~ 25 ~

145 35 27
                                    

- Fall in love with your reaction -



•°•°•°•°•







"Drrtt..", notifikasi pesan baru dari layar hp Devan yang terkunci.

Devan diam-diam melirik ke arah Aera yang memainkan game moba miliknya. Ia tengah bermain bersama Afreen, namun bedanya laki itu nampak santai dalam memainkannya. Tidak seperti Aera, ia nampak begitu serius dan was-was. Bahkan Devan yakin jika jari-jemari gadis itu bergetar disana.

Merasa aman, Devan segera membuka hp dan membaca pesan tersebut.


"Tuan, semua sudah siap."
~Aden~

"Ok, sesuai rencana."
~Devan~


Ia melihat ke arah Afreen yang tengah memainkan game miliknya hanya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya ia gunakan untuk memangku wajahnya. Merasa tengah asik memandangi wajah serius Aera, ia menendang kaki Afreen dari tempat ia duduk. Nampak dahi Afreen berkerut ketika Devan dengan santainya menendang tiga kali banyaknya dan sengaja mengotori celana miliknya dengan sepatu bagian bawah Devan.

"Kotor, nyet!", desis Afreen tajam. Devan hanya terkekeh tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Devan menyodorkan hp miliknya, disana terdapat kontak baru bernama 'Pho' namun nomornya masih kosong.

Afreen hampir saja tertawa lantang jika Devan tidak menendang kakinya lagi. "Diem, sat!", desis Devan setenang mungkin agar konsentrasi Aera tidak terganggu.

Afreen segera mengambil hp milik Devan dan mengisikan nomornya disana. Lalu mendorongnya kembali ke arah Devan.

Baru saja Devan hendak mengetikan sesuatu disana, ia terkejut ketika Aera tiba-tiba berteriak. "Eh! Anjirt! Lo daritadi cuma muter-muter sambil nyampah punya gue, lo minta gue geprek hah?! Mati 5 kali gue gegara lo nyampah doang!", seru Aera kesal, namun segera membuat Devan menghela nafas lega. Setidaknya ia tidak ketahuan.

Benar saja, Afreen sedari tadi hanya mondar-mandir di sekitar tokoh moba yang telah Aera serang lalu merebutnya ketika sudah hampir sekarat. Dan alhasil tokoh hero milik Aera sekarat karna terkena serangan dari tim lawan.

Afreen sebisa mungkin menahan seringaian yang memaksa untuk keluar. Sebagai gantinya ia hanya tersenyum penuh kemenangan. "Makasih say.", ucap Afreen tanpa dosa.

"Makasih ndasmu!", seru Aera, lalu lanjut memainkan gamenya dan menghindari kehadiran Afreen di sekitarnya.

Devan menggelengkan kepalanya bingung dengan dua manusia ini, pacaran model apa yang mereka gunakan, sungguh hebat.

Devan mengetikan pesan secara cepat disana, lalu mengirimkannya pada kontak Afreen. Afreen pun membaca pesan dari nomor tidak dikenal itu dari bar atas. Ia melirik ke arah Devan, lalu menganguk.

Afreen meninggalkan permainan, dan dahi Aera mengerut ke arah hp miliknya, lalu menatap Afreen. "Bahaha! Napa lo afk? Takut kalah lo?", tanya Aera sarkastik lalu melanjutkan gamenya.

"Ga, biar lo bisa ngekill aja.", jawab Afreen ringan yang hanya dijawab dengan kibasan tangan dari Aera.


Hening.


"Gue titip Aera. Lo jaga Aera baik-baik, sampai lecet, gue sikat lo!", ucap Devan tajam lalu bangkit dari duduknya. Aera pun berhenti memainkan gamenya lalu menatap ke arah Devan dengan tatapan memelas.

"Lho, Kadev mau kemana? Kok ninggalin Aera?", tanya nya dengan tatapan puppy eyes. Devan sebisa mungkin tidak menatap mata Aera.

"Mau beli sesuatu, bentar doang kok. Kamu tunggu sini ya.", ucap Devan lembut lalu sesegera mungkin meninggalkan meja. Namun tangan Aera menahan bisep milik Devan.

Give Me Your ClarityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang