15 Who is your choice?

4.6K 371 1
                                    

Aku hanya bisa menghela nafas melihat Alya dari tadi mondar mandir gak jelas di depan etalase tas.

"Lo kalo gak tau mau beli apa, ya gausah ke mall , Al. Buang buang waktu dan tenaga, tau gak?" Ucapku mulai jengah dengan kelakuan Alya. Perasaan kami udah bolak balik ke etalase tas beberapa kali.

"Kita udah lama loh, pulang kerja gak hangout, Ra. Kebetulan kan belakangan ini kita jarang lembur."

"Hangout gak mesti harus belanja ke mall."

"Cuci mata doang sih." Ucap Alya sambil cekikikan.

"Udah ah , lo belanja aja sendiri . Gue tunggu di food court aja." Putusku akhirnya. Lebih baik makan daripada nemenin Alya belanja.

"Ihh, lo kok gitu sih? Sama aja dong gue belanja sendirian!." Protes Alya.

"Zara?"

Aku menoleh ke sumber suara di sebelah kiriku. Seseorang berdiri tak jauh dariku , berjalan kearahku sambil mendorong troli belanjaannya.

"Mamanya Serra?" Ucapku spontan karena lupa dengan nama adiknya Tante Rena. Adik Tante Rena tersenyum kearahku dan Alya.

"Tante sendirian aja?"

"Bareng Lira. Dia lagi di toilet.  Eh, kamu udah kenal Lira belum sih?"

Aku mengangguk lalu menoleh kearah Alya yang sejak tadi menyikut lenganku.

"Oh iya, besok kalian jadi jalan kan? Serra gak sabaran banget kayaknya."

Aku hanya nyengir sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Padahal Tante lebih suka kamu jalan berdua aja sama Kavin , gak papa kalo gak ngajak Serra sih."

Aku spontan menoleh kearah Alya yang memasang tampang melongo. Alya bergumam nama Kavin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Aku yakin seratus persen . Setelah ini, Alya pasti aku menodongku dengan berbagai macam pertanyaan yang terlintas di kepalanya.

Sepertinya hari ini aku memang harus menceritakan tentang Kavin pada Alya.

"Disini rupanya. Capek nyariin Tante."  Ucap seseorang dibelakang Mama Serra.

"Males Tante nungguin depan toilet. Lagian kamu bukan Serra, Jadi gak bakal nyasar kalo gak bisa nemuin Tante di mall. "

Mbak Lira hanya mendengus lalu menatap kearahku. Aku hanya tersenyum kaku kearahnya.

"Eh, Zara kan? Kita belum sempat kenalan secara resmi loh. Kemarin, pas ketemu, kamu langsung keluar dari ruangannya Kavin." Ucap Mbak Lira sambil mengulurkan tangannya kearahku.

"Lira."

"Zara, mbak." Jawabku sambil menerima uluran tangan Mbak Lira.

"Kok mbak sih, kakak dong."

"Ini teman sekantornya Zara?" Tanya Mbak Lira lagi sambil menunjuk Alya. Lalu mengulurkan tangannya kearah Alya.

Alya mengangguk "Iya, Alya."

"Lira . Kakaknya atasan kamu." Ujar Mbak Lira lagi sambil terkikik.

Alya masih cengo dihadapan Lira. Aku menyikut lengannya. Drama banget nih anak.

"Kakaknya Pak Kavin maksudnya?" Tanya Alya memastikan.

Lira mengangguk .

"Pantesan cantik banget." Gumam Alya yang masih bisa kudengar.

"Zara, kami duluan yaa. Tante gak bisa lama-lama nih." Ucap mama Serra sambil melirik jam di pergelangan tanganku.

"Maunya kita ngobrol-ngobrol dulu ya di food court gitu. Tapi kayanya lain kali aja, yaa. Sekalian nanti kenalan sama anakku." Sambung Mbak Lira sambil menatap kearahku.

Principle Of Love (END)Where stories live. Discover now