13

191 41 24
                                    

"Jangan hanya memandang sisi buruk seseorang dan menjadikannya patokan untuk menilainya. Atau kamu yang akan bungkam ketika dia bangkit dan menunjukan nya padamu",

- Aeralena -



Seminggu telah berlalu, ujian telah usai, dan kini semua nampak santai dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang tidur di lantai, memutar film menggunakan LCD Proyektor kelas, ada yang asik membaca buku novelnya, dan jangan lupakan tim gibah yang kini tengah asik membicarakan topik hangat mereka.

Aera, Echa, Isree dan Melan tengah asik bergurau. Sembari menikmati cemilan yang tersebar di meja, mereka membicarakan semua topik yang melintas di pikiran mereka. Semua menikmati masa akhir kelas 11 mereka, karena mereka tau, saat sudah kelas 12, mereka akan bertemu banyak ujian dan materi yang lebih memusingkan dari ini. Dan tentu saja hal itu akan memakan waktu bersantai mereka.

"Et dah ogeb banget si Jeje mau dipacarin sama pangeran php, di putusin kan jadinya.", ucap Echa meremehkan gadis bernama Jeje.

"Mana lagi pas pacaran di koar-koar in pula, malu nya sampe ujung dunia tuh pasti.", ucap Isree sembari tertawa geli.

"Kalian tuh ya, bukannya nabung pahala, malah nambah dosa.", ucap Melan menyindir Echa dan Isree.

"Lho? Bukannya yang bahas Jeje duluan lo ya? Wah kamvret lo!", kesal Echa sembari menoyor kepala Melan yang duduk di depannya. Tetapi mereka semua tau, bahwa Echa tidak benar-benar marah.

"Tau nih! Minta di geprek pake lombok sepuluh emang.", timpal Isree. Melan hanya meringis sembari mengelus kepalanya.

"Udah-udah, kalian semua tuh emang suka gibah. Gausah ngerebutin predikat ratu gibah deh.", ucap Aera yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan Echa, Isree, dan Melan.

"Yaudin", ucap Echa santai dan setelah itu mengambil keripik kentang dan memakannya.

Baru saja keheningan hendak datang. Aera membuka pembicaraan. "Eh gue mau nanya nih", ucap nya. Echa, Isree, dan Melan melihat ke arah Aera dengan wajah penasaran. Aera menarik nafasnya pelan kemudian melepaskannya, ia mulai berbicara.

"Kalian tau hubungan nya si Afreen sama Kirana nggak?", tanya nya dengan wajah serius. Namun berbeda dengan Aera, teman-teman nya justru tertawa. Aera mengernyitkan dahi nya bingung.

"Gue kira apaan", ledek Melan sembari tertawa geli. Aera memayunkan bibirnya kesal.

"Gue kira lo udah gasuka lagi sama si Afreen sejak lo di paksa-paksa sama dia.", ucap Echa sembari menatap Aera usil. Aera hanya memasang wajah sok polosnya.

"Masih suka lah, kan lagian dia cuma maksa gue buat berangkat dan pulang bareng dia, bukan hal yang lain", ucap Aera sembari mengingat bahwa Afreen selalu menyuruh Aera untuk berangkat dan pulang bersamanya selama seminggu akhir ini. "Tapi gue mau sih kalo dia maksa gue buat jadi pacarnya", lanjut Aera dengan suara sangat pelan, namun percayalah, Echa, Isree, dan Melan masih dapat menangkap ucapan akhir Aera.

"What?!", teriak Echa, Isree, dan Melan bersamaan. "Cieee!!", lanjut mereka bersamaan lagi.

"Apaan sih, gaje lo pada.", ucap Aera remeh.

"Jadi lo semua tau ga?", tanya Aera menatap semua temannya. Sengaja ingin mengerjai Aera.

"Tau apaan?", tanya Echa dengan wajah tak berdosa.

"Hooh, apaan?", tanya Isree melengkapi.

"Lo tadi bilang apa?", tanya Melan yang benar-benar membuat Aera ingin menenggelamkan para temannya yang tidak mempunyai akhlaq ini.

Give Me Your ClarityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang