanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang