19

698 75 0
                                    

Baca kalau belum pelupa!!

Di tekan yah Patrick star nya. Tinggal tekan yampun, apa susah nya sih.

Hargai Penulis

Happy Reading
________

Akhir-akhir ini Jungkook makin sering bergelut dengan pikirannya. Dan itu membuat beberapa orang yang dekat dengannya menjadi khawatir dengan kondisi Jungkook. Terlebih lagi Yoona dan Bangtan yang melihat adiknya sering melamun.

Jungkook sedang berada di taman saat ini, ia masih saja memikirkan hal hal yang di lihatnya saat baru sadar dari tidurnya waktu itu. Dan tanpa ia sadari ada empat orang yang mengintip nya di balik pohon dibelakang bangku taman yang di tempati Jungkook. Ya, mereka adalah sahabat baik Jungkook. Sooha, Soobin, Yeonjun dan Jiyong, mereka berempat terus memperhatikan Jungkook yang melamun sedari tadi.

"Astaga aku semakin khawatir dengan keadaannya teman-teman. Dia menjadi lebih sering melamun, apa sih yang ada di pikirannya saat ini?" ucap Yeonjun menatap Jungkook iba.

"Hei, Yeonjun aku kira kau bisa membaca pikiran? Kenapa kau tak tau isi pikirannya?" tanya Sooha yang diangguki Soobin dan Jinyoung. "Entahlah, aku tak bisa membacanya. Pikirannya dilindungi" ucap nya yang membuat tiga lainnya kebingungan.

"Ini sungguh aneh" gumam Jiyoung, Jiyoung tak pernah sekalipun melihat sahabatnya seperti itu. Yang dia tau adalah Jungkook sahabatnya selalu ceria setiap saat. Tapi kali ini dia menjadi berbeda sejak ia kembali masuk ke sekolah. Mereka berempat terus menatap Jungkook hingga mengalihkan antensi mereka pada seorang wanita yang berjalan menuju Jungkook. Mereka berempat mengenal wanita itu, wanita itu adalah Yoona.

Apa yang dilakukannya di sini? Itu yang mereka berepat pikirkan saat ini setelah melihat Yoona duduk di sebelah Jungkook. Mereka pun menajamkan pendengaran mereka agar dapat mendengar percakapan dua orang di depan. "Jungkook" Yoona memanggil Jungkook lembut. Tak ada respon sedikit pun dari Jungkook, ia masih saja melamun. Yoona mencoba sekali lagi, "Kau baik-baik saja?" namun masih tak ada respon sama sekali.

Okeh. Habis sudah kesabaran Yoona, empat orang yang ada di balik pohon menyadari itu dan merasa cemas. Pasalnya jika Yoona sudah habis kesabarannya tingkat kejahilan atau kemarahannya lebih besar dari marah biasa.

Yoona tersenyum, sedangkan yang di belakang bergidik ngeri. Yoona mengerakkan tangannya mengarah ke atas kepala Jungkook. Tak lama muncul air , lalu Yoona mengerakkan tangannya ke bawah. Air itu pun jatuh ke bawah sesuai gerakan tangan Yoona barusan.

Jungkook langsung tersentak dan terjungkal ke depan. Yoona hanya tertawa puas saat melihat Jungkook yang terjungkal ke depan. Jungkook mendengus, lalu berbalik menatap Yoona yang tertawa lepas. Lalu kembali duduk di sebelah Yoona sambil mempoutkan bibirnya layaknya anak kecil membuat siapa saja gemas dan bersiap mencubit pipinya.

"Apa yang noona lakukan? seragamku jadi basah" ucap Jungkook tanpa menatap Yoona. Yoona terkekeh lalu mengeluarkan element angin untuk mengeringkan Seragam Jungkook yang basah.

(Fyi : Di cast Yoona tidak punya element angin, element angin yang Yoona keluarkan tuh punya Hewan pendamping nya, Loni)

"Kau punya dua element noona?" tanya Jungkook saat Yoona mengeluarkan element angin. Yoona sudah selesai mengeringkan baju Jungkook kembali terkekeh lalu mengusak surai coklat milik Jungkook."Untuk apa aku disuruh mengurus semua misi Bangtan jika aku saja tidak sehebat mereka" ucap Yoona sambil masih mengusak surai Jungkook.

"Memangnya noona sehebat apa? Aku tidak melihat noona sehebat itu, hahaha" ucap Jungkook tertawa. Yoona yang mengusak surainya berhenti lalu memukul kepalanya.

"Ya! Anak nakal apa kau bilang? Kau nakal sekali, siapa yang mengajar mu seperti ini?" Yoona berdiri lalu berkacak pinggang. "Aduh Sakit" ucap Jungkook mengusap kepalanya. Yoona terus saja mengoceh membuat Jungkook terkekeh. "Ahhh.. Noona cerewet, dah" Jungkook berucap lalu meninggalkan Yoona sendirian di Taman. Yoona bedecak sebal lalu menghilang.

Sedangkan keempat orang yang ada di belakang menonton kejadian tadi tidak sadar Yoona sudah ada di belakang mereka . "Apa yang kalian lakukan disini?" okeh sudah bisa kalian tebak apa reaksi keempat orang ini. Ketiganya hanya terkejut biasa biasa saja, sedangkan satunya terkejut bukan main.

"Ahhhh Hantuuu" itu yang diucapkannya saat Yoona memegang bahunya. Yoona merasa kesal karena disebut hantu hanya menyilangkan tangannya di depan dada. "Ya. Tiang listrik apa yang kau lakukan? Itu senior Yoona" itu Yeonjun yang memang berada di sebelah Soobin. Soobin yang memang kagetan dari sana nya memiliki reaksi paling heboh.

"Maaf kami menguping senior" kali ini Sooha yang bicara. "Sudah tidak apa, kalian lebih baik kembali ke asrama sebelum aku menenggelamkan kalian" ucap Yoona menampilkan eye smile nya. Keempatnya bergidik lalu bangkit berdiri.

"Kalau begitu kami pamit permisi senior" ucap keempatnya membungkuk lalu pergi dari taman. "hahaha, astaga anak-anak itu lucu sekali" tawa Yoona pecah. Ia berniat berbalik menuju kursi taman di sebelah pohon, tapi tiba-tiba ada anak panah yang melesat padanya. Yoona yang memiliki reflek menghindar yang bagus segera mengihindar.

Anak panah itu tertancap pada batang pohon. Yoona melihat ada sesuatu yang terikat pada anak panah itu. Segera saja ia mengahampiri anak panah itu, mengambil sesuatu yang terikat disitu. Yoona mengernyitkan dahinya. "Sebuah surat?" sesuatu yang terikat pada anak panah itu adalah sebuat surat. Tanpa ragu ia segera membukanya, membacanya perlahan.

Setelah membaca semua kata-kata dalam surat itu, air mata melengos dari matanya. Lalu menjatuhkan surat yang dibacanya tadi, lalu ia terduduk di rumput, terisak dalam diam.

.

.

.

.

.

Di tempat lain yang sangat gelap dan memiliki aura gelap yang sungguh pekat. Terlihat lah seseorang berjubah hitam duduk di kursi kebesarannya.

Ia terlihat menyeringai saat para pengikutnya memberikan kabar baik baginya. "Bagaimana? Apa kau sudah mengirim surat itu?" tanya orang itu yang tak lain adalah pemimpin kelompok kegelapan Darkness.

"Sudah tuan" ucap pengikut tersebut membuat sang tua tertawa menggelegar. "Bagus, kita tinggal menunggu tiga bulan lagi saat bulan biru datang" ucap nya kembali tertawa.


To Be Continue

Bab ini sudah di revisi, kalau masih ada typo mohon di maklumi.

Walaupun cerita nya sudah tamat, tolong tetap di vote. Setidaknya hargai kerja keras saya menulis cerita ini. Anda tidak vote berarti anda tidak menghargai saya sebagai penulis.


R e v i s i

Minggu,
13 Maret 2022

©Dybi_soon

The Chaos : Fight Or EscapeWhere stories live. Discover now