[11] The Unexpected Guest

862 100 2
                                    

Sam memutar matanya kearah jam digital yang terletak diatas meja kecil tepat disamping tempat tidurnya. Ia mengerang saat sadar bahwa kepalanya berputar--pusing luar biasa. Perutnya melilit, mual ingin muntah. Gadis itu langsung bangkit dan berlari ke toilet.

Sam memuntahkan isi perutnya ke kloset. Kepalanya masih saja pusing. Tubuhnya beringsut ke tanah. Otaknya berusaha keras mengingat kejadian semalam. "Sial!" umpatnya. Ia ingat, semalam Sam pergi ke Sungai Thames dalam keadaan dingin yang menusuk sementara ia hanya membalut tubuhnya dengan blazer yang demi apapun bahkan tak bisa diandalkan untuk ruangan ber-AC dengan suhu sedang.

"Sam? Apa kau sudah siap? Aku memasakkan omelette kesukaanmu." seseorang berseru di balik pintu saat Sam mulai merangkak bangkit.

"Mag, bisakah kau memintakanku izin?" serunya. Gadis itu berjalan pelan sambil bersandar di dinding toilet sampai akhirnya ia bisa keluar.

Akhirnya Sam dapat meraih kunci pintu kamar dan memutarnya, lansung saja sosok Maggie yang tengah berdiri dibalik pintu menampakkan sosoknya, "Astaga, kau sakit?" Maggie langsung merangkul Sam seraya memapahnya kembali ke tempat tidur. Saat gadis itu terbaring, Maggie menarik selimut dan menutupi separuh bagian tubuh Sam.

"Bibirmu pucat. Kau kenapa? Pusing?" kata Maggie seraya duduk di tepi tempat tidur.

Sam hanya dapat mengangguk lemah, "Aku mual. Sepertinya masuk angin."

"Kau sih, kenapa malah pergi ke London? Sudah tahu udara malam sedang tak bersahabat," gadis itu mulai memijat pelan kaki teman sekamarnya itu. Sam yang menahan sakit hanya bisa tersenyum masam, "Aku hanya mencari udara segar. Mungkin kalau aku tak kesana, aku tak akan berbicara dengan Elvin lagi."

Pun Maggie menghentikan aktivitasnya, "Apa? Elvin ke London?" tanyanya dengan ekspresi terkejut. Sam pun menggeleng.

"Hanya via Skype. Itu pun Elvin berkata bahwa ia sudah punya kekasih."

Maggie pun langsung menarik kesimpulan, "Astaga, itu sebabnya kau sakit?"

"Tidak separah itu, Maggie," Sam berusaha terduduk. Ia menyandarkan punggungnya ke sisi tempat tidur, "Bukankah kau harus segera berangkat? Kuliahmu di jam pertama kan?" lanjutnya.

Gadis itu menggeleng pelan, "Aku akan buatkan sup jamur untukmu," tegasnya. Sam menggeleng pelan, "Tidak Mag, aku akan memakan omelette buatanmu saja."

"Tidak boleh membantah," sergah Maggie sembari bangkit, "Aku masih punya waktu 20 menit. Dan tentu saja aku akan mencarikan obat untukmu. Aku bisa menelfon Peter untuk tumpangan ke kampus," Maggie terkekeh saat menyebutkan nama Peter, mungkin semalam terjadi sesuatu pada mereka?

"Wait, kau dan Peter?" kata Sam menerka, "Ah, lupakan saja Sam," dan Sam yakin, pipi Maggie telah memerah.

Akhirnya gadis itu melangkah menjauh dari kamar Sam. Ia akan sibuk selama beberapa menit kedepan untuk menyiapkan makanan untuk Sam. Demi apapun, gadis itu merutuki kebodohannya untuk pergi ke London meskipun akhirnya ia bisa menghubungi Elvin. Tapi bukankah rentetan kejadian semalam hanya kebetulan? Terutama soal Elvin sampai akhirnya ia sakit?

"Sial! Sial!" Sam kembali merutuk. Ia segera meletakkan kepalanya diatas bantal dan memejamkan mata. Kepalanya kembali pusing luar biasa, ingatannya pun seolah kembali terputar.

Bukankah hari ini aku ada janji dengan Niall dan Zayn? Sialan! Batinnya.

Ia tak mungkin keluar flat sampai kondisinya benar-benar pulih. Niall pasti akan mencarinya, dan bagaimana dengan Zayn?

"Ah persetan!" dengusnya.

"Ada apa sih Sam?" Maggie kembali masuk ke kamar Sam dengan membawakan dua butir pil dan segelas air putih.

Recovery ♚ z.m [SLOW UPDATE]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن