[15] The Second Gifts

718 85 0
                                    

"kau mau pergi kemana nona manis?" Maggie menaikkan kedua kakinya diatas meja sambil memakan potato chips kesukaannya dengan merk tertentu, gadis itu tipe pemilih. Maggie sedang bermalas-malasan selama meninggalkan pekerjaannya seharian ini.

"berpesta sepanjang malam. Menurutmu?" Sam menaikkan sebelah alisnya. Maggie pun tertawa, "aku tahu, kau akan dijemput Niall kan?"

Sam seketika itu memandang kearah Maggie tak percaya, ia pikir hanya dirinya dan para personil One Direction yang tahu, "how do you know?"

"I'm not that dumb. Menurutmu dengan segala perlakuan spesial itu aku tak percaya bahwa Niall menyukaimu?" perkataan itu kembali membuat Sam tersadar, sebenarnya apa yang membuat Niall tiba-tiba bersikap seperti itu?

"kau menarik kesimpulan seperti itu?"

Maggie mengangguk tanpa keraguan sedikit pun dalam dirinya, "kau beruntung, Sam. Tapi ingat, dibalik semua itu, ujung-ujungnya kau akan berurusan dengan Directioners."

Sam makin tak mengerti, ia menghela napasnya perlahan, membuat beberapa indranya pun bekerja lebih baik, "aku tak tahu apa maksudmu."

Maggie menarik tubuhnya untuk mendekat, ia berbisik pelan, "aku salah satu dari Directioners, jadi mereka adalah sebutan bagi fans One Direction. Directioners itu orang-orang hebat, Sam. Mereka bisa membuat trending secepat penyebaran virus."

"I get it!" serunya lantas bergegas menuju ke kamarnya karena Niall akan datang 45 menit dari sekarang jika saja tak ada kendala seperti halnya macet di satu titik tertentu yang biasanya terjadi di jam makan malam seperti ini.

Sam mulai menyapukan make-up tipis ke wajahnya. Dan mengingat tadi Niall memberikan sesuatu padanya, isi dari kotak tersebut adalah gaun. Niall sepertinya benar-benar tahu selera Sam, apalagi ukuran tubuhnya dan itu membuat Sam bingung.

"Sam?" seseorang mengetuk pintu kamarnya saat gadis itu sedang memakai gaun tersebut. Sam mendengus, "tunggu sebentar."

"It's Zayn." katanya dari balik pintu. Sam langsung tersadar, ia melirik jam digital diatas nakasnya. Masih jam 06:30PM.

"wait.." Sam menarik gagang pintu dengan tiba-tiba. Beruntung gaunnya sudah tertutup rapi membalut tubuh indah gadis itu.

"hei." ujarnya canggung. Sam menatap kearah Zayn dengan penuh tanda tanya di kepalanya. Bagaimana bisa?

"kau sendirian?" tanya Sam, siapa tahu Zayn datang bersama Niall.

"sendirian. Sebenarnya, aku ingin memberikan ini." ia menyodorkan kotak kecil, Sam menebaknya sebagai perhiasan berupa kalung atau gelang. Itu hanya perkiraan, saat Sam menerimanya, terdengar bunyi gemerincing dari dalam.

Jantungnya memacu lebih cepat ketika Zayn tak sengaja menyentuh kulit tangannya, Sam mencoba menarik nafasnya perlahan, "kau hanya datang untuk memberikan ini?"

Zayn mengangguk kecil, "Niall akan siap disini dalam beberapa menit." matanya mengedip.

Sam tiba-tiba gugup, itu sama sekali bukan kehendaknya dan diluar dugaannya, tangannya bahkan bergetar dan gadis itu mencoba menyembunyikan kegugupannya dengan menggigit bibir bagian bawah, "terima kasih."

"aku harus segera kembali. Dan oh, aku mau kau memakainya nanti, aku mohon." potong Zayn cepat, ia bergegas melangkahkan kakinya menjauh.

Gadis itu memandangnya tak mengerti, namun kemudian ia membiarkan Zayn berjalan meninggalkannya.

"Mag? Kau dimana?"

Sam mencoba mencari dimana teman satu flat-nya yang satu ini. Apakah ia tidak terkejut dengan kedatangan Zayn barusan?

Recovery ♚ z.m [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang