[1] Agent of thirteen || Treasure 13

¶. seventythird

Jeongwoo berjalan angkuh masuk kedalam markasnya bersama Renjun,

Renjun memperhatikan sekitar dari markas Jeongwoo, yang lebih terlihat seperti sel,

Dimana di setiap sisi terdapat penjara dengan manusia tanpa pakaian, di penuhi luka dan juga kurus renta, teriakan memekakan telinga yang mengajukan kata 'tolong' menjadi backsound penambah dari kejamnya seorang Park Jeongwoo,

Renjun bergidik, ketika menyadari jika Jeongwoo lebih bahaya dari Yoshinori,

Siapa yang bisa menyangka di balik sifat periang dan penuh candaan, nyatanya Jeongwoo memiliki sisi psycho nya sendiri?

Renjun sedari tadi hanya membuntuti Jeongwoo berjalan menyusuri lorong yang di penuhi teriakan kesakitan dan kelaparan,

"Lo gak ngasih mereka makan, Park?" Tanya Renjun,

Jeongwoo hanya melirik kearah para tahanan sel,

"Masih perlu gue kasih makan disaat mereka ngambil hak orang lain? Gak adil itu, bro." Jawab Jeongwoo santai,

"They are the ones who dare to disturb the peace of the thirteen," lanjut Jeongwoo sembari membuka pintu berbahan besi,

Bau anyir darah langsung tercium di Indra penciuman Renjun, bahkan ia merasakan mual,

"LEPASKAN!"

"DASAR IBLIS!"

"ARGH!"

CTAK!

Jeongwoo mengangkat tangan kanannya memberi kode agar anak buahnya berhenti mencambuk mangsanya,

Jeongwoo berjalan dengan santai kearah lelaki yang kini sudah terkulai tidak berdaya dengan badan dipenuhi oleh sayatan akibat cambukan,

Jeongwoo menjambak rambut lelaki tadi dengan kasar, "Lo tau? Gue udah nyari Lo dari lima hari yang lalu, tepatnya saat tau kalo bang Jihoon di culik,"

Mengencangkan jambakannya hingga ia merasa bisa mengangkat seluruh rambut beserta dengan otak dari lelaki tak guna ini,

"Dasar iblis, tidak punya hati." Rintih lelaki tadi,

Jeongwoo tertawa, lalu membenturkan kepala lelaki tadi pada tembok di belakang tubuhnya,

Dugh!

Dugh!

Dugh!

"Gue itu malaikat, yang bisa berubah jadi iblis, sesuai dengan siapa yang ada di hadapan gue," ujar Jeongwoo sembari menarik kepala lelaki tadi agar menatapnya,

"Ini hari pertama kita ketemu kan? Sayangnya Lo langsung liat sisi iblis gue, karena kesalahan bodoh Lo,"

"Satu tetes darah yang kakak gue keluarkan, bahkan lebih berharga dari seribu tarikan nafas yang Lo hirup,"