9 Seminar

5.1K 426 4
                                    

"Nanti pulangnya gue jemput lagi, ya."   Kata Kalandra begitu mobilnya berhenti di parkiran Hotel.

Pagi ini aku memilih diantar oleh Kalandra ke Raffles Hotel. Aku mengangguk lalu membuka seatbelt.

"Nanti gue WA kalo seminar nya udah selesai."

"Palingan sore kan?"

"Bisa jadi."

"Yaudah gue turun ya."

Baru akan membuka pintu mobil, Kalandra menahan tanganku. Aku menoleh kearahnya, menatapnya dengan tatapan bingung.

"Sabtu ini kita jalan ya."

Aku mengerutkan keningku. Omaigat! Aku ada janji sama Rafi weekend ini. Dan kemarin aku udah bilang ke dia kalau jalannya hari sabtu aja, jangan hari minggu. Nanti kaya orang pacaran lagi.

"Helloo, Zaraaaa?" Kalandra melambai-lambaikan tangannya di  depan wajahku.

"Gak bisa, Kal." kataku akhirnya.

"Yahh , padahal gue pengin banget nih hangout berdua sama lo seharian. Soalnya senin ini gue udah flight lagi nih, dan kayaknya baliknya agak lama sih." Kata Kalandra terdengar sedikit kecewa.

"Hari minggu aja gimana?." Usul ku. Bukan apa-apa. Aku hanya merasa tidak enak dengan Kalandra.

Semenjak dia balik beberapa minggu lalu. Kami hanya pernah keluar sekali itu pun Cfd-an . Dan sisanya ya dia main ke rumahku. Kalandra yang berprofesi sebagai pilot dan aku  menjadi staf kantoran yang kadang suka lembur, membuat intensitas pertemuan kami sedikit berkurang tidak seperti dulu jaman SMA . Ah , bukankah intensitas pertemuan kami sudah berkurang sejak dia punya pacar jaman kuliah dulu?

"Gue yang gak bisa, Ra. Gue udah janji sama temen kuliah. Sebenarnya bisa aja sih lo ikut hangout bareng kita. Tapi gak ah, nanti temen gue malah naksir lo dan nodong gue dengan berbagai macam pertanyaan tentang seorang Zara Amira." Jawab Kalandra sambil menggeleng-geleng kepala.

Aku terkekeh. "Susah yaa punya temen cantik kayak gue." Ucapku sambil mengibaskan rambutku.

Kalandra mendengus.

"Yaudah gini aja deh, nanti sore selesai seminar kita jalan. Gimana?"

"Emang lo gak capek?"

"Ya elah Kal, gue kesini itu bukan mau nguli . Ya kali capek."

"Oke deh."

"Yaudah, gue turun dulu." Kataku lalu turun dari mobil Kalandra.

Aku berjalan menuju pintu masuk hotel.  Dari kejauhan aku bisa melihat sosok Kavin disana. Sesekali menyapa beberapa orang yang masuk ke dalam hotel.

"Kalo mau nunggu saya kenapa gak di lobi aja, Pak? Ngapain di sini kaya satpam aja." Kataku begitu tiba dihadapannya.

Kavin mendengus kearahku. Lalu kami berjalan beriringan memasuki hotel.

"Pagi-pagi sifat over-confident kamu udah keluar ya. Saya gak nunggu kamu . Lagian mana ada satpam setampan saya."

"Wahhh, look at you please. Siapa yang over-confident disini? Come on!" Sahutku lalu menggeleng-gelengkan kepala.

Kavin memilih tidak menanggapi ku. Kami memasuki lift. Aku melihat Kavin menekan tombol 1 1. Ballroom tempat dilaksanakan seminar ini berada di lantai 11.

Begitu tiba di Ballroom. Kami diarahkan oleh panitia menuju meja sesuai dengan nomor yang tertera di undangan seminar.

Kami duduk di meja paling ujung sebelah kanan panggung. Disana sudah ada beberapa karyawan perempuan dari Kantor kami juga tetapi dari divisi yang berbeda.

Principle Of Love (END)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora