17 Berdebar

4.3K 349 5
                                    

Aku memarkirkan mobilku di spot khusus karyawan, mengambil tas di kursi sebelah kemudi, membuka pintu lalu turun dari mobil.

Huh. Aku menghirup udara pagi ini yang begitu segar lalu tersenyum. Berasa anak remaja yang kembali lagi bersekolah setelah libur panjang. Padahal liburku kan cuma satu hari.

Come on! Back to reality. Back to deadline..Ra!

Aku hendak melangkahkan kaki dari parkiran namun urung kulakukan saat sebuah suara mengintrupsi.

"Bahagia banget lo, kayak orang baru gajian. Happy liburan yaa." Aku reflek menoleh ke belakang begitu sebuah suara terdengar . Mbak Mita menaik- naik kan alisnya sambil tersenyum jahil kearahku.

"Liburan apaan Mbak? Kaya gue habis liburan panjang aja. Padahal cuma libur sehari itupun tanggal merah." Kataku santai.

"Tapi kayanya lo kemarin happy bener deh."

Keningku berkerut.

"Gimana? Udah jadian yaa?" Tanya masih dengan senyum jahil.

Maksud Mbak Mita apa sih?

"Gue....." Aku menghentikan ucapan ku saat Mbak Mita memberi kode dengan mata nya. Aku menoleh sebentar kearah barat mengikuti arah pandang Mbak Mita.

Tak jauh dari kami berdiri . Hanya berjarak beberapa meter saja. Seseorang keluar dari mobilnya yang dia parkir di spot khususnya.

Kavin. Bentar, maksud ucapan Mbak Mita barusan ada hubungan nya dengan Kavin? Raaa... Come on! Pergunakan otak pintar lo.

Mataku terbelalak. Jangan-jangan...

"Lo liat gue kemarin di dufan Mbak?" Tanyaku spontan.

"Wahh padahal gue gak bahas dufan. Berarti beneran lo yaa. Awalnya ragu sih. Tapi gue yakin gak salah lihat. Apalagi barusan lo ngaku sendiri." Jelasnya sambil terkekeh lalu melangkah meninggalkan parkiran

Aku mengikutinya sambil mensejajarkan langkah kami.

"Mbak lo seriusan ngeliat gue?"

Dia mengangguk.

"Kok lo gak nyapa gue?"

Mbak Mita menghentikan langkah nya.

"Lo yakin nanya itu? Kalo gue sapa, lo malah gak nyaman karena jalan sama si boss kan?"

Aku terdiam. Of course, gak nyaman kepergok jalan dengan atasan di hari libur.

"Definisi Keluarga bahagia banget ya, sampe bawa anak kecil lagi. Kalah sama keluarga gue." Ujarnya lagi sambil terkikik.

"Itu gak seperti yang lo liat Mbak, Gue sama Kavin gak ada hubungan apa-apa." Aku mencoba menjelaskan pada Mbak Mita.

"Kavin? Uhhh, udah deket banget kayaknya, padahal dia baru juga pindah kesini."

Aku reflek memukul mulutku. Kok aku jadi blank gini sih. Kenapa bisa aku keceplosan manggil nama Kavin tanpa embel-embel Pak.

Aku menghadang Mbak Mita untuk melangkah. Dia kembali menghentikan langkahnya.

"Lo dengerin gue dulu ya, Mbak. Gue.."

"Gue gak bakal nanya hubungan kalian apa. Gue paham kok dan itu wajar Zara. Jangan merasa gak nyaman hanya karena gue ngeliat lo jalan sama dia kemarin." Sambung nya lagi memotong ucapanku.

Aku menghela nafas. Kenapa sih Mbak Mita gak mau dengerin aku ngomong dulu?

"Kenapa sih di sanggah mulu?!" Balasku sedikit kesal.

Principle Of Love (END)Where stories live. Discover now