Part 1

98 39 107
                                    

Assalamualaikum Gaess..
Apa kabar nih kalian semua?..

jangan lupa vote dan komen sebanyak banyaknya.

Belum aku revisi ya, jadinya maaf kalo ada yang kurang ngerti sama ceritanya.

Karena belom aku revisi jadi, maaf ya kalo penempatan tanda bacanya gak pas atau penempatan spasinya juga kurang.

Happy Reading 💞

Di pagi hari yang cerah ini, seorang gadis yang belum juga bangun dari tidurnya, padahal alarm yang dia pasang sudah berbunyi dari tadi dan dia belum bangun juga. Dan semalam pun ia tidurnya juga tepat jam 22:00 lalu, mengapa Ia bisa tidak dengar alarm berbunyi?

Suara orang yang sedang berjalan di tangga dan membangunkan gadis yang tengah tertidur pulas. Sampai di depan pintu kamar sang gadis, seorang perempuan dengan wajah yang cantik hingga kecantikan yang dimilikinya menurun ke anak gadisnya. Ya, dia mama dari gadis itu. Perempuan itu masuk ke kamar putrinya yang belum juga turun ke bawah untuk sarapan bersama.

Saat setelah beberapa kali mengetuk pintu kamar putrinya ternyata masih tak ada jawaban dari dalam kamar tersebut, sehingga ibunya pun masuk dan ketika melihat putrinya belum juga bangun langsung menggoyang goyangkan tangan gadis itu yang sedang memeluk guling tercintanya.

"Nak. Ayo bangun, ini udah jam berapa coba. Kamu kebanyakan begadang pasti nih," ucap sang ibu.

"Eeungghhh. Iya mah nanti 5 menit lagi aku rapih rapihnya," jawab gadis itu sambil menggeliatkan tubuhnya.

"Ayo nak bangun. Katanya mau bangun pagi dihari pertama MOS."

"Iya mah, emang udah jam berapa si mah."

"Jam 6:00. Tumben kamu di banguninnya susah, biasanya selalu bangun sendiri."

"Iya mah. Aku kan semalam belajar dulu sesudah nyiapin barang barang buat MOS, aku mau susu mah tapi mama yang buatin susunya. Jangan suruh bibi, aku kangen mama yang selalu buatin aku susu."

"Iya nanti mama buatin rasa apa maunya? "

"Rasa coklat aja mah."

"Ya udah cepat mandi sana, mama dan yang lain tunggu kamu di bawah."

"Iya mah. Aku mandi nih."

Setelah selesai mandi dan memakai seragam yang sudah ditentukan oleh OSIS untuk hari pertama. Dia pun tak lupa memakai skincare dan lip balm yang tidak berwarna, dia langsung turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya.

Gadis itu pun langsung menyapa keluarganya, sambil tersenyum manis. Mereka pun membalas sapaan gadis itu dengan senyuman pula.

"Ayah, nanti siapa yang nganter aku ke sekolah?" tanya gadis itu pada sang ayah.

Ayahnya tersenyum, lalu berkata, "Maunya sama siapa, ayah atau abang atau sama supir aja?"

"Iih ayah.. Aku serius tau," ucap gadis itu sambil memanyunkan bibirnya. Hingga membuat yang lainnya tertawa.

"Udah dek kamu sama abang aja gimana?" Abangnya berucap sambil mengusap kepala ade nya, lalu dicium pucuk kepalanya dengan rasa sayang.

"Abang ih, serius aku tuh. Jangan bercanda mulu dong!" Gadis itu mulai kesal, karena abangnya selalu saja paling bisa mengganggu mood baiknya.

"Ini abang juga serius kali dek. Kamu nya aja yang pagi pagi udah baperan, lagi datang bulan emang kamu?"

Gadis itu pun dengan wajahnya yang sedikit kesal karena abangnya itu memang suka bikin dia ngambek terus, tapi meskipun begitu dia tetap sayang karena abangnya itu, abang yang baik dan selalu memanjakan adiknya.

Gadis itu selalu bersyukur memiliki keluarga yang sangat baik dan tidak pernah bertengkar, kalaupun ada masalah sedikit langsung di selesain hari itu juga dan tidak pernah main kasar meskipun abang lelakinya sering bikin onar terus. Dia juga sangat bersyukur di keluarganya tidak memiliki sifat sombong dan pelit, meskipun keluarganya dikenal banyak orang diluar sana.

"Nak, kamu beneran gak mau sekolah diluar negeri saja?" tanya Radit - ayah dari 2 anak itu.

Radit Margantana. Seorang CEO yang terlahir dengan otaknya yang cerdas, hingga membuat dia memiliki saham dan perusahaan dimana - mana. Jangankan perusahaannya yang banyak, bahkan banyak juga yang ingin bekerja sama dan menandatangani kontrak kerja dengannya. Jadi jangan heran jika kedua anaknya itu terlihat begitu pintar dalam hal apapun.

                                    ****

Setelah selesai makan, gadis itu pun langsung siap - siap untuk menuju ke mobil. Tetapi tak lupa menyiapkan bekal untuk di makan nanti disekolah.

"Sana dek, buruan nanti terlambat," ucap Rangga - sang kakak yang selalu mencubit pipi adiknya dengan gemas, sehingga gadis itu pun bisa marah atau pun ngambek.

Rangga Putra Margantana. Manusia yang tidak memiliki sifat dingin, namun dia tipikal lelaki cuek dan jika dengan orang lain yang belum akrab dengannya terlihat lah seperti cold boy. Padahal aslinya bobrok sama seperti murid pada umumnya. Dia memang ganteng, wajar apabila banyak di sukai para wanita diluar sana. Dia bukan tipe cowok pelit dan malahan dia juga terbilang aneh gitu, karena disaat sahabat - sahabatnya itu ingin memiliki kekasih atau pacar namun tidak dengannya. Jika di tanya apa alasannya? Dia pasti menjawab 'gue mau fokus dulu ke karir', memang dia juga sekalian belajar cara mengurus perusahaan dengan baik dan benar agar nanti dia jadi tau ketika sang ayah menyuruhnya untuk jadi pengurus selanjutnya. Dia juga murid SMA yang satu sekolah dengan adiknya, memang dia sengaja menyuruh kedua orang tua nya agar adiknya itu bisa masuk ke sekolahan yg sama dengan dirinya, supaya bisa menjaga adiknya lebih dari biasanya.

Meskipun cuman beda kelas tetapi, kewajiban sebagai seorang kakak untuk menjaga adiknya itu makin terbilang was was. Karena sebagian murid laki - laki atau bahkan sahabatnya saja menyukai adiknya itu. Memang banyak yang belum tau bahwa dia memiliki adik perempuan yang sangat cantik, apa lagi adiknya itu lulusan dari luar negeri.

Mengapa bisa teman - teman abangnya bisa ketemu dia? Sedangkan adiknya aja lulusan dari luar negeri, bagaimana mereka bisa tau?

Jadi waktu itu pas pengambilan rapot kenaikan kelas 11 di SMA, adiknya itu dateng bersama mamanya dan semua mengira bahwa gadis itu pacar nya. Karena Rangga memanggilnya dengan sebutan sayang dan gadis itu pun menjawab iya, ganteng nya aku.

Dan sampai sekarang pun tak ada yang mengetahui kalo Rangga dan gadis itu saudara kandung adik dan kakak. Memang banyak yang bertanya-tanya tentang adiknya itu, namun dia hanya mendiaminya saja. Meskipun pertanyaan tersebut diajukan bukan untuknya melainkan ke temannya yang ada disebelahnya Rangga, namun rangga tetap lah Rangga yang tidak banyak bicara meskipun bobrok juga.

"Eh nak, ini botol minum kamu ketinggalan," ucap Rina - mama dari gadis itu

Rina Merlianda. Nyonya besarnya Margantana dikeluarga kecil mereka. Tetapi kalo didalam keluarga besarnya dia tetap lah nyonya besar Margantana yang posisinya dibawah ibu mertuanya. Banyak yang memanggil dia Nyonya Margantana dan banyak pula yang memanggil dia dengan sebutan ibu Rima yang mengartikan Rina Margantana . Seorang istri dari CEO yang terbilang sangat ramah, baik, anggun, cantik dan juga sangat lembut. Rima juga memiliki usaha bisnis seperti : toko roti, restoran, butik dan masih ada lainnya yang ia punya. Masing - masing usaha bisnisnya memiliki banyak cabang dimana - mana.

                       Bersambung

Oh iya maaf kalo dipart ini ceritanya sedikit atau malah kebanyakan ? Coba deh kalian jawab ya

Our Story (TAMAT)Where stories live. Discover now